Setelah libur panjang, tips kembali produktif setelah Lebaran menjadi kunci untuk mengatasi rasa malas, memperbaiki tidur tak teratur, hingga pola makan yang berantakan. Kebiasaan liburan yang nyaman sering terbawa hingga hari kerja, sehingga fokus drop begitu juga dengan semangat. 

Tapi tenang, di artikel ini kita akan membahas berbagai langkah sederhana yang membantu Anda back-on track—energi kembali, produktivitas pun meningkat!

1. Atur Pekerjaan dengan To-Do List

Kembali ke dunia nyata serta mengatur pekerjaan setelah libur Lebaran bisa terasa berat, tapi to-do list bisa jadi penyelamat. Dengan daftar tugas yang jelas, Anda tahu yang perlu fokus maupun perhatian lebih tinggi serta harus cepat selesai. 

Agar tidak kewalahan, susun skala prioritas, dari yang paling penting dulu baru beralih ke yang lain. Gunakan planner fisik atau aplikasi agar jadwal rapi serta mudah diikuti. 

Lebih dari apapun, bisa kembali semangat kerja setelah Lebaran bukan hal yang impossible, selama Anda merencanakannya dengan baik.

2. Ubah Kebiasaan Liburan Secara Bertahap

Hindari memaksakan diri untuk kembali ke ritme kerja penuh setelah liburan. Kenapa? Tubuh dan pikiran perlu waktu untuk resetting dan beradaptasi dengan mode full-time bekerja. 

Namun, hindari juga rebahan terlalu lama maupun scrolling media sosial tanpa henti karena bisa bikin semakin malas serta kurang fokus—survei menunjukkan 71% orang merasa kurang produktif saat bekerja di tempat tidur.[1] Untuk mengakomodasi kebutuhan ini, kurang aktivitas santai secara bertahap. 

Membuat jadwal mengerjakan tugas juga bisa cari cara mengatasi malas setelah liburan yang bisa Anda coba. Produktivitas kembali, tubuh tidak terbebani!

3. Tingkatkan Energi dengan Olahraga

Energi yang tidak stabil sering menjadi dalang produktivitas yang menurun. Atasi masalah ini dengan rutin beraktivitas fisik. Mulai saja dengan opsi gerakan yang ringan, seperti jalan pagi, jogging santai, peregangan mobilitas, maupun yoga. 

Dengan begitu, tubuh perlahan kembali bugar tanpa risiko cedera. Meluangkan waktu 10-15 menit sehari sudah cukup untuk mengawali pola hidup sehat setelah Lebaran.[2] Pilih yang paling nyaman untuk Anda.

4. Atur Pola Tidur dengan Kasur yang Nyaman

Tidur teratur adalah kunci produktivitas kembali. Sebenarnya, tidur berkualitas bukan sekadar tentang durasi, tapi juga kenyamanan selama Anda tidur. Domi All New Dual Comfort menawarkan pengalaman istirahat yang optimal melalui dua opsi kenyamanan, soft dan firm. 

Studi menunjukkan bahwa kasur yang tepat dapat mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur,[3] yang secara langsung memengaruhi fokus dan energi keesokan harinya. Jadi, kalau ingin kembali produktif, tips atur pola tidur pasca liburan ini wajib Anda coba!

5. Terapkan Pola Makan Sehat untuk Menjaga Fokus

Sering mengantuk setelah makan? Kurangi makanan berat maupun tinggi gula. Bagaimana mempertahankan energi yang stabil? Lengkapi piring Anda dengan sumber protein dan serat sehat, seperti telur, ikan, dan sayuran hijau. 

Jangan lupa juga untuk memenuhi asupan cairan harian. Rumusnya sederhana: berat badan (kg) x 30 mL.[4] Misalnya, berat Anda 60 kg, butuh sekitar 1,8 liter air per hari. 

Cukup makan dan minum yang benar, tips kembali produktif setelah Lebaran akan lebih mudah Anda terapkan dan terasa hasilnya!

6. Jangan Tunda Pekerjaan, Mulai dari Hal Kecil

Menunda pekerjaan hanya membuat rasa malas makin sulit dikendalikan. Daripada menunggu mood datang, mulai saja dengan tugas ringan untuk membangun momentum. Saat otak sudah terbiasa bekerja, produktivitas akan meningkat dengan sendirinya. 

Coba terapkan teknik Pomodoro—kerja fikus selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit.[5] Selain konsentrasi bekerja meningkat, teknik ini efektif mengurangi kelelahan. Lebih dari apapun, cara fokus kembali setelah liburan panjang cukup mudah diikuti selama Anda melakukannya dengan konsisten.

7. Jauhkan Gangguan dari Tempat Kerja

Cara Anda menata area kerja juga memengaruhi fokus ketika bekerja. Misalnya, area yang berantakan bikin otak terasa penuh, sementara meja yang rapi memungkinkan kita bekerja lebih fokus. Menciptakan atmosfer penuh konsentrasi juga bisa dibantu oleh aromaterapi maupun musik instrumental.

Hal penting lain yang tidak boleh Anda lewatkan adalah menjauhkan distraksi. Mulailah dengan mematikan notifikasi handphone, menjauhkan diri dari TV, maupun gangguan lainnya.

Dengan sedikit perubahan sederhana, bekerja jadi lebih menyenangkan dan produktivitas pun meningkat.

Kembali Produktif Itu Soal Kebiasaan!

Segala perubahan memerlukan satu langkah pertama untuk berhasil. Tidak perlu langkah besar—satu langkah kecil yang Anda lakukan dengan konsisten terbukti lebih cepat menunjukkan hasil positif. 

Untuk mengembalikan produktivitas setelah libur Lebaran yang cukup panjang, awali dengan kebiasaan sehat—makan seimbang, olahraga cukup, dan tidur berkualitas. Domi All New Dual Comfort hadir dengan dua tingkat keempukan. Selain bikin tubuh rileks, Anda juga semakin siap hadapi hari esok. 

Mari, kembalikan semangat diri dengan istirahat cukup dan rutinitas teratur. Terapkan tips kembali produktif setelah Lebaran agar transisi lebih seamless!

Sedang mengalami sakit punggung? Biasanya, gejala sakit punggung akan membaik dalam beberapa minggu. Namun, memangnya Anda mau menahan nyeri selama itu? Sebenarnya, cara mengatasi sakit punggung tidak sesulit yang dibayangkan. Kuncinya hanya satu: mengubah kebiasaan sehari-hari secara konsisten. 

Mari ulas langkah-langkahnya di artikel ini.

Kenapa Sakit Punggung Semakin Umum?

