Akhir-akhir ini, tujuan travelling memang semakin beragam. Ada orang yang lebih suka mencari spot-spot aesthetic instagramable, berburu kuliner di restoran dan kafe hits, atau datang ke tempat wisata ikonik dan legendaris. Bahkan, ada juga orang sengaja melakukan sleep tourism.

Apa itu sleep tourism? Ini adalah fenomena unik ketika orang-orang rela travelling hanya untuk tidur dan beristirahat. Tujuannya agar pola dan kualitas tidur membaik tanpa ada gangguan yang  berarti. Fenomena ini sedang tren dan naik daun di kalangan anak muda. 

Karena itu, berikut adalah ulasan tuntas tentang sleep tourism, mulai dari definisi, alasan tren ini jadi populer, manfaat, dan informasi penting lainnya!

Mengenal Sleep Tourism Lebih Dekat

Tahukah Anda jika sepertiga orang dewasa di seluruh dunia sering kali kurang tidur?[1] Jika hal ini hanya terjadi satu atau dua kali, mungkin dampaknya tidak akan terlalu terasa. Namun, bila Anda terus menerus kurang tidur, sadar tidak sadar aktivitas harian pasti akan terganggu. 

Semakin hari, semakin banyak orang yang mulai menyadari hal ini. Inilah alasan mengapa fenomena sleep tourism muncul dan tumbuh subur di era modern ini. Sebuah riset bahkan mengungkap kalau sleep tourism market size mencapai USD 74.54 miliar di tahun 2024 dan diprediksi naik 12.4% dari tahun 2025-2030.[2]

Bisa dibilang, sleep tourism adalah travelling untuk tidur. Banyak orang memaknai fenomena ini sebagai tren “pindah tidur ke hotel” saja, namun ternyata maknanya jauh lebih luas. Anda juga melakukan self-care, healing, dan hal-hal lain yang bisa membantu meningkatkan kualitas tidur. 

Karena market size yang terus meningkat, hotel, villa, dan penginapan lain mulai memfasilitasi tren ini dalam beberapa tahun terakhir. 

Misalnya dengan:

  • Meningkatkan kualitas kamar, mulai dari bedding yang nyaman, pengontrol suhu berkualitas, hingga teknologi sound proof dan sound canceling.
  • Menawarkan Pillow Menus, yang terdiri dari pilihan bantal. Anda bisa memilih bantal yang terbuat dari bulu angsa, memory foam, dan lain-lain agar tidur lebih pulas. 
  • Menawarkan layanan spa dan self-care lain. 
  • Memberikan sleep kit, yang terdiri atas body butter, bantal, cooling eye mask, teh, dan coklat panas.
  • Menawarkan aktivitas tertentu yang bisa membantu meningkatkan kualitas tidur. 

Alasan Tren Sleep Tourism Muncul

Setelah mengenal apa itu sleep retreat atau tourism, kini saatnya mencari tahu alasan kenapa tren ini muncul. 

Ada beberapa alasan yang melatar belakanginya, yaitu:

  • Gaya hidup serba cepat, sehingga orang-orang hanya ingin beristirahat sejenak.
  • Sibuk kerja sampai burnout, yang membuat produktivitas menurun. 
  • Kelelahan kronis, sampai mengurangi kualitas tidur. 
  • Insomnia akibat paparan paparan gadget dan stres. 

Sleep Tourism Cocok untuk Siapa?

Sebenarnya, semua orang berhak untuk mengikuti tren sleep tourism. Khususnya jika Anda:

  • Para profesional muda yang ingin istirahat sejenak setelah sibuk bekerja.
  • Ibu rumah tangga yang kelelahan mengurus rumah, suami, dan anak.
  • Pebisnis yang ingin recharge total
  • Mahasiswa yang stress belajar, khususnya saat menghadapi skripsi, tesis, atau disertasi di tingkat akhir. 

Kenapa Harus Memperbaiki Pola dan Kualitas Tidur? 

Meskipun beberapa orang menganggapnya sebagai tren sesaat, namun sebenarnya ada banyak manfaat sleep tourism bagi kesehatan fisik dan mental. 

Jika pola dan kualitas tidur baik, Anda bisa mendapatkan manfaat berikut:

1. Menjaga Kesehatan Mental

Gangguan tidur sering kali dikaitkan dengan tingkat tekanan psikologis yang lebih tinggi, termasuk anxiety dan depresi. Hal ini karena pola dan kualitas tidur yang buruk bisa meningkatkan respons emosional negatif terhadap stresor. Pada saat bersamaan emosi positif pun kian menurun.[3]

Jadi, untuk menjaga kondisi mental agar tetap stabil, pastikan Anda tidur cukup dan berkualitas. Cara ini bisa menurunkan risiko stress, anxiety, depresi, dan gangguan kesehatan mental yang lain. 

2. Meningkatkan Sistem Imun

Selain berpengaruh pada kesehatan mental, kurang tidur juga punya pengaruh besar pada kesehatan fisik Anda. Ketika kualitas tidur buruk, sistem imun akan terganggu. Hal ini bisa memicu peradangan kronis dan juga peningkatan risiko infeksi patologi.[4]

Karena itu, usahakan untuk tidur setidaknya 7-8 sehari agar sistem imun bisa recharge dengan lebih maksimal dan bisa berfungsi dengan lebih optimal. 

3. Meningkatkan Produktivitas

Sadar tidak sadar, tidur juga punya pengaruh besar pada produktivitas. Pasalnya, kurang tidur bisa membuat Anda sulit fokus, sulit konsentrasi, tidak bisa berpikir jernih, dan tidak bisa berpikir kreatif. Selain itu, Anda juga rentan lelah, yang membuat produktivitas turun drastis.[5]

Mengingat semua manfaatnya, tidur berkualitas adalah sebuah kebutuhan, bukan kemewahan. Semua orang membutuhkannya. Hal inilah yang dipahami oleh Domi. Karena itu, Domi menciptakan Domi Bliss Mattress, kasur yang dirancang untuk menghadirkan pengalaman tidur sekelas hotel premium. 

Jadi, Anda tidak perlu terlalu sering melakukan sleep tourism karena bisa mendapatkan kenyamanan yang sama langsung dari rumah. Kasur ini memadukan material terbaik dengan kombinasi lapisan sempurna, yang bisa memberi kenyamanan dan dukungan ekstra saat tidur. Jadi, ayo coba sekarang juga!

Jika dilihat dari luar, tidur hanya dimaknai sebagai rutinitas harian yang wajib dilakukan untuk istirahat. Namun, ternyata aktivitas ini punya filosofi yang lebih dalam. Jadi, tidak heran jika ada negara yang punya tradisi tidur unik. Misalnya seperti kebiasaan tidur orang Jepang yang beda dengan di Indonesia. 

Jika Anda bertanya-tanya orang Jepang kalau tidur pakai apa, mereka suka memakai futon. Berbeda dengan orang Indonesia yang lebih suka memakai kasur busa, spring bed, atau kapuk. Futon sendiri adalah kasur tipis, datar, dan berisi bahan lembut yang digunakan untuk tidur di lantai atau di bingkai kayu.[1]

Pemilihan futon ini bukan tanpa alasan. Karena itu, pelajari makan di balik tidur memakai futon dan kebiasaan-kebiasaan tidur orang-orang dari negara lain yang tidak kalah unik!

Kenapa Orang Jepang Suka Memakai Futon?

Sumber: Wikimedia/@Micha L. Rieser edited by Canva

Kalau melihat dari sejarahnya, orang Jepang sudah menggunakan futon untuk tidur sejak zaman dulu. Pada waktu itu, hanya bangsawan kaya raya saja yang bisa menggunakannya. Sedangkan orang biasa tidur dengan memakai tikar. Tujuannya agar tubuh tidak kepanasan di musim panas dan tidak kedinginan di musim dingin. 