Tahukah Anda, hampir 80% orang di dunia pernah mengalami sakit punggung, setidaknya sekali dalam hidupnya. Menariknya, masalah ini baru menjadi isu besar dalam beberapa dekade terakhir.

Mengapa bisa demikian? Berikut beberapa faktor penyebabnya:

  • Gaya hidup kurang aktif – Terlalu banyak beraktivitas dalam kondisi duduk atau terlalu sering berbaring, sehingga otot punggung tegang dan melemah.
  • Postur buruk akibat gadget – Kebiasaan menunduk saat menatap layar gadget dalam waktu lama, sehingga leher dan punggung atas menegang.
  • Gerakan yang salah saat berolahraga – Banyak orang berolahraga tanpa teknik yang benar, menyebabkan cedera otot dan nyeri berkepanjangan.
  • Obesitas – Tulang belakang dan otot punggung terbebani oleh bobot yang berlebih, sehingga meningkatkan risiko nyeri.
  • Pola makan tidak sehat – Kurangnya asupan nutrisi penting yang berimbas pada melemahnya otot dan tulang.

Jika Anda kerap melakukan kebiasaan-kebiasaan di atas, maka sekarang saatnya menjalankan aksi konkrit untuk mengatasi sakit punggung.

Cara Efektif Menyembuhkan Punggung yang Sakit 

Berikut adalah tips yang simpel namun efektif untuk mengatasi sakit punggung:

1. Lakukan Stretching Secara Teratur

Sering duduk atau rebahan dalam waktu lama bisa membuat otot menegang dan kaku. Stretching atau melakukan peregangan bisa menjadi solusi untuk menghindari hal tersebut.

Beberapa peregangan untuk sakit punggung yang bisa dicoba:

  • Cat-Cow Stretch – Meningkatkan kelenturan tulang belakang.
  • Child’s Pose – Meringankan sakit punggung bawah.
  • Standing Forward Bend – Mengendurkan hamstring (otot belakang paha) dan otot punggung.
  • Berjalan sejenak – Bisa dengan sekadar mengelilingi ruangan.

Untuk hasil optimal, lakukan stretching setiap 30-60 menit sekali, terutama setelah berada di posisi yang sama dalam waktu lama.

2. Mengompres Area yang Nyeri

Mengompres memang tak langsung menghentikan nyeri punggung, namun bisa jadi solusi untuk meredakan rasa sakit sementara.

Anda bisa melakukan dua jenis kompres:

  • Kompres air dingin (es) – Ini cocok untuk mengurangi nyeri setelah aktivitas berat, misalnya nyeri setelah berolahraga. Fungsinya untuk mengurangi peradangan dan mencegah bengkak.
  • Kompres air hangat – Cocok untuk meredakan ketegangan dan meningkatkan aliran darah. Kompres ini cocok untuk penderita nyeri yang sudah berlangsung lebih dari tiga bulan.

Agar lebih efektif, lakukan kompres selama 20-30 menit beberapa kali sehari.

3. Kelola Stres dengan Teknik Relaksasi

Sadarkah Anda, ketegangan pada otot juga bisa timbul akibat stres. Untuk mencegahnya, lakukan tips mengelola stres berikut:

  • Melakukan yoga untuk sakit punggung – Tidak perlu memaksakan diri, terutama saat melakukan gerakan yang berfokus pada otot punggung seperti twist dan backbend.
  • Menulis journal harian – Untuk menyortir pikiran dan mengurangi stres emosional.
  • Bersosialisasi – Berbicara dengan orang terdekat bisa membantu mengurangi tekanan pikiran.

Jika stres berlangsung lama dan menyebabkan rasa sakit berkepanjangan, sebaiknya konsultasikan langsung dengan ahli untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.

4. Perbaiki Cara Berdiri dan Postur Tubuh

Sakit punggung erat kaitannya dengan postur. Postur yang buruk dapat menimbulkan tekanan pada punggung yang mengakibatkan sensasi nyeri. Begini cara memperbaikinya:

  • Pastikan telinga, bahu, dan pinggang sejajar dalam satu garis lurus.
  • Kencangkan otot perut untuk menopang punggung bawah.
  • Jangan membungkuk atau terlalu condong ke depan saat berdiri lama.

Jika perlu, Anda juga bisa menggunakan korset untuk koreksi postur. Namun, ingatlah untuk tidak menggunakannya terus-menerus dalam waktu lama.

5. Hindari Makanan ‘Biang’ Peradangan

Beberapa makanan dapat memperparah peradangan dalam tubuh dan berkontribusi pada nyeri punggung, seperti:

  • Makanan tinggi gula dan lemak trans seperti gorengan, martabak, donat, dan kue kering → Ganti dengan cokelat hitam, alpukat, dan snack manis yang dipanggang.
  • Karbohidrat olahan seperti roti tawar, mie instan, dan nasi putih → Ganti dengan ubi, singkong, kentang, atau nasi merah.
  • Minuman bersoda dan alkohol → Ganti dengan air kelapa, teh hijau, jus, atau kombucha.

Makanan-makanan tersebut dapat memberikan nutrisi yang lebih berimbang, membantu relaksasi, serta menguatkan otot.

6. Gunakan Peralatan yang Tepat

Sakit punggung sering kali disebabkan oleh peralatan atau furnitur yang kurang sesuai. Beberapa yang paling penting adalah:

  • Kursi – Pilihlah kursi ergonomis yang memiliki tuas pengaturan posisi punggung, tangan, dan tulang ekor yang pas.
  • Sepatu – Pilihlah sepatu dengan sol yang stabil, tidak terlalu empuk namun tidak keras. Usahakan untuk memilih sepatu di sore/malam hari, karena ukuran kaki bisa membesar di waktu tersebut.
  • Kasur – Pilih kasur untuk sakit punggung yang memiliki tingkat keempukan Medium-Firm, seperti Domi Euro Mattress. Kasur ini juga terbuat dari material yang nyaman untuk penderita sakit punggung, serta memberikan sensasi sejuk yang membuat tidur makin nyenyak.

Tidak ada salahnya berinvestasi dengan perlengkapan berkualitas demi terhindar dari sakit punggung yang berulang.

7. Coba Terapi Fisik atau Perawatan Alternatif

Jika sakit punggung tidak kunjung membaik, pertimbangkan melakukan terapi, seperti:

  • Fisioterapi
  • Akupunktur
  • Pijat Terapeutik

Namun, pastikan Anda memilih tempat terapi atau perawatan yang tepercaya.

Akhir kata, sakit punggung memang menjadi penyakit yang umum, namun bukan berarti harus diwajarkan. Dengan cara mengatasi sakit punggung ini, Anda bisa menikmati hidup yang lebih nyaman. Yuk, mulai sekarang!

Bagi sebagian orang, pertanyaan “Bagaimana cara tidur nyenyak?” mungkin terdengar aneh. Bukankah tidur nyenyak biasanya terjadi secara alami?

Tapi kenyataannya, tidur cukup tidak sama dengan tidur nyenyak dan berkualitas. Banyak orang tidur 7–8 jam semalam, tapi tetap merasa lelah saat bangun. Jika itu terjadi pada Anda, bisa jadi tidur Anda belum benar-benar nyenyak dan berkualitas.

Dalam artikel ini, Anda akan menemukan tujuh cara untuk mendapatkan tidur yang berkualitas. Yuk, kita bahas lebih dalam!

Apa Penyebab Sulit Tidur Nyenyak?

Tidur adalah waktu bagi tubuh untuk memulihkan diri. Di momen ini, tubuh akan memulihkan otot yang rusak, meregulasi hormon, serta menguatkan sistem imun.

Orang yang tidur cukup biasanya memiliki ciri tersendiri—mereka bangun dengan perasaan segar, penuh energi, dan fokus. Sebaliknya, merasa lelah meskipun sudah tidur lama merupakan salah satu pertanda tidur yang kurang berkualitas.

Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya:

  • Stres & overthinking – Pikiran yang sibuk membuat tubuh berada dalam mode “siaga”, sehingga sulit untuk benar-benar rileks dan tertidur nyenyak.
  • Waktu tidur tidak teratur – Sering begadang atau tidur di jam yang berubah-ubah bisa mengacaukan jam biologis tubuh, membuatnya sulit untuk tidur lelap.
  • Terlalu banyak kafein – Kafein bisa bertahan lebih dari 6 jam di dalam tubuh dan mengganggu tidur, terutama jika dikonsumsi di sore atau malam hari.
  • Gangguan kesehatan dan obat tertentu – Gangguan kesehatan ataupun gangguan tidur serta konsumsi obat tertentu seperti stimulan atau anti-depresan bisa mengurangi kualitas tidur.

Jika dibiarkan, tidur yang buruk bisa menimbulkan akibat serius, seperti gangguan kognitif, gangguan mental, hingga penyakit jantung.

7 Cara Tidur Nyenyak dan Berkualitas

Bagaimana cara agar mudah tertidur nyenyak? Praktikkan tips berikut:

1. Coba “Two-Minute Rule” Sebelum Tidur

Sering overthinking sebelum tidur? Coba gunakan metode “Two-minute rule”.

Caranya, selama dua menit, tuliskan semua hal yang mengganggu pikiran Anda, boleh di notebook atau ponsel. Tidak perlu rapi, cukup tuliskan apa pun yang terlintas. Setelah itu, istirahatkan pikiran Anda.

Metode ini membantu ‘menipu’ otak, membuatnya berpikir seolah urusan Anda sudah selesai. Dengan begini, pikiran Anda lebih tenang dan siap tidur.

2. Melatih Cara Bernapas

Meski terdengar sepele, bernapas dengan metode yang tepat dapat membantu tubuh agar lebih rileks. Gunakan metode 478, caranya:

  • Tarik napas selama 4 detik.
  • Tahan napas selama 7 detik.
  • Buang napas perlahan selama 8 detik.
  • Ulangi 4–5 kali sebelum tidur.

Teknik ini membantu memperlambat detak jantung, memberi sinyal ke tubuh bahwa sudah waktunya beristirahat. 

3. Manfaatkan Pijat untuk Relaksasi

Jika Anda mengalami kesulitan tidur nyenyak, coba pijat beberapa bagian tubuh berikut:

  • Kepala, leher, dan bahu – Area ini sering tegang akibat stres atau postur yang kurang baik.
  • Telapak kaki – Memiliki banyak titik akupresur yang terhubung dengan sistem saraf.
  • Punggung dan pinggang – Sangat bermanfaat jika Anda sering duduk lama atau memiliki postur tubuh yang kurang ideal.

Untuk hasil yang lebih maksimal, gunakan minyak esensial beraroma menenangkan untuk meningkatkan efek relaksasi.

4. Atur Pola Makan & Konsumsi Magnesium

Sistem pencernaan merupakan ‘bos nomor 2’ setelah otak, yang bisa menentukan tidur Anda nyenyak atau tidak. Untuk menaklukkannya, coba tips ini:

  • Hindari makan berat atau minum terlalu banyak sebelum tidur.
  • Kurangi konsumsi kafein, makanan pedas, dan alkohol pada malam hari.
  • Tambahkan makanan kaya magnesium dalam hidangan Anda, seperti kacang-kacangan, cokelat hitam, serta tahu dan tempe. Magnesium membantu menenangkan sistem saraf dan meningkatkan tidur nyenyak.

5. Beri Jeda Antara Olahraga dan Waktu Tidur

Olahraga memang baik untuk kesehatan dan sering dianggap membuat mudah mengantuk. Namun, berolahraga mendekati waktu tidur justru berimbas sebaliknya.

Olahraga, terutama dengan intensitas tinggi, justru membuat tubuh memproduksi adrenalin. Hormon ini bisa membuat tubuh Anda sulit rileks dan menjadi “siaga”.

Oleh karena itu, sebaiknya selesaikan olahraga minimal 2–3 jam sebelum tidur agar tubuh punya waktu untuk kembali rileks.

6. Terapkan Sleep Hygiene yang Baik

Jangan remehkan ‘ritual’ bersih-bersih sebelum tidur, karena perannya sangat krusial untuk membuat tidur lebih lelap. Begini cara menerapkannya:

  • Mandi air hangat sebelum tidur untuk menciptakan rasa kantuk alami.
  • Gunakan pakaian tidur yang nyaman, sebaiknya berbahan katun atau linen.
  • Gunakan sprei berbahan katun atau linen yang sejuk.
  • Pastikan kamar bersih dan rapi.

Selain membersihkan area tidur, ‘bersihkan’ pula pikiran Anda dengan menghentikan penggunaan gadget dan scrolling di media sosial, agar pikiran lebih rileks.