Namun, pada abad ke-18, penggunaan futon jadi lebih luas. Pada saat itu, kapas dan katun sudah lebih mudah ditemukan. Jadi, biaya untuk membuat futon tidak semahal dulu. Hasilnya, kasur ini bisa diproduksi secara masal dan mulai digunakan oleh orang Jepang, dari dulu hingga sekarang.

Jika kebanyakan orang di dunia beralih ke kasur yang lebih modern, kebanyakan orang Jepang masih mempertahankan cara tidur yang tradisional ini. 

Alasannya sederhana, yaitu karena:

1. Prinsip Minimalis & Efektivitas Ruang

Bentuk kasur futon Jepang itu unik karena bisa dilipat hingga menjadi tempat duduk. Ada tiga bagian di dalamnya, yaitu shikibuton (matras), kakebuton (selimut), dan makura (bantal). Karena bisa dilipat, kasur ini jadi lebih mudah dirapikan. Sangat ideal untuk orang-orang yang mengedepankan efektivitas ruang.

Selain itu, kasur ini juga mencerminkan budaya Jepang yang serba sederhana dan praktis. Selama nyaman dan bisa melindungi dari dingin dan panas, maka mereka tidak ragu untuk terus menggunakan kasur ini di zaman modern seperti sekarang.

2. Baik untuk Kesehatan

Bagi yang belum tahu bagaimana orang Jepang tidur, mereka biasanya hanya menggelar futon atau bingkai kayu di lantai dan tidur di sana. Namun jangan salah, karena meski sederhana ada manfaat kesehatan yang bisa Anda rasakan saat tidur di kasur ini. 

Kasur Jepang terkenal antidebu dan antijamur karena lebih mudah untuk dijemur di bawah sinar matahari dengan lebih rutin. Selain itu, futon juga firm, sehingga bisa menyelaraskan tulang belakang dan membenarkan postur saat tidur. Ini ideal untuk Anda yang rentan sakit punggung.[2]

Kebiasaan-Kebiasaan Tidur Unik di Negara Lain

Setelah tahu apa yang digunakan orang Jepang untuk tidur, kini saatnya untuk mengintip kebiasaan tidur unik di negara lain. 

1. Kebiasaan Tidur Orang Korea

Sumber: Freepik/@kstudio edited by Canva

Tidak jauh berbeda dengan orang Jepang, orang Korea juga terbiasa tidur di lantai. Karena itu, mereka menciptakan ondol, sistem pemanas lantai di rumah tradisional yang bisa melindungi mereka dari suhu dingin di musim dingin. Uniknya, ondol sudah ada sejak tahun 900-800 SM.[3]

Inilah kebiasaan tidur orang Korea yang sangat mencolok. Mereka mementingkan suasana kamar yang tenang dan hangat agar bisa rileks dan beristirahat dengan nyaman.

2. Kebiasaan Tidur Orang Skandinavia

Sumber: Freepik/@freepik edited by Canva

Berbeda dengan orang Jepang dan orang Korea yang suka tidur di lantai, sebenarnya orang Skandinavia lebih suka tidur di kasur modern. Namun uniknya, jika tidur berdua, mereka akan menggunakan dua selimut yang berbeda. Ini tentu tidak seperti orang Indonesia yang lebih suka berbagi selimut yang sama. 

Kebiasaan tidur ini dinamakan Scandinavian Sleep Method. Tujuan utamanya adalah agar kualitas tidur lebih optimal karena tidak terganggu oleh pergerakan orang di samping Anda. Biasanya dilengkapi dengan gaya kamar yang serba putih, natural, dan rapi, yang mendukung rasa tenang.

Hal-Hal yang Bisa Dipelajari dari Kebiasaan Tidur Negara Lain

Ketika melihat tiga budaya tidur di atas, sebenarnya ada banyak hal yang bisa Anda pelajari, seperti:

  • Pentingnya dukungan fisik untuk tidur, seperti permukaan tidur yang firm atau medium firm. Tujuannya agar bisa mendukung postur tidur dan menyelaraskan tulang belakang dengan lebih baik. 
  • Kehangatan dan ketenangan itu sangat penting untuk tidur berkualitas.
  • Menata ulang kamar tidur dengan konsep minimalis bisa jadi pilihan untuk hidup yang lebih praktikal.
  • Pilih bedding yang paling nyaman, mengingat kini sudah ada banyak opsinya.

Salah satu pilihan bedding terbaik adalah Domi Plush Hybrid. Kasur ini menggabungkan kenyamanan khas kasur Jepang (di lantai namun tetap empuk) dan kehangatan ala kasur Korea (supportive dan cozy). Desain kasurnya juga elegan seperti kasur Skandinavia yang terkenal minimalis dan fungsional.

Kasur ini adalah kasur pertama Domi yang menggunakan premium Korean microfiber. Bahan ini sangat populer sebagai bahan bantal dan guling Domi. Ideal bagi semua orang yang mendambakan tidur nyaman dan berkualitas setiap malam, berkaca pada kebiasaan tidur orang Jepang, Korea, dan Skandinavia.

Apakah Anda pernah tidak bisa bergerak dan bicara sama sekali saat terbangun dari tidur? Orang tua zaman dulu menyebutnya sebagai ketindihan. Menurut mereka, hal ini terjadi karena ada hantu yang tidur di atas tubuh. Tapi, benarkah hantu adalah alasan ketindihan saat tidur?

Kalau dilihat dari ciri-ciri ketindihan saat tidur, sangat masuk akal jika banyak orang mengaitkannya dengan hantu. Pasalnya, di situasi ini Anda sering kali melihat ada orang lain di dalam kamar. Kadang-kadang, orang itu terasa seperti menindih Anda sehingga muncul rasa takut, panik, dan sebagainya.

Meskipun sering dikaitkan dengan hal-hal mistis, sebenarnya ada penjelasan ilmiah soal fenomena ini. Karena itu, ayo pelajari lebih jauh tentang macam-macam, pemicu, dan cara mencegahnya!

Mengulik Mitos dan Fakta soal Ketindihan

Meskipun mitos ketindihan sangat berkaitan erat dengan hal mistis, namun sebenarnya fenomena satu ini cukup umum terjadi. Sekitar 7,6% dari populasi global setidaknya pernah mengalaminya satu kali seumur hidup.[1] Beberapa dari mereka bahkan merasakannya lebih dari satu kali.

Dalam bahasa medis, fenomena ini dikenal dengan nama sleep paralysis. Biasanya terjadi di fase REM (Rapid Eye Movement). 

Selama fase ini, semua otot tubuh Anda akan mengalami relaksasi total sehingga tidak bisa bergerak sama sekali. Namun, saat sleep paralysis, otak Anda tiba-tiba aktif. Akibatnya, otak Anda terkadang mengalami halusinasi visual. Sekitar 75% orang yang mengalami ketindihan mengalaminya.[2] 

Ada tiga kategori halusinasi yang umum terjadi, yaitu:

  • Sleep paralysis demon (ketindihan setan), terjadi ketika ada orang atau makhluk lain yang dianggap berbahaya. Hal ini memicu perasaan tertekan pada toraks dan membuat Anda tidak bisa bicara. Sering kali hal ini disertai oleh rasa cemas dan mati rasa.[3]
  • Incubus hallucination, terjadi ketika ada orang yang seolah-olah menindih tubuh Anda dan membuat dada terasa sesak. 
  • Vestibular-motor hallucination, terjadi ketika tubuh seakan terbang atau jiwa keluar dari raga. 