7. Ciptakan Kondisi Tidur yang Nyaman

Kondisi kamar seperti apa yang membuat Anda bisa tidur lebih nyenyak? Ini beberapa di antaranya:

  • Wangi – Gunakan wewangian yang menenangkan di kamar. Aroma lavender atau chamomile dikenal ampuh untuk mengendurkan ketegangan pada tubuh.
  • Lampu redup dan sunyi – Gunakan lampu dengan warna yang hangat, serta hindari penggunaan mesin yang bising untuk meminimalisir distraksi.
  • Kasur yang mampu menopang dengan sempurna – Pilih kasur dengan tingkat keempukan yang pas dan tidak membuat pegal saat bangun, seperti Domi Plush Hybrid. Kasur ini juga memiliki teknologi yang meminimalisir gerakan dan bunyi per, sehingga tidur Anda tak mudah terganggu.

Cara tidur nyenyak tidak selalu bergantung pada peralatan mahal atau suplemen khusus. Kuncinya adalah konsistensi. Jadi, sudah siap bangun pagi dengan perasaan yang lebih segar dari biasanya?

Ramadan identik dengan ibadah, silaturahmi, dan makanan lezat. Namun, kenikmatan ini datang ‘sepaket’ dengan tantangan lain: jam tidur yang berkurang. Tidur yang baik saat puasa bukan sekadar soal durasi, tetapi juga kualitasnya. 

Tanpa strategi yang tepat, tubuh bisa terasa lemas dan kurang fokus sepanjang hari. Bagaimana cara mengatasinya? Mari kita bahas strateginya di sini.

Dampak Kurang Tidur Selama Ramadan

Mengantuk saat berpuasa sering dianggap wajar. Bahkan, banyak yang berpikir bahwa tubuh akan beradaptasi dengan sendirinya.

Namun, pengelolaan waktu tidur yang kurang baik dapat menimbulkan dampak yang lebih serius, bahkan berjangka panjang, seperti:

  • Microsleep, tidur mendadak tanpa disadari yang bisa terjadi berulang kali.
  • Gangguan kognitif, seperti sulit fokus, berpikir lambat, dan daya ingat melemah.
  • Mood swing, membuat emosi tidak stabil dan mudah tersulut.
  • Penurunan daya tahan tubuh, sehingga lebih rentan terhadap penyakit.

Gangguan kesehatan ini bisa dialami oleh siapa saja. Namun, risikonya lebih rentan terjadi pada beberapa orang, seperti pekerja shift, mereka yang memiliki gangguan tidur, atau orang dengan penyakit bawaan.

Oleh karena itu, penting untuk mengelola waktu tidur agar Ramadan tetap lancar.

7 Cara Tidur yang Baik Saat Puasa

Agar Ramadan tetap berjalan lancar dan tubuh tetap fit, perlu strategi khusus untuk menjaga kualitas tidur termasuk mengatur waktu tidur saat puasa. Berikut langkah-langkahnya lainnya.

1. “Latihan Tidur” Sebelum Ramadan

AI Generated by Freepik @ Freepik

Jika memungkinkan, cobalah menyesuaikan pola tidur sebelum Ramadan. Artinya cobalah ‘latihan’ menghadapi perubahan jam tidur di waktu Ramadan beberapa waktu sebelum Ramadan dimulai.

Anda bisa bangun di jam sahur dan jam-jam setelah tarawih. Cara ini cocok untuk Anda yang sering kesulitan menyesuaikan jam tidur di kala Ramadan. Dengan begini, Anda bisa melakukan transisi jam tidur dengan mulus dan bisa nyaman beribadah di bulan suci.

2. Sesuaikan Jadwal Tidur dengan Aktivitas Harian

Freepik @ Freepik

Tidak semua orang memiliki jadwal yang sama. Oleh karena itu, sesuaikan pola tidur dengan aktivitas sehari-hari guna menemukan jam tidur yang terbaik saat puasa bagi Anda.

  • Lakukan power nap 20-30 menit menjelang Zuhur.
  • Jika tidak memungkinkan untuk tidur menjelang Zuhur, terapkan prinsip “early rise, early sleep”. Artinya, bangun lebih awal dan tidur lebih cepat.
  • Apabila Anda ingin tarawih hingga larut malam, coba tidur sejenak sebelum berbuka agar badan tetap segar.
  • Jika jadwal Anda tidak tetap (misalnya pekerja shift atau orang tua dengan anak kecil), fokus saja pada durasi tidur. Upayakan untuk tidur lebih lama kapanpun Anda bisa.

Bagi sebagian orang, menemukan pola tidur yang tepat di momen puasa mungkin membutuhkan sedikit waktu. Namun, yang terpenting adalah mengusahakannya.

3. Utamakan Makan Makanan Berserat

Freepik @ jcomp

Makanan tinggi serat dapat membantu tubuh merasa kenyang lebih lama. Selain itu, makanan ini juga mencegah gangguan pencernaan yang justru bisa mengganggu tidur.

Berikut cara menambah serat dalam hidangan sahur dan berbuka:

  • Mengganti nasi putih dengan singkong, ubi, kentang, atau nasi merah.
  • Mengonsumsi buah sebagai pengganti takjil, bisa dalam bentuk utuh, jus, atau yogurt yang ditaburi potongan buah.
  • Mengonsumsi sup sayur untuk mencukupi kebutuhan serat dan air sekaligus.

Selain mencegah sensasi craving berlebih, makan makanan berserat juga bisa meringankan gejala maag dan sembelit yang kerap muncul saat berpuasa.

4. Siapkan Hidangan Sahur dengan Meal Prep

Freepik @ Freepik

Menyiapkan hidangan sahur sering kali memakan waktu lama. Akhirnya, waktu tidur Anda pun tersita.

Untuk mengakalinya, gunakan teknik meal prep, yaitu menyiapkan bahan makanan lebih awal atau memasak menu sahur yang bisa langsung dipanaskan. Trik sederhana ini membantu menghemat waktu dan memungkinkan Anda tidur lebih lama.

5. Lakukan Kegiatan Menenangkan Sebelum Tidur

Freepik @ Freepik

Susah tidur saat puasa kerap dipicu oleh stres, baik secara psikologis maupun fisik (contoh: efek samping setelah olahraga intens). Untuk membantu tubuh rileks, coba lakukan hal berikut sebelum tidur:

  • Mandi air hangat.
  • Minum teh herbal seperti teh chamomile.
  • Membaca Al-Qur’an, berzikir, atau mendengarkan ayat suci.
  • Berbaring sambil memejamkan mata dan merileksasi otot.

Menurut penelitian, melakukan relaksasi sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur dan memaksimalkan manfaatnya. Sebaliknya, tanpa relaksasi, Anda lebih rentan terbangun di tengah malam dan bangun dalam keadaan kurang segar.

6. Minimalisir Distraksi

Freepik @ Freepik

Jika ingin tidur nyenyak, hindari penggunaan hal-hal yang bisa mendistraksi sebelum tidur, seperti gadget, benda-benda bersuara bising, dan lampu yang terang.

Pasalnya, semua hal tersebut dapat menghambat produksi melatonin yang membantu Anda merasa mengantuk.

Untuk mencapai tidur yang nyenyak dan optimal, minimalkan distraksi setidaknya 30–60 menit sebelum tidur. 

7. Pilih Kasur yang Nyaman

Freepik @ Freepik

Banyak orang sudah menyadari bahwa kasur berperan besar terhadap tidur nyenyak.

Idealnya, kasur harus bisa menopang tubuh dengan baik dan bisa meminimalisir distraksi saat tidur, misalnya gerah, bunyi per yang mengganggu, hingga tungau. Semua fasilitas itu ada di kasur Domi Plus Hybrid.

Kasur Domi Plus Hybrid memiliki tingkat keempukan yang pas untuk mencegah pegal-pegal, serta memiliki material yang lembut dan sejuk. Terlebih, teknologi Pocket Spring Motion Isolation-nya membantu meredam bunyi per dan gerakan yang mendisrupsi tidur Anda.

Ramadan adalah momen emas untuk melatih disiplin dan melakukan refleksi diri. Jangan sampai momen ini jadi terganggu hanya karena pola tidur yang berantakan. Jadi, pastikan Anda tetap tidur yang baik saat puasa agar bisa fokus mengembangkan aspek spiritual dalam diri.

Berpuasa seharusnya menyehatkan tubuh, tapi mengapa beberapa orang justru mengalami gangguan kesehatan seperti dehidrasi, sembelit, atau GERD? Masalahnya mungkin bukan pada puasa itu sendiri, melainkan cara menjalankannya. Berikut beberapa tips puasa sehat yang bisa Anda praktikkan:

1. Sahur dengan Makanan yang Lambat Dicerna

Puasa sering dianggap sebagai penyebab tubuh lemas dan tak bertenaga. Padahal, menjaga energi tetap stabil sepanjang hari saat berpuasa bukanlah hal mustahil.

Kuncinya? Pilih makanan yang lebih lambat dicerna saat sahur. Beberapa contohnya:

  • Karbohidrat kompleks → Nasi merah, singkong, ubi, oatmeal.
  • Protein berkualitas → Telur, tahu, tempe, ikan.
  • Lemak sehat → Alpukat, kacang tanah, biji wijen

Karena lama dicerna, pelepasan energi dari makanan-makanan ini juga lebih bertahap. Hasilnya? Tubuh tetap bertenaga dan tidak mudah lapar.

Cara ini pun bisa dipraktikkan oleh penderita diabetes yang membutuhkan tips puasa sehat. Tapi, pastikan untuk konsultasi dokter terlebih dulu untuk memastikan asupan yang sesuai.

2. Minum Banyak Saja Tidak Cukup

Haus, pusing, dan sulit konsentrasi sering dianggap efek wajar dari puasa. Padahal, bisa jadi itu merupakan tanda dehidrasi.

Banyak orang mengira minum air sebanyak mungkin saat sahur adalah solusi. Faktanya, ini justru memperparah dehidrasi karena tubuh akan lebih sering buang air kecil.

Kuncinya adalah mengatur pola dan jenis minuman. Berikut tips puasa anti haus:

  • Bagi jatah minum harian menjadi dua gelas saat sahur, empat gelas saat berbuka sebelum tarawih, dan dua gelas sebelum tidur.
  • Pilih minuman kaya elektrolit, seperti air kelapa atau larutan garam alami, yang dapat membantu mengikat air dalam tubuh.
  • Konsumsi makanan tinggi air seperti semangka, melon, atau tomat untuk asupan air ekstra.

Dengan cara ini, Anda bisa tetap fokus, segar, dan nyaman menjalani puasa tanpa khawatir dehidrasi.

3. Tetapkan Porsi Makan Secukupnya

Sadar atau tidak, puasa seharian bisa membuat kita kalap saat makan, yang memicu porsi makanan berlebihan.

Sayangnya, kebiasaan ini justru bisa memicu gangguan pencernaan dan naiknya asam lambung (GERD). Akibatnya? Dada terasa panas, perut begah, hingga nyeri di ulu hati.

Bagi penderita maag, coba terapkan tips puasa sehat berikut:

  • Fokus pada komposisi, bukan sekadar porsi → Isi ½ piring dengan sayuran, ¼ dengan protein, dan ¼ dengan karbohidrat kompleks agar pencernaan bekerja lebih ringan.
  • Beri jeda saat berbuka → Mulailah dengan air putih dan buah sebelum beralih ke makanan berat untuk menghindari kembung.
  • Makan dengan mindful eating → Hindari makan sambil bermain gadget, dan kunyah makanan hingga benar-benar lumat agar lebih mudah dicerna.

Dengan pola makan yang tepat, puasa bisa tetap lancar tanpa gangguan maag atau GERD.

4. Konsumsi Probiotik

Mengonsumsi probiotik merupakan salah satu cara tetap sehat selama puasa. Ini dapat membantu pencernaan yang perlu beradaptasi dengan pola makan yang baru.

Probiotik adalah makanan hasil fermentasi yang mengandung bakteri baik untuk usus. Manfaatnya meliputi:

  • Mencegah sembelit dan membuat BAB lebih teratur.
  • Menekan pertumbuhan Helicobacter pylori, bakteri penyebab maag.
  • Mengatasi kembung akibat pencernaan yang kurang lancar dan produksi gas berlebih.

Beberapa sumber probiotik yang mudah ditemukan di Indonesia antara lain yogurt, tempe, kimchi, acar, dan cuka apel.

Meski memiliki segudang manfaat, probiotik bisa menyebabkan kembung atau diare jika Anda belum terbiasa mengonsumsinya. Maka dari itu, mulailah dengan porsi kecil dan selalu amati reaksi tubuh setelah mengonsumsinya.

5. Tetap Aktif Bergerak

Berolahraga saat puasa mungkin terdengar seperti hal yang sulit. Padahal, justru di momen inilah Anda perlu olahraga, agar stamina tetap terjaga sepanjang hari.

Agar tubuh tetap nyaman, pilihlah jenis olahraga yang tepat dan lakukan dalam durasi yang pas.

Beberapa olahraga yang ideal dilakukan saat puasa adalah yoga, pilates, jalan kaki, hingga jogging. Lakukan olahraga satu jam sebelum atau setelah berbuka, dengan durasi sekitar satu jam setiap harinya.