Macam-Macam Ketindihan

Setelah tahu mitos dan faktanya, kini saatnya untuk mengenal apa saja Macam-macamnya. Setidaknya ada 2 jenis ketindihan yang umum di dunia medis, yaitu:

  • ISP, biasanya hanya terjadi sesekali. Semua orang bisa merasakan ketindihan yang satu ini tanpa harus punya gangguan tidur lain.
  • RISP, biasanya terjadi berulang kali. Hanya orang yang punya gangguan tidur saja yang bisa merasakan ketindihan ini, misalnya narkolepsi.

Pemicu Ketindihan

Sebenarnya, penyebab ketindihan saat tidur itu sangat beragam. Namun, pemicu yang paling umum adalah:

1. Stres dan Kelelahan

Ketika merasa stres dan lelah, Anda lebih rentan mengalami ketindihan daripada saat sedang normal. Hal ini biasanya terjadi gara-gara ada gangguan pada siklus tidur normal. Jika biasanya Anda tidur 7-8 jam sehari, ketika siklusnya terganggu Anda sangat mungkin mengalami fenomena ini. 

2. Mengalami Masalah Mental

Selain itu, Anda juga lebih rentan mengalami ketindihan jika punya masalah mental. Faktanya, 31,9% pasien psikiatri pernah mengalami fenomena ini setidaknya satu kali.[1] Selain karena tidur yang kurang berkualitas, halusinasi juga lebih rentan terjadi. 

3. Punya Gangguan Tidur Narkolepsi

Orang yang punya gangguan tidur narkolepsi sering kali memasuki fase REM lebih cepat dari orang lain. Jika pada situasi normal Anda bisa masuk ke fase REM setelah 60-90 menit, maka orang yang punya narkolepsi bisa masuk ke fase tersebut dalam waktu 15 menit.[4] Jadi, lebih rentan mengalami ketindihan.

Tips Mencegah Ketindihan

Jika Anda penasaran tentang apakah ketindihan itu berbahaya, maka jawabannya adalah tidak. Namun, jika terjadi secara berulang, ini tentu bisa mengganggu kualitas tidur Anda. Hasilnya, Anda merasa lelah dan tidak fit setelah bangun tidur.

Karena itu, ada beberapa cara mengatasi ketindihan saat tidur, yaitu:

  • Jangan panik dan jangan paksakan untuk bergerak karena bisa membuat halusinasi semakin parah. 
  • Coba atur napas dan biarkan tubuh tetap rileks, anggap bahwa semua halusinasi yang terjadi hanya mimpi belaka. 
  • Jaga pola tidur, setidaknya 7-8 jam perhari dan usahakan untuk tidur di waktu yang sama setiap hari. 
  • Kurangi konsumsi kopi, teh, dan kafein lain. 
  • Segera konsultasikan dengan dokter jika memiliki narkolepsi atau gangguan tidur lain, jangan sampai fenomena ini mengganggu aktivitas Anda sehari-hari. 
  • Segera cari distraksi ketika sedang stress. 
  • Buat manajemen waktu yang baik, jangan sampai Anda mengalami kelelahan kronis. 
  • Ciptakan suasana tidur yang nyaman. 
  • Pilih tempat tidur yang berkualitas.

Mengingat kebutuhan Anda akan tempat tidur yang berkualitas, Domi punya solusinya. Solusinya adalah Cloud Hybrid, yang memberikan sensasi seperti tidur di atas awan. Pas untuk Anda yang produktif dan butuh tidur nyenyak sepanjang malam. Kasurnya empuk dan mampu memberi support yang ideal. 

Tidur di kasur ini bisa menjadi salah satu cara mencegah ketindihan saat tidur. Pasalnya, kualitas tidur Anda membaik dengan kombinasi quilted ultra soft cover, hybrid comfort foam, green tea latex, memory foam, 18cm pocket spring, dan beberapa foam berkualitas lain. Jadi, ayo coba kasur Cloud Hybrid sekarang juga!

Manfaat meditasi sebelum dan setelah tidur ibarat tombol reset untuk otak yang lelah terlalu banyak buka tab, seperti laptop yang tidak pernah mati. Sebelum tidur, kita butuh shutdown; setelah bangun, harus reboot dengan tenang. Tapi sayangnya, gaya hidup sekarang cenderung bikin pikiran selalu aktif sebagai default-nya. 

Nah, meditasi bisa jadi ritual sederhana yang bantu mengembalikan keseimbangan. Yuk, gali manfaat meditasi sebelum dan setelah tidur secara menyeluruh!

1. Detoks Mental sebelum Tidur

Pikiran yang penuh tidak hanya memicu susah tidur, tapi juga bikin tidur jadi tidak benar-benar istirahat. Makanya, meditasi sebelum tidur bisa berperan sebagai cleansing system yang menghapus jejak stres dan notifikasi mental sekaligus sisa beban hari itu. 

Saat Anda duduk tenang dan fokus pada napas, tubuh mulai masuk ke mode parasimpatik—mode “santai total” yang sinyalnya sering terabaikan.[1] Inilah bentuk relaksasi sebelum tidur yang paling esensial: bukan melamun, tapi benar-benar release.

2. Meredam Overthinking Malam Hari

Begitu lampu dimatikan, justru pikiran mulai ribut. Nah, meditasi membantu menurunkan kadar kortisol, yaitu hormon stres yang jadi bahan bakar utama overthinking. Dengan latihan fokus sederhana, Anda mengajak otak berhenti “menyusun skenario” di kepala, yang belum tentu terjadi. 

Ini memang bukan solusi instan, tapi meditasi bisa jadi cara mengatasi overthinking malam hari yang paling efektif. Dengan memberi ruang bagi pikiran untuk tenang, otak tidak perlu terus menjelaskan segalanya. Lagipula, detoks mental berawal dari diam yang Anda usahakan.

3. Mengurangi Potensi Mood Buruk di Pagi Hari

Kadang kita bangun dengan hati yang kurang enak, entah karena mimpi aneh, sisa stres kemarin, atau mood yang belum beres. Nah, meditasi pagi hari membantu emosi tersebut mengendap sebelum Anda mulai menghadapi dunia. 

Dengan napas yang tenang dan pikiran jernih, pagi jadi momen reset emosional. Percayalah, satu menit yang tenang bisa menyelamatkan satu hari penuh.

4. Fokus Tajam Bukan Cuma dari Kopi

Setelah mood pagi lebih stabil, langkah berikutnya adalah membuat otak crystal clear. Riset menunjukkan bahwa hanya 10 menit meditasi bisa meningkatkan aktivitas di bagian otak yang bertanggung jawab untuk fokus mengambil keputusan.[2] 

Inilah  salah satu manfaat mindfulness untuk fokus yang jarang orang sadari. Jadi selain menenangkan, manfaat meditasi sebelum dan setelah tidur juga terletak pada kejernihan mental yang nyata sepanjang hari.

5. Mengurangi Risiko Sleep Disorder

Setelah fokus tajam tercapai, meditasi juga bekerja di belakang layar sebagai yang mengatur ulang jam biologis tubuh. Latihan mindfulness yang konsisten bisa bantu ritme sirkadian lebih stabil, yang jadi fondasi tidur sehat. Artinya, Anda tidak hanya lebih fokus tapi juga lebih siap untuk istirahat tanpa drama. 

Ini kunci mencegah gangguan tidur ringan sebelum berubah jadi insomnia kronis. Dan bonusnya? Imun naik, mood pun jadi lebih seimbang sepanjang hari.[3]

6. Transisi Tidur Lebih Natural

Banyak orang mencari cara tidur lebih cepat, tapi lupa kalau yang lebih penting adalah transisinya. Nah, meditasi membantu tubuh masuk ke fase tidur dengan lebih smooth—tanpa “mental shock” yang bikin mata tiba-tiba melek lagi. Justru di 90 menit pertama inilah kualitas tidur dibentuk. 

Kalau transisinya smooth, tubuh juga bisa masuk deep sleep lebih cepat, dan bangun dalam kondisi lebih segar.