6. Usahakan Tidur yang Cukup

Padatnya jadwal aktivitas dan ibadah kerap memicu insomnia, atau sulit tidur, pada sebagian orang. Ini mengakibatkan tubuh jadi lemas, susah konsentrasi, dan tidak produktif.

Untuk mengganti waktu tidur yang terpotong, Anda bisa menggunakan tips puasa sehat ala Rasulullah: melakukan Qaiululah, alias power nap. Jika memungkinkan, upayakan untuk tidur selama 20-30 menit di sela-sela aktivitas, biasanya menjelang Zuhur.

Kemudian, ciptakan suasana tidur yang nyaman dengan menggunakan kasur yang terbaik, seperti Domi All New Dual Comfort.

Karena memiliki topangan yang baik, kasur Domi membantu mencegah timbulnya nyeri punggung, sehingga Anda merasa lebih segar saat terbangun. Selain itu, material kasur Domi juga lembut dan anti-tungau, membuat tidur Anda tetap nyenyak dan tak mudah terganggu.

7. Memanfaatkan Teknologi

Meskipun puasa telah dijalankan selama ribuan tahun, teknologi modern bisa membantu Anda menjalankannya dengan lebih mudah dan sehat. Berikut beberapa cara memanfaatkannya:

  • Aplikasi pengingat minum – Membantu memastikan asupan cairan tetap terpenuhi.
  • Aplikasi atau video panduan olahraga – Memudahkan Anda tetap aktif dengan latihan ringan di rumah.
  • Smartwatch atau fitness tracker – Memantau tanda-tanda vital tubuh, seperti detak jantung dan kualitas tidur, untuk memastikan kinerja tubuh tetap terjaga.

Dengan teknologi, Anda bisa menjalani puasa lebih sehat, terkontrol, dan optimal.Dengan menerapkan tips puasa sehat di atas, Anda bisa menjalani bulan suci tanpa gangguan kesehatan. Nikmati ibadah dengan nyaman, jalani dengan penuh energi, dan raih berkah sebanyak mungkin.

Pagi mengantuk, siang lemas, sore susah fokus—inilah dilema yang sering muncul di bulan Ramadan. Padahal, ada, loh, cara menjaga energi saat puasa agar Anda bisa beribadah dengan maksimal tanpa mengorbankan produktifitas. Mari kita bahas lebih lanjut.

Penyebab Tubuh Lemas Saat Puasa

Saat puasa Ramadan, tubuh akan mengalami perubahan rutinitas yang signifikan, khususnya pada pola makan dan jam tidur. 

Jika tidak dikelola dengan tepat, perubahan ini akan memicu rasa lemas, tidak fokus, dan mudah mengantuk. Faktor pemicunya antara lain:

  • Penurunan kadar gula darah, karena tubuh tidak mendapat asupan karbohidrat yang merupakan sumber energi dalam waktu lama.
  • Kurang nutrisi, terlebih jika nutrisi yang Anda konsumsi saat sahur dan iftar kurang atau tidak seimbang.
  • Dehidrasi atau kurang cairan yang membuat tubuh menjadi mudah lemas dan sulit berkonsentrasi.
  • Kurang istirahat, padahal aktivitas padat. Ini membuat energi lebih cepat terkuras.

Karena itu, penting untuk menyesuaikan tubuh agar tidak ‘kaget’ menghadapi perubahan ritme aktivitas di bulan suci.

7 Cara Agar Puasa Lancar dan Tetap Berenergi

Menjaga energi selama puasa bisa dilakukan dengan cara-cara sederhana, di antaranya:

1. Makan Secukupnya Saat Sahur dan Berbuka

Makan dalam porsi besar tidak otomatis membuat Anda semakin kuat saat berpuasa. Sebaliknya, ini justru membuat energi cepat turun dan menurunkan kualitas tidur karena tubuh mengeluarkan energi ekstra untuk mencerna makanan.

Saat makan, ingatlah untuk:

  • Berbuka dengan segelas air putih terlebih dulu, kemudian minum air secara bertahap sambil makan. Ini membantu mempermudah pencernaan sekaligus menghidrasi tubuh.
  • Kunyah makanan perlahan hingga benar-benar lumat untuk mempermudah proses pencernaan.

Cara ini membuat kinerja pencernaan menjadi lebih ringan, sehingga energi bisa tersimpan dengan efisien.

2. Makan dengan Kombinasi Menu yang Tepat

Pemilihan makanan yang tepat saat sahur dan berbuka merupakan kunci agar tetap bertenaga saat puasa. Untuk itu, pastikan isi piring Anda mencakup:

Zat GiziFungsiContoh
Karbohidrat kompleksMenjadi sumber energi lebih lama.Nasi merah, singkong, kentang, atau ubi
Protein Menjaga kekuatan otot selama puasa.Telur, ayam, ikan, daging, tahu, dan tempe
Lemak sehatCadangan energi yang baik untuk jantung.Alpukat, yogurt plain, minyak zaitun, kacang-kacangan.
SeratMenstabilkan gula darah.Sayuran hijau, wortel, brokoli, dan buah-buahan.
Gula alami (direkomendasikan saat berbuka)Mengembalikan energi dengan cepat.Kurma, pisang, pepaya, dan semangka.

3. Jaga Cairan Tubuh

Merasa haus, lemas, dan pusing kerap dianggap sebagai bagian dari puasa. Padahal, bisa jadi itu adalah tanda-tanda dehidrasi.

Untuk mencegah dehidrasi, praktikkan cara berikut:

  • Tetap minum delapan gelas sehari dengan aturan 2-4-2, 2 gelas saat sahur, 4 gelas setelah berbuka hingga sebelum tidur, dan 2 gelas saat sahur.
  • Hindari asupan makanan asin, pedas, dan berkafein karena dapat memicu dehidrasi.
  • Minum air kelapa. Air kelapa adalah minuman yang membantu Anda tetap kuat berpuasa karena tinggi elektrolit dan mineral.

Tubuh yang terhidrasi dapat mencegah rasa lemas dan membantu Anda tetap fokus hingga waktunya berbuka.

4. Tetap Berolahraga

Berolahraga secara rutin dapat membantu meningkatkan stamina. Namun, saat berpuasa, sebaiknya sesuaikan waktu dan jenis olahraganya.

Beberapa olahraga yang cocok saat puasa adalah:

  • Jalan kaki dan yoga – sebaiknya dilakukan 30-60 menit sebelum berbuka.
  • Jogging dan latihan kekuatan ringan (bodyweight exercise, angkat beban ringan) – sebaiknya dilakukan 1-2 jam setelah berbuka dengan makanan ringan.