7. Menghubungkan Tubuh dan Pikiran

Photo by pressfoto on freepik

Meditasi mengembalikan keseimbangan t ubuh dan pikiran, sehingga tidur bukan hanya rebahan sampai gelap, tapi momen terkoneksi sepenuhnya dengan diri. Sebelum tidur, Anda masuk dengan sadar; setelah bangun, Anda hadir dengan utuh. 

Inilah bedanya tidur yang mindful: selain durasi, kualitasnya juga terjaga. Efeknya memang tidak instan, tapi akan terasa jangka panjang.

Cara Melakukan Meditasi Mindfulness di Tempat Tidur

Photo by jcomp on freepik

Meditasi di tempat tidur tidak harus formal atau kaku. Anda cukup:

  • Berbaring nyaman dan tarik napas dalam.
  • Scan tubuh dari ujung kaki ke kepala.
  • Lepaskan pikiran dan biarkan lewat tanpa ditahan.

Waktunya fleksibel—malam untuk lepas penat, pagi untuk fully present. Namun, tentu saja, semua ini akan lebih efektif kalau alas tidur juga mendukung proses meditasi yang tenang dan stabil.

Kasur yang Mendukung Meditasi dan Tidur No Drama

Photo by Domi Bed on Shopee

Meditasi memerlukan ruang yang mendukung—bukan soal hening saja, tapi juga sensasi fisik yang stabil dan nyaman. Domi Euro Mattress hadir sebagai medium firm mattress premium dengan kain adaptive dingin yang merespons suhu tubuh sehingga permukannya tetap sejuk plus kering. 

Kenapa ini penting? Karena tubuh Anda butuh:

  • Permukaan stabil untuk menjaga alur napas tetap tenang.
  • Kasur tanpa bunyi maupun getaran agar fokus tidak pecah.
  • Pengaturan suhu alami yang bikin meditasi tidak terganggu keringat apalagi gerah.

Domi Bed bukan sekadar alas tidur, tapi juga zona reset pikiran dan tubuh. Malam hari, Anda bisa lepas beban mental. Pagi hari, Anda bangun dengan versi terbaik diri sendiri. Yuk, rasakan sendiri kenyamanan ini dan praktikkan manfaat meditasi sebelum dan setelah tidur dengan cara paling sederhana: mulai dari kasur yang tepat.

Istilah hypnic jerk mungkin terdengar asing, tapi Anda hampir pasti pernah mengalaminya. Ini adalah sensasi seperti tubuh tersentak jatuh dari ketinggian saat baru mulai tidur. Selain aneh dan bikin kaget, hal ini juga berpotensi bikin sulit tidur lagi. Namun, tidak perlu khawatir karena Anda tidak sendirian. 

Yuk, cari tahu kenapa hypnic jerk bisa terjadi, apakah berbahaya, dan bagaimana pencegahannya agar tidur kembali tenang dan nyenyak.

Tersentak sebelum Terlelap? Artinya Tubuh Sedang Memberi Sinyal

Hypnic jerk adalah kondisi saat tubuh tiba-tiba tersentak saat memasuki fase awal tidur, seolah-olah Anda terjatuh dari ketinggian padahal sedang rebahan manis di kasur. Dalam istilah medis, fenomena ini dikenal sebagai hypnagogic jerk atau sleep start. 

Sensasinya juga bisa disertai detak jantung yang mendadak cepat dan tarikan napas serta rasa panik sesaat. Sekitar 60-70% orang pernah mengalaminya dan sering menganggapnya hal sepele.[1] Hypnic jerk terjadi karena otak salah tafsir transisi tubuh yang mulai rileks sebagai tanda bahaya.

Hypnic Jerk dan Penyebabnya

Hentakan kecil sebelum tidur ini bisa saja terjadi akibat pola hidup yang terlalu padat. Dari kelelahan dan stres hingga kebanyakan kafein dan olahraga malam, tubuh jadi sangat aktif padahal otak harusnya tenang. 

Otak kemudian panik karena tubuh tiba-tiba terlalu rileks, sehingga ia mengirim sinyal dengan menciptakan sleep twitch sebagai bentuk “rem” darurat. Apabila ini terjadi terus menerus, lama-lama muncul rasa takut untuk tidur atau hypnic jerk insomnia. 

Ketika kecemasan dan kurang tidur berjalan bersamaan, maka ini akan jadi lingkaran setan. Awalnya mungkin hanya refleks tubuh, tapi bisa jadi gangguan tidur jangka panjang. Apalagi kalau ada rasa nyeri atau gangguan saraf yang menyertainya, sebaiknya Anda harus waspada. 

Oleh karena itu, penting untuk lebih dari sekadar mengabaikan hentakan kecil ini. Kadang, sinyal tubuh paling penting justru datang dari hal yang paling subtle.

Cara Cerdas Mengurangi Hypnic Jerk Tanpa Drama

Photo by look on freepik enhanced by DALL-E

Apabila tubuh terus-menerus tersentak saat hendak tidur, artinya ada yang harus dibenahi dari sistem “istirahat” Anda. Refleks seperti ini bisa jadi tanda kalau kualitas tidur optimal belum tercapai. Jangan tunggu sampai tidur jadi momok apalagi kalau sudah mulai takut terlelap. 

Sebelum melangkah ke ruang praktik dokter, ada beberapa hal yang bisa Anda benahi sendiri di rumah:

  • Tidur cukup dan konsisten setiap hari,termasuk akhir pekan.
  • Ciptakan kamar yang sejuk dan minim cahaya serta bebas dari suara berisik.
  • Kurangi konsumsi kafein dalam bentuk apa pun dan hindari olahraga berat di malam hari.
  • Luangkan waktu untuk winding down, seperti journaling, baca buku ringan, atau meditasi.
  • Konsumsi magnesium lewat makanan atau dalam bentuk suplemen sesuai anjuran dokter.
  • Pijat ringan atau stretching lembut sebelum tidur.
  • Evaluasi kasur dan tempat tidur—kadang tubuh sulit tidur tenang karena permukaan terlalu keras, berbunyi, atau memantul.

Kalau Anda sudah mencoba semua cara ini dan gangguan masih terjadi hampir setiap malam, apalagi disertai nyeri atau efek lain terhadap fungsi tubuh, saatnya konsultasi medis.

Hidup dinamis menjadikan kasur 2 sisi lebih dari sekadar tren, tapi juga jawaban cerdas. Entah tidur sendiri atau bareng pasangan, habis olahraga atau ganti-ganti posisi tidur tiap malam, kasur konvensional relatif sering gagal mengikuti kebutuhan Anda yang terus berubah itu. 

Namun, tidak perlu khawatir—ada solusi fleksibel yang bisa menyesuaikan dengan gaya tidur Anda kapan saja. Yuk, kenalan lebih dekat dengan kasur 2 sisi yang siap jadi game changer tidur Anda!

Apa Itu Kasur 2 Sisi?

Photo by Domi Bed on Shopee

Bayangkan Anda punya satu kasur, tapi rasanya seperti dua—itulah konsep kasur 2 sisi, atau yang juga dikenal dengan dual comfort mattress

Satu sisinya empuk dan memeluk tubuh, ideal buat malam-malam santai atau saat badan perlu relaksasi. Sementara itu, sisi lainnya lebih kokoh, sehingga ideal buat menopang punggung dengan mantap saat Anda perlu postur tidur yang lebih stabil.

Kasur 2 sisi adalah hasil dari pendekatan ergonomis yang memahami betapa dinamisnya tubuh manusia, bukan sekadar marketing gimmick. Sistem dua sisi juga memungkinkan Anda switch mode sesuai kondisi badan, posisi tidur, hingga mood tidur. 

Tidak hanya praktis, pilihan kasur ini juga menyehatkan karena tekanan tubuh tersebar lebih seimbang. Selain itu, tulang belakang tetap dalam posisi ideal. Makanya, fleksibilitas yang ditawarkan inilah yang menjadikan kasur dengan dua sisi pilihan adaptif untuk modern lifestyle.

Manfaat Kasur 2 Sisi untuk Berbagai Posisi Tidur

Setiap orang punya gaya tidur masing-masing—ada yang miring, ada yang telentang, bahkan tengkurap sepanjang malam. Nah, kalau Anda sering tidur miring, sisi empuk bisa bantu mengurangi tekanan di bahu dan pinggul sehingga tidur lebih rileks dan minim pegal. 

Sementara untuk Anda yang butuh kasur untuk punggung atau tidur telentang, sisi yang lebih kokoh bantu menjaga postur tetap sejajar. Intinya, kenyamanan tidak harus kompromi. Bahkan kalau Anda tipe yang suka ganti-ganti posisi, cukup putar sisi dan sesuaikan dengan kebutuhan. 

Pilihan ini jauh lebih masuk akal daripada beli dua kasur sekaligus. Satu permukaan, banyak kemungkinan—kasur untuk tidur miring dan tidur lurus, cukup dibalik saja!

Empuk vs Kokoh: Perbedaannya dan Waktu Terbaik Menggunakannya

Kasur empuk, di satu sisi, menawarkan pelukan lembut yang bikin otot-otot rileks setelah hari yang panjang. Tapi saat tubuh memerlukan stabilitas ekstra—entah setelah workout berat atau sedang pemulihan—kasur firm hadir sebagai penopang tangguh yang menjaga postur tetap ideal. 

Perbedaan ini bukan cuma soal nyaman-nyamanan, tapi juga tentang mendengarkan sinyal tubuh. Lalu, ketika Anda punya opsi untuk pindah dari satu feel ke lainnya tanpa harus ganti kasur, itulah kenyamanan yang smart dan praktis. 

Berikut adalah tabel perbandingan firmness kasur dua sisi.

KarakteristikSisi EmpukSisi Firm
TeksturLembut, memberi efek “tenggelam”Lebih padat dan stabil
Manfaat utamaMeredakan tekanan & relaksasiMenjaga postur dan support tulang
Cocok untuk siapaTidur miring, relaksasi ototTidur telentang/tengkurap, pemulihan
Ideal saatKelelahan, ingin rileks totalSakit punggung, habis olahraga

Satu Kasur, Dua Selera? Bisa Banget!

Bayangkan satu orang suka sensasi tenggelam di kasur empuk, sementara pasangannya tidak bisa tidur nyenyak tanpa permukaan yang padat stabil. Perbedaan ini seringkali jadi sumber kompromi yang tidak nyaman, atau malah debat kecil setiap malam. 

Namun, dengan pilihan dua sisi, Anda tidak perlu memilih satu dan mengorbankan yang lain. Cukup balik sisi, dan masing-masing bisa tidur sesuai preferensi tanpa harus beli dua tempat tidur. 

Inilah kenapa kasur nyaman untuk pasangan itu bukan cuma wacana. Apalagi untuk Anda yang baru mulai hidup bersama, tinggal di ruang terbatas, atau sedang bangun rutinitas tidur yang lebih sehat dan mindful. Satu kasur, dua rasa, nol drama.

Domi All New Dual Comfort: Tidur Nyaman, Hidup Lebih Seimbang

Photo by Domi Bed on Shopee

Kalau Anda cari solusi tidur yang smart dan tidak merepotkan, Domi All New Dual Comfort adalah nama yang patut dipertimbangkan. Dengan dua tingkat keempukan—soft dan firm—Anda bebas memilih sensasi tidur yang paling pas tanpa harus ganti kasur.

Bahannya ringan, mudah dibalik, dan dilapisi kain anti-tungau yang breathable sehingga ideal untuk Anda yang peduli kebersihan dan kenyamanan dalam satu langkah. Desainnya juga tidak main-main: ergonomis, mendukung postur, dan dibuat langsung di Indonesia dengan standar kualitas tinggi.

Pada akhirnya, kasur bukan cuma alas tidur—dia adalah partner penting dalam hidup yang sehat dan produktif. Memilih Domi All New Dual Comfort berarti Anda sudah selangkah lebih dekat ke gaya hidup yang mindful dan fleksibel serta bebas drama terkait kenyamanan. 

Yuk, beli kasur Domi sekarang dan rasakan sendiri kenyamanan tidur adaptif dengan satu kasur 2 sisi yang paham kebutuhan Anda!

Bangun pagi dalam keadaan pundak kaku, leher pegal, atau nyeri punggung bukanlah hal yang menyenangkan. Tapi, jangan buru-buru menyalahkan posisi tidur atau aktivitas yang padat. Bisa jadi, masalahnya ada pada kasur Anda.

Kasur yang nyaman untuk penderita sakit punggung harus memenuhi syarat utama yaitu memosisikan tulang belakang sesuai bentuk alaminya. Lalu, bagaimana cara memastikan hal ini? Simak panduannya di artikel ini.

Hubungan Kasur dan Sakit Punggung

Tidur seharusnya menjadi waktu tubuh untuk beristirahat. Tapi, saat sedang memiliki keluhan punggung, ini bisa terasa sulit.

Bayangkan tulang belakang Anda seperti kayu yang memiliki lekukan alami. Saat tidur, lekukan tersebut seharusnya ikut beristirahat dalam posisi netral dan rileks. 

Tapi, hal ini sulit dilakukan jika kasur Anda tidak memberi topangan yang memadai. Inilah akar dari nyeri punggung.

Selain memicu pegal, pemilihan kasur yang tak sesuai bahkan bisa memengaruhi perubahan postur tubuh. Oleh karena itu, Anda harus pintar-pintar memilih kasur, karena ini merupakan investasi jangka panjang bagi tubuh Anda. 

Tips Memilih Kasur yang Cocok untuk Sakit Punggung

Memilih kasur yang tepat adalah langkah awal menghindari sakit punggung. Begini cara memilihnya.

1. Pilih Kasur dengan Lapisan Medium ke Firm

rawpixel

Pada umumnya, terdapat tiga tingkat keempukan kasur (firmness level), yakni soft (empuk), medium (sedang), dan firm (keras).

Bagi penderita nyeri punggung, pilihlah kasur dengan lapisan medium hingga firm yang mampu memberi topangan stabil dan kuat pada tulang belakang.

Biasanya, tingkat keempukan kasur tercantum dalam deskripsi produk, baik dengan istilah medium, firm, atau dalam skala angka 1–10. Untuk kasur dengan lapisan medium-firm, skalanya adalah 5-7.

2. Sesuaikan dengan Kebiasaan Tidur

Freepik @ jcomp

Tidak semua orang tidur dengan posisi yang sama. Setiap kebiasaan ini juga menjadi penentu dalam memilih kasur, misalnya:

  • Tidur telentang: Pilihlah kasur firm yang dapat menjaga punggung tetap rata dan sejajar.
  • Tidur miring: Pilihlah kasur medium-firm yang bisa menjaga pundak dan pinggul dari tekanan berlebih tanpa memosisikan tubuh terlalu miring.
  • Tidur tengkurap: Secara umum, posisi ini kurang mendukung pemulihan masalah punggung. Namun, jika belum terbiasa, pilihlah kasur firm agar posisi punggung tetap netral.
  • Kombinasi (sering berganti posisi): Pilih kasur medium atau firm yang ideal dalam menyesuaikan gerakan dengan leluasa.

3. Pilih Kasur Berbahan High-Density Foam

Freepik @ jcomp

Pada umumnya, kasur terbaik untuk penderita sakit punggung adalah kasur natural latex. Namun, harganya cenderung lebih tinggi, sehingga tidak menjadi opsi banyak orang.