Jenis olahraga tersebut mendorong tubuh untuk tetap aktif tanpa kehilangan energi terlalu banyak.

5. Dahulukan Pekerjaan yang Berat

Agar tetap produktif, sebaiknya lakukan tugas-tugas berat atau yang membutuhkan konsentrasi tinggi di pagi hari hingga menjelang Zuhur.

Pasalnya, di periode tersebut, tubuh memiliki energi lebih banyak dari makanan yang dikonsumsi saat sahur.

Menjelang sore, konsentrasi dan energi biasanya menurun. Oleh karena itu, selesaikanlah pekerjaan yang lebih ringan, misalnya pekerjaan administratif atau repetitif.

6. Sesuaikan Ritme Tidur dan Jam Tubuh

Susah tidur saat puasa adalah masalah ‘klasik’ bagi banyak orang. Namun, ini membuat tubuh tidak bisa meregulasi energi dengan baik, sehingga Anda menjadi lemas di siang hari.

Untuk mengatasinya, lakukan cara:

  • Mengatur ulang jam tubuh (body clock) dengan cara berjemur di pagi hari.
  • Upayakan bangun dan tidur di jam yang sama setiap hari dengan cara memasang alarm.

Cara ini membantu tubuh untuk menyesuaikan dengan ritme tidur baru, sehingga Anda lebih segar dan tidak mudah lemas selama puasa.

7. Ciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman

Tidur dalam durasi yang lama belum tentu menandakan tidur yang berkualitas. Tidur lama tapi tidak nyenyak justru tidak memberikan manfaat yang dibutuhkan oleh tubuh.

Agar tidur lebih berkualitas, pastikan dulu lingkungan tidur Anda sudah nyaman. Salah satu caranya adalah dengan memilih kasur yang tepat.

Kasur yang ideal tak hanya harus nyaman, tapi juga mampu menopang tubuh dengan optimal untuk mencegah nyeri. Untuk itu, salah satu pilihan terbaik adalah Domi Euro Mattress.

Domi Euro Mattress memberikan dukungan maksimal bagi tulang punggung, terutama bagi Anda yang gemar tidur terlentang. Materialnya yang sejuk juga memastikan tidur tetap nyaman tanpa rasa gerah, yang secara otomatis meningkatkan kualitas tidur.

Untuk cara menjaga energi saat puasa memang membutuhkan usaha yang lebih dari biasanya, namun bukannya mustahil. Terapkan cara-cara di atas dan pilih kasur Domibed agar tetap semangat dan berstamina sepanjang hari!

Bangun dini hari, menyiapkan makanan, dan mengumpulkan energi untuk menjalani puasa sepanjang hari bukanlah perkara mudah. Apalagi jika Anda mudah mengantuk, kembali tidur setelah sahur bisa terdengar sangat menggoda.

Pada dasarnya, tidur adalah kegiatan yang baik untuk mengembalikan energi tubuh. Tapi, apakah tidur sehabis sahur benar-benar baik untuk tubuh? Atau justru menimbulkan dampak negatif? Simak jawabannya di artikel ini.

Kenapa Kita Sering Mengantuk Setelah Sahur?

Ada alasan logis mengapa sensasi mengantuk kerap muncul sehabis sahur.

Ini karena tubuh masih menganggap waktu sahur sebagai jam tidur. Ini sering terjadi di minggu-minggu pertama Ramadan, ketika tubuh masih belum beradaptasi dengan perubahan rutinitas.

Selain itu, kecenderungan mengonsumsi makanan berat dan karbohidrat berlebih saat sahur juga bisa memicu kantuk. Ini karena tubuh lebih memprioritaskan penggunaan energi untuk mencerna makanan dibandingkan kegiatan lainnya[1].

Tidur Setelah Sahur, Boleh atau Tidak?

Pada dasarnya, tidur setelah sahur sebetulnya tidak direkomendasikan.

Pasalnya, berdasarkan studi, langsung tidur sehabis sahur justru bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan[2], seperti:

  • Refluks asam lambung
  • Gangguan pencernaan
  • Tidur tidak nyenyak
  • Kenaikan berat badan

Meski begitu, tidur setelah sahur juga bisa menjadi cara untuk memulihkan energi di tengah padatnya kegiatan di bulan Ramadan. Namun, ada cara khusus untuk memastikan Anda mendapat tidur nyaman dan berkualitas, tanpa membahayakan kesehatan.

7 Tips Tidur Setelah Sahur

Dengan teknik yang tepat, tidur sehabis sahur sangat mungkin dilakukan. Begini caranya:

  1. Bijak Menentukan Menu dan Porsi Makanan

Meski sedang berpuasa, hindari makan ‘asal kenyang’ tanpa memperhatikan asupan gizinya. Pilihlah makanan yang bernutrisi dan bergizi seimbang, seperti:

  • Karbohidrat kompleks – Kentang, singkong, dan nasi merah.
  • Tinggi serat – Sayur-sayuran hijau dan buah-buahan
  • Protein – Daging ayam, sapi, ikan, tempe, dan tahu
  • Lemak sehat – Alpukat dan kacang almond

Makanan-makanan tersebut cenderung lebih mudah dicerna, membuat kenyang lebih lama, dan memberikan energi yang lebih stabil[3], sehingga ideal sebagai menu sahur.

Selain itu, cara makan pun juga penting diperhatikan. Hindari makan dalam porsi berlebihan dan makanlah pelan-pelan. Ini membuat kinerja sistem pencernaan menjadi lebih ringan dan mencegah rasa kantuk.

  1. Memberi Jeda Waktu

Islam menganjurkan untuk tidak langsung makan sehabis tidur. Ini merupakan salah satu adab setelah makan yang sering dilakukan Rasulullah SAW[4].

Artinya, tidur sehabis makan memang tidak dianjurkan secara umum, bukan hanya saat sahur saja.

Jika memang perlu, tidurlah 2-3 jam setelah makan sahur[5]. Jeda ini memberi waktu ekstra bagi pencernaan untuk memproses makanan dengan optimal, dan mencegah timbulnya masalah kesehatan.

  1. Tidur Lebih Awal

Jika memungkinkan, aturlah agar Anda bisa tidur lebih awal. Misalnya, segera setelah selesai tarawih. Ini dilakukan untuk mendapatkan waktu tidur yang lebih panjang dan mencegah kantuk yang mungkin muncul setelah sahur.

Usahakan untuk tidur setidaknya 4-5 jam di malam hari. Durasi ini dapat membantu tubuh untuk memproduksi melatonin, yang paling banyak muncul di malam hari[6], dan bisa membuat tidur Anda lebih nyenyak, meningkatkan imunitas, dan mencegah inflamasi.