Alternatif yang lebih terjangkau adalah kasur berbahan high-density foam, alias busa padat. Meski memiliki karakteristik empuk dan ringan khas busa, kasur ini tetap bisa menopang tubuh secara merata.

Beberapa tips memilih kasur busa untuk penderita sakit punggung:

  • Pilih kasur hybrid atau kasur dengan teknologi dual system yang memadukan high-density foam dengan bahan lain yang lebih empuk guna memberi stabilitas dan kenyamanan ekstra.
  • Hindari kasur berbahan utama memory foam karena bisa membuat tubuh tenggelam dan tekanan justru bertumpu pada titik-titik salah.

4. Pertimbangkan Ketebalan Kasur

Freepik @ pvproduction

Untuk meredakan sakit di punggung, pilihlah kasur yang lebih tebal. Ukuran ketebalan kasur yang direkomendasikan umumnya berada di kisaran 9-12 inci (sekitar 20-30 cm).[1]

Ini karena, kasur yang lebih tebal umumnya lebih efektif dalam mendistribusikan tekanan tubuh, terutama bagi Anda yang berbobot besar atau tidur berdua. Selain itu, kasur yang lebih tebal juga cenderung lebih awet, sehingga bisa memberi Anda kenyamanan jangka panjang.

5. Hitung Ukuran Kasur

Freepik @ Freepik

Selain ketebalan, ukuran panjang dan lebar kasur juga menentukan kenyamanan saat sedang sakit punggung.

Pilih kasur dengan panjang minimal 10–15 cm lebih panjang dari tinggi badan Anda, dengan lebar minimal 160 cm (Queen size) untuk satu orang dewasa atau 180 cm (King size) untuk berdua.

Ukuran tersebut dapat memberi Anda ruang gerak yang cukup tanpa harus meringkuk atau menekuk tulang belakang, sehingga rasa nyeri bisa diminimalkan.

6. Pilih Kasur dengan Lapisan Cover yang Sejuk

Freepik @ benzoix

Di negara tropis seperti Indonesia, cover kasur yang sejuk, tidak panas, dan mampu menyerap keringat adalah nilai plus. 

Beberapa bahan cover kasur yang bisa dipilih:

  • Katun
  • Bamboo Fabric
  • Tencel / Lyocell
  • Kain sintetis yang memiliki teknologi pendinginan khusus, seperti Adaptive Fabric atau Coolmax.

Dengan menjaga suhu tubuh tetap sejuk selama tidur, kualitas tidur Anda pun bisa membaik. Artinya, tubuh Anda akan memiliki kesempatan memulihkan diri, tidak hanya dari nyeri punggung, tapi juga dari kendala fisik lain.

7. Pastikan Reputasi dan Garansi Penjual

Freepik @ Freepik

Dalam berbelanja, hindari terburu-buru menentukan pilihan. Anda bisa menilai reputasi penjual melalui review di media sosial atau akun e-commerce resmi. Jika memungkinkan, kunjungi showroom agar Anda bisa melihat dan mencoba kasur secara langsung.

Domi Euro Mattress, Kasur Terbaik untuk Sakit Punggung

Domi

Jika Anda sedang mempertimbangkan kasur baru, Domi Euro Mattress adalah pilihan yang layak dipertimbangkan. 

Dengan lapisan firm dan tebal kasur ini dirancang untuk memberi topangan stabil dan kokoh. Material Rebonded R50 Foam dan Quantum Quilted Foam membantu memosisikan tulang belakang agar tetap rileks selama tidur, sementara cover Adaptive Fabric memberi sensasi sejuk sepanjang malam.

Dengan metode pengiriman dalam box yang simpel dan jaminan garansi, Domibed merupakan solusi mudah bagi Anda yang mencari kasur yang nyaman saat sakit punggung.

Tidur miring memang terasa nyaman, bahkan terkadang dianjurkan demi kesehatan. Tapi, nyaman saja tidak cukup.

Agar benar-benar sehat, posisi tidur miring perlu ditopang oleh dua hal penting:

  • Postur atau sikap yang tepat
  • Bantal yang mendukung

Jika salah satunya keliru, nyeri leher atau punggung bisa jadi konsekuensinya.

Lantas, bagaimana cara menjaga postur tubuh saat tidur miring agar tetap nyaman dan sehat? Dan bantal seperti apa yang ideal untuk posisi ini? Jawabannya bisa Anda temukan dalam artikel ini.

Efek Tidur Miring Bagi Kesehatan

Freepik @ tirachardz

Tidur miring merupakan posisi tidur paling sehat selain tidur telentang. Bahkan, manfaatnya juga sudah banyak dibuktikan secara medis. 

Mengapa demikian? Ini alasannya:

  • Posisi ini membantu menjaga “jalur lurus” antara kepala, leher, dan tulang belakang. Ini membantu mengurangi tekanan dan mencegah nyeri di titik-titik tersebut, serta menjaga postur alami tubuh.
  • Membantu mengistirahatkan otot punggung dan leher, sehingga mencegah pegal di pagi hari.
  • Meringankan kerja tulang belakang karena berat badan terdistribusi merata ke bagian samping tubuh.
  • Menyehatkan organ-organ dalam, bergantung pada arah tidurnya. Sisi tidur terbaik untuk jantung adalah menghadap kanan, sementara tidur hadap kiri mendukung proses pencernaan dan melancarkan sirkulasi darah.

Bagai pedang bermata dua, tidur miring bisa menyehatkan atau justru menyakitkan bagi tubuh. Jadi, pastikan Anda memahami cara terbaik untuk tidur miring agar tubuh tetap sehat.

Tips Tidur Miring agar Tetap Sehat

Ada satu kunci utama untuk tidur miring agar tubuh tetap terasa nyaman: memastikan posisi tulang belakang tetap sejajar dan netral. 

Begini caranya:

1. Pastikan Ketebalan Bantal Sudah Pas

Freepik @ lifeforstock

Banyak orang berpikir bahwa bantal haruslah empuk. Padahal, bantal empuk bukanlah opsi terbaik untuk yang terbiasa tidur miring. Yang benar adalah memilih bantal yang suportif, alias bisa menopang kepala dan leher tanpa membuatnya miring atau menjulang.

Umumnya, ukuran ketebalan bantal ideal adalah sekitar 10–15 cm (4–6 inci). Namun, kebutuhan setiap orang bisa berbeda, bergantung pada bentuk tubuh dan jenis kasur yang Anda gunakan.

2. Pilih Tingkat Kepadatan Medium atau Firm

Freepik @ Freepik

Apakah bantal Anda membuat kepala terasa ‘tenggelam’? Atau sebaliknya, membuat sakit kepala? Itu artinya bantal Anda terlalu lembek atau terlalu keras.

Untuk tidur miring, bantal dengan tingkat kepadatan Medium hingga Firm adalah pilihan terbaik. Ciri-cirinya:

  • Medium: Ditekan terasa ada perlawanan, tapi masih empuk. Bentuknya kembali perlahan.
  • Firm: Susah ditekan, memberikan resistensi kuat, dan bentuknya cepat kembali seperti semula.

Menggunakan bantal dengan tingkat kepadatan yang tepat membantu menjaga otot leher selama tidur. Manfaatnya, leher jadi tidak pegal di pagi harinya.

3. Sisipkan Bantal di Antara Lutut

Freepik @ Freepik

Selain di bawah kepala, Anda juga bisa meletakkan bantal di antara lutut saat sedang tidur miring. Posisi ini membantu pinggul Anda tetap sejajar serta meringankan kerja otot di punggung bawah.

Anda bisa menggunakan jenis bantal apapun, mulai dari guling, bantal kecil, hingga bantal khusus lutut. Yang penting, pilihlah bantal yang tipis namun firm agar posisi tangan dan kaki tetap sejajar.

4. Pilih Bantal dengan Bahan Breathable

Freepik @ mrsiraphol

Orang dengan kebiasaan tidur miring cenderung mudah merasa gerah saat tidur. Maka dari itu, pilihlah bantal yang breathable, alias memiliki sirkulasi udara yang baik, di antaranya:

  • Bantal latex
  • Bantal dengan teknologi cooling gel
  • Bantal dengan cover berbahan kain serat alami, seperti katun atau bamboo fabric

Selain itu, tak ada salahnya juga memilih bantal dengan cover yang lembut untuk meminimalkan iritasi pada wajah.

5. Ganti Bantal secara Berkala

Freepik @ Freepik

Untuk menjaga kualitasnya, sebaiknya ganti bantal Anda secara berkala, terutama bila bantal sudah memiliki tanda berikut:

  • Bentuk awal sudah tidak terlihat
  • Mudah kempis atau sudah tidak rata
  • Terdapat noda kekuningan atau aroma tidak sedap meski sudah dicuci

Sebaiknya ganti bantal setiap 2-4 tahun sekali. Namun, frekuensinya bisa berbeda-beda, bergantung pada jenis bahannya.

6. Gunakan Bantal dengan Sistem Gusset

Gusset merujuk pada sistem jahitan dobel di bagian samping bantal yang menyambungkan kain penutup bagian atas dan bawah. Sistem ini membantu bantal mempertahankan strukturnya dalam waktu yang lama, serta membuat bantal terasa lebih tebal, rata, serta kokoh.

Sistem Gusset bisa Anda temui pada bantal Domi Microfiber Pillow. Bantal ini cocok sekali untuk Anda yang mencari bantal yang awet, tidak mudah kempis, serta stabil. Terlebih, penggunaan kain Microtex pada bagian cover juga memberi sensasi lembut saat tidur dan mencegah bantal menjadi cepat kotor.

7. Lengkapi dengan Kasur Berkualitas

Sama seperti bantal, peran kasur juga tak kalah penting dalam mencegah sakit punggung pada orang yang gemar tidur miring.

Secara umum, kasur yang paling baik untuk mencegah nyeri punggung adalah kasur berbahan natural latex. Ini bisa Anda dapatkan di kasur Domi Bliss.

Kasur Domi Bliss dirancang untuk menciptakan tidur yang berkualitas:

  • Memiliki topangan yang kokoh
  • Antipanas
  • Memiliki teknologi motion isolation yang meminimalisir bunyi dan gerakan

Selain itu, Domi Bliss juga memiliki tingkat kepadatan Medium. Artinya, kasur ini bisa memberi tekanan yang pas di titik-titik nyeri, namun tetap terasa empuk.

Setiap orang akan mencari posisi ternyaman saat tidur, dan bagi sebagian besar, tidur miring adalah jawabannya. Jadi, pastikan posisi tidur Anda tetap sehat dengan postur dan bantal yang tepat, agar momen istirahat Anda tetap optimal.

Sering mengalami sakit punggung yang tak kunjung sembuh? Atau sudah sempat membaik, tapi muncul lagi? Sebelum buru-buru pijat atau pakai koyo, coba evaluasi dulu: bagaimana posisi tidur Anda saat sakit punggung?

Sakit punggung sering kali disebabkan oleh ketegangan otot atau cedera ringan. Namun, posisi tidur yang keliru juga bisa memperparah kondisi ini. Untuk mengatasinya, coba praktikkan beberapa tips berikut ini.

Letak Sakit Punggung dan Penyebabnya

Freepik @ Freepik

Otot punggung yang menegang atau cedera bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari postur tubuh yang salah saat beraktivitas hingga kurangnya olahraga.

Pada wanita, penyebab sakit punggung bahkan bisa berkaitan dengan fluktuasi hormon. Itulah mengapa banyak wanita yang mengalami keluhan ini saat menstruasi, hamil, atau bahkan saat stres.

Namun, satu penyebab yang sering tak disadari adalah posisi tidur yang keliru. Bahkan, lokasi nyeri punggung Anda bisa memberi petunjuk seperti apa kebiasaan tidur Anda selama ini.

  • Nyeri punggung atas: Biasanya muncul karena terlalu lama menunduk, seperti saat menatap ponsel, atau penggunaan bantal yang tak menopang leher dengan baik.
  • Nyeri punggung tengah: Seringkali berhubungan dengan postur tidur yang buruk. Hal ini membuat tulang belakang kehilangan topangan, sehingga bobot badan terpusat di area punggung tengah.
  • Nyeri punggung bawah: Umum terjadi pada individu yang sering tidur miring. Ini membuat posisi pinggul tidak sejajar, bahkan cenderung menambah beban pada punggung bawah.

Posisi tidur yang salah tidak hanya memperparah nyeri, tapi juga mengganggu proses penyembuhan alami tubuh saat tidur. Bisa jadi, inilah akar masalah kenapa sakit punggung Anda tak kunjung membaik.

Posisi Tidur Ergonomis yang Ampuh Mengurangi Sakit Punggung

Dengan posisi tidur yang sehat, tak hanya Anda terbebas dari nyeri punggung, namun juga mencegah rasa sakit itu datang kembali. 

Berikut enam tipsnya:

1. Posisi Miring dengan Menyelipkan Bantal di Lutut

Freepik @ Freepik

Posisi tidur ini cocok diterapkan jika Anda kerap mengalami nyeri punggung bagian atas. Caranya adalah dengan tidur miring, lalu letakkan bantal di antara lutut. Posisi ini bisa mencegah timbulnya lengkungan berlebih di pundak dan leher yang merupakan biang keladi sakit punggung.

2. Selipkan Bantal di Bawah Lutut

Freepik @ lifeforstock

Ucapkan selamat tinggal pada nyeri punggung bagian bawah, alias lower back pain, dengan posisi tidur telentang sambil menyelipkan bantal di bawah lutut. Posisi ini dapat membantu menjaga lekuk alami punggung dan mengurangi beban ekstra pada tulang belakang.

Agar lebih optimal, pilihlah bantal dengan ketebalan sedang, tidak terlalu tebal atau terlalu tipis, agar posisi pinggul tetap sejajar.

3. Hindari Tidur Tengkurap

Freepik @ pressfoto

Saat tidur tengkurap, leher otomatis harus menoleh ke satu sisi selama berjam-jam. Akibatnya, tulang belakang atas dan bawah Anda menjadi tidak sejajar dan berpotensi menimbulkan ketegangan di sekujur punggung.

Maka dari itu, sebisa mungkin hindari tidur dalam posisi tengkurap. Untuk mengakalinya kebiasaan ini, coba selipkan bantal tipis dan lembut di bawah pinggul.

4. Tidur dalam Posisi Fetal 

Freepik @ Freepik

Posisi fetal, atau tidur menyamping sambil meringkuk, merupakan posisi yang bisa Anda coba saat sakit punggung melanda. Posisi ini bermanfaat membuka dan meregangkan ruang di antara ruas tulang belakang, sehingga rasa nyeri bisa berkurang.

Meski begitu, posisi ini bisa menimbulkan ketegangan di bahu atau leher jika dilakukan terlalu lama tanpa berganti sisi. Solusinya, ganti sisi secara berkala agar otot tubuh bisa bekerja secara seimbang.

5. Gunakan Bantal Sebagai Pembatas

Freepik @ Freepik

Saat tertidur, kita tidak bisa mengontrol posisi tubuh dengan sadar. Akibatnya, Anda bisa saja berpindah ke posisi yang justru memperparah nyeri punggung, misalnya tengkurap.

Untuk mengakalinya, susun beberapa bantal di sekitar tubuh sebagai pembatas dan penyangga. Dengan begini, posisi tidur Anda tidak akan mudah berubah semalaman.

6. Tidur dengan Posisi Recline

Freepik @ karlyukav

Jika Anda mengalami gangguan kesehatan seperti hernia atau nyeri punggung kronis, tidur dengan posisi recline atau setengah duduk bisa jadi lebih nyaman dibanding telentang atau menyamping.

Posisi recline efektif untuk meminimalkan beban tulang belakang dengan memberi topangan ekstra pada pundak dan punggung atas. Manfaatkan bantal sandaran besar atau adjustable bed untuk membantu mendapatkan sudut yang nyaman.

Kunci Bebas Sakit Punggung: Lebih dari Sekadar Atur Posisi Tidur

Freepik @ benzoix

Mengatur posisi tidur memang penting, tapi bukan satu-satunya solusi. Olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, atau berenang juga bisa membantu meredakan kaku otot dan mempercepat pemulihan.

Selain itu, pastikan Anda memilih kasur dengan tingkat kekerasan (firmness level) yang tepat. Untuk penderita nyeri punggung, kasur dengan tingkat kekerasan Medium hingga Firm adalah pilihan ideal, seperti Domi Plush Hybrid.

Domi Plush Hybrid dirancang dengan mementingkan posisi tidur yang ergonomis. Teknologinya membuat kasur ini mampu menopang kontur alami tubuh sekaligus mengurangi tekanan, sehingga tidur tetap nyaman.

Yang jelas, sakit punggung tak perlu jadi momok yang menghantui. Pastikan posisi tidur saat sakit punggung sudah tepat dan gunakan kasur Domi Plush Hybrid untuk menjadikan tidur sebagai momen pemulihan.

Setelah libur panjang, tips kembali produktif setelah Lebaran menjadi kunci untuk mengatasi rasa malas, memperbaiki tidur tak teratur, hingga pola makan yang berantakan. Kebiasaan liburan yang nyaman sering terbawa hingga hari kerja, sehingga fokus drop begitu juga dengan semangat. 

Tapi tenang, di artikel ini kita akan membahas berbagai langkah sederhana yang membantu Anda back-on track—energi kembali, produktivitas pun meningkat!

1. Atur Pekerjaan dengan To-Do List

Kembali ke dunia nyata serta mengatur pekerjaan setelah libur Lebaran bisa terasa berat, tapi to-do list bisa jadi penyelamat. Dengan daftar tugas yang jelas, Anda tahu yang perlu fokus maupun perhatian lebih tinggi serta harus cepat selesai. 

Agar tidak kewalahan, susun skala prioritas, dari yang paling penting dulu baru beralih ke yang lain. Gunakan planner fisik atau aplikasi agar jadwal rapi serta mudah diikuti. 

Lebih dari apapun, bisa kembali semangat kerja setelah Lebaran bukan hal yang impossible, selama Anda merencanakannya dengan baik.

2. Ubah Kebiasaan Liburan Secara Bertahap

Hindari memaksakan diri untuk kembali ke ritme kerja penuh setelah liburan. Kenapa? Tubuh dan pikiran perlu waktu untuk resetting dan beradaptasi dengan mode full-time bekerja. 

Namun, hindari juga rebahan terlalu lama maupun scrolling media sosial tanpa henti karena bisa bikin semakin malas serta kurang fokus—survei menunjukkan 71% orang merasa kurang produktif saat bekerja di tempat tidur.[1] Untuk mengakomodasi kebutuhan ini, kurang aktivitas santai secara bertahap. 

Membuat jadwal mengerjakan tugas juga bisa cari cara mengatasi malas setelah liburan yang bisa Anda coba. Produktivitas kembali, tubuh tidak terbebani!

3. Tingkatkan Energi dengan Olahraga

Energi yang tidak stabil sering menjadi dalang produktivitas yang menurun. Atasi masalah ini dengan rutin beraktivitas fisik. Mulai saja dengan opsi gerakan yang ringan, seperti jalan pagi, jogging santai, peregangan mobilitas, maupun yoga. 

Dengan begitu, tubuh perlahan kembali bugar tanpa risiko cedera. Meluangkan waktu 10-15 menit sehari sudah cukup untuk mengawali pola hidup sehat setelah Lebaran.[2] Pilih yang paling nyaman untuk Anda.

4. Atur Pola Tidur dengan Kasur yang Nyaman

Tidur teratur adalah kunci produktivitas kembali. Sebenarnya, tidur berkualitas bukan sekadar tentang durasi, tapi juga kenyamanan selama Anda tidur. Domi All New Dual Comfort menawarkan pengalaman istirahat yang optimal melalui dua opsi kenyamanan, soft dan firm. 

Studi menunjukkan bahwa kasur yang tepat dapat mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur,[3] yang secara langsung memengaruhi fokus dan energi keesokan harinya. Jadi, kalau ingin kembali produktif, tips atur pola tidur pasca liburan ini wajib Anda coba!

5. Terapkan Pola Makan Sehat untuk Menjaga Fokus

Sering mengantuk setelah makan? Kurangi makanan berat maupun tinggi gula. Bagaimana mempertahankan energi yang stabil? Lengkapi piring Anda dengan sumber protein dan serat sehat, seperti telur, ikan, dan sayuran hijau. 

Jangan lupa juga untuk memenuhi asupan cairan harian. Rumusnya sederhana: berat badan (kg) x 30 mL.[4] Misalnya, berat Anda 60 kg, butuh sekitar 1,8 liter air per hari. 

Cukup makan dan minum yang benar, tips kembali produktif setelah Lebaran akan lebih mudah Anda terapkan dan terasa hasilnya!

6. Jangan Tunda Pekerjaan, Mulai dari Hal Kecil

Menunda pekerjaan hanya membuat rasa malas makin sulit dikendalikan. Daripada menunggu mood datang, mulai saja dengan tugas ringan untuk membangun momentum. Saat otak sudah terbiasa bekerja, produktivitas akan meningkat dengan sendirinya. 

Coba terapkan teknik Pomodoro—kerja fikus selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit.[5] Selain konsentrasi bekerja meningkat, teknik ini efektif mengurangi kelelahan. Lebih dari apapun, cara fokus kembali setelah liburan panjang cukup mudah diikuti selama Anda melakukannya dengan konsisten.

7. Jauhkan Gangguan dari Tempat Kerja

Cara Anda menata area kerja juga memengaruhi fokus ketika bekerja. Misalnya, area yang berantakan bikin otak terasa penuh, sementara meja yang rapi memungkinkan kita bekerja lebih fokus. Menciptakan atmosfer penuh konsentrasi juga bisa dibantu oleh aromaterapi maupun musik instrumental.

Hal penting lain yang tidak boleh Anda lewatkan adalah menjauhkan distraksi. Mulailah dengan mematikan notifikasi handphone, menjauhkan diri dari TV, maupun gangguan lainnya.

Dengan sedikit perubahan sederhana, bekerja jadi lebih menyenangkan dan produktivitas pun meningkat.

Kembali Produktif Itu Soal Kebiasaan!

Segala perubahan memerlukan satu langkah pertama untuk berhasil. Tidak perlu langkah besar—satu langkah kecil yang Anda lakukan dengan konsisten terbukti lebih cepat menunjukkan hasil positif. 

Untuk mengembalikan produktivitas setelah libur Lebaran yang cukup panjang, awali dengan kebiasaan sehat—makan seimbang, olahraga cukup, dan tidur berkualitas. Domi All New Dual Comfort hadir dengan dua tingkat keempukan. Selain bikin tubuh rileks, Anda juga semakin siap hadapi hari esok. 

Mari, kembalikan semangat diri dengan istirahat cukup dan rutinitas teratur. Terapkan tips kembali produktif setelah Lebaran agar transisi lebih seamless!

×