  1. Tentukan Jadwal Tidur dan Bangun

Tubuh akan cepat terbiasa jika ‘dilatih’. Prinsip ini juga berlaku untuk mengatasi keinginan untuk tidur setelah sahur.

Untuk itu, Anda perlu menentukan jam tidur dan jam bangun setiap hari, dan konsisten menjalaninya, meski di akhir pekan. Agar prosesnya lebih mudah, praktikkan tips berikut:

  • Gunakan alarm di ponsel untuk mengingatkan jam tidur dan jam bangun
  • Berhenti menggunakan gadget, minimal satu jam sebelum tidur
  • Melakukan kegiatan relaksasi sebelum tidur, misalnya mandi air hangat atau membaca untuk memicu kantuk.

Dengan begini, seiring waktu, tubuh akan menyesuaikan jam biologisnya, sehingga Anda tetap bisa terjaga selepas waktu sahur.

  1. Melakukan Kegiatan Fisik yang Ringan

Alih-alih langsung tidur, cobalah untuk melakukan kegiatan fisik yang ringan, seperti:

  • Membaca
  • Berdzikir
  • Membersihkan rumah
  • Berjalan santai di sekitar rumah

Melakukan kegiatan ringan selepas sahur dapat membantu memperlancar metabolisme dan proses pencernaan. Hal ini bisa membantu Anda tetap terjaga dengan cara mendistraksi rasa mengantuk yang muncul.

  1. Power Nap Jika Memang tak Tertahankan

Jika sensasi mengantuk sudah tak tertahankan, Anda bisa melakukan teknik power nap, alias tidur singkat dengan durasi 15-30 menit.

Namun, hindari tidur melebihi waktu tersebut, karena justru dapat membuat Anda lemas, bahkan sakit kepala.

Jika memang ingin melanjutkan tidur, Anda bisa kembali melakukan power nap di setelah salat Zuhur ataupun setelah salat Isya.

  1. Tidur dengan Posisi yang Tepat

Untuk mencegah rasa tidak nyaman di perut, usahakan untuk tidur dalam kondisi perut dan tenggorokan berada di satu garis vertikal. Dengan kata lain, dalam posisi duduk atau setengah duduk.

Agar lebih stabil, Anda bisa menggunakan bantal untuk mengganjal tubuh.

Selain itu, pilihlah kasur yang sesuai untuk berbagai posisi tidur, seperti Domi Plush Hybrid yang sanggup menopang tubuh dengan sempurna. Selain itu, materialnya pun lembut dan sejuk, sehingga tidur Anda akan semakin lelap dan nyaman.

Tidur setelah sahur memang kurang direkomendasikan. Namun, dengan teknik yang tepat dan menggunakan kasur Domi Plush Hybrid, Anda bisa meminimalisir dampaknya dan mendapat tidur yang optimal.

Bagi beberapa orang, bulan Ramadan biasanya datang ‘sepaket’ dengan insomnia. Hal ini seringkali disebabkan oleh perubahan rutinitas—mulai dari pola makan, pola tidur, hingga tingkat aktivitas fisik.

Kabar baiknya, mengatasi insomnia saat puasa bukan hal yang mustahil. Kuncinya adalah melakukan penyesuaian agar tubuh bisa beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Di artikel ini, Anda akan menemukan tujuh cara alami untuk untuk mengatasi insomnia selama Ramadan. Mari ulas satu persatu.

Bagaimana Cara Mengetahui Anda Mengalami Insomnia?

Tahukah Anda? Banyak orang yang mengalami insomnia tidak menyadari kondisinya[1]. Kondisi sulit tidur sering dianggap biasa, padahal bisa menjadi tanda insomnia yang perlu diatasi.

Beberapa gejala insomnia meliputi:

  • Sulit tidur meskipun tubuh sudah terasa lelah.
  • Tidur tidak nyenyak, sering terbangun di malam hari dan sulit tidur kembali.
  • Bangun terlalu pagi dan kesulitan tidur lagi.
  • Tidur terasa tidak menyegarkan, tubuh tetap lelah dan kurang bertenaga.
  • Muncul rasa gelisah atau khawatir setiap malam karena takut sulit tidur.

Jiki dibiarkan, insomnia dapat berakibat buruk pada keseharian. Dampaknya luas—mulai dari sering lelah, mudah tersinggung, penurunan koordinasi tubuh, hingga menyebabkan berbagai penyakit kronis jika dibiarkan terlalu lama.

Cara Mengatasi Insomnia Saat Bulan Puasa

Susah tidur sebaiknya tidak dianggap enteng. Coba terapkan cara-cara berikut agar momen Ramadan Anda tetap lancar:

  1. Buat Jadwal Tidur yang Konsisten

Selama bulan Ramadan, buatlah jadwal tidur yang teratur setiap harinya. Lalu, jalani jadwal tersebut secara konsisten, bahkan di akhir pekan.

Untuk memudahkan, Anda bisa mengikuti jadwal tidur terbaik menurut Islam, yaitu[2]:

  • Setelah salat Zuhur dengan durasi 15-30 menit, disebut juga ‘Qailulah’.
  • Setelah salat Isya dan tarawih.

Konsisten menjalani jadwal tersebut dapat membantu ‘melatih’ tubuh untuk terbiasa dengan ritme aktivitas yang baru sehingga bisa mencegah insomnia berkepanjangan.

  1. Batasi Konsumsi Kafein

Kafein yang ada dalam beberapa minuman seperti teh dan kopi dapat memicu insomnia. Oleh karena itu, tak ada salahnya mengurangi—atau menghentikan sepenuhnya—konsumsi minuman tersebut, terutama di bulan Ramadan.

Perlu Anda ketahui, merk-merk teh yang umum ditemui di pasaran merupakan teh hitam, teh yang kandungan kafeinnya paling tinggi[3]. Ini seringkali menjadi ‘jebakan tak terlihat’ yang membuat insomnia sulit hilang.

Kalaupun ingin minum minuman berkafein, pilihlah teh putih yang kadar kafeinnya relatif rendah atau kopi decaf. Lebih baik lagi jika Anda bisa menggantinya dengan susu hangat atau air mineral.

  1. Berhenti Merokok

Bagi sebagian orang, berhenti merokok memang menjadi tantangan tersendiri.

Namun, studi menemukan bahwa merokok memiliki kaitan erat dengan beberapa gejala insomnia, seperti sulit tidur dan tidur yang terputus-putus[4].

Jika rasa ingin merokok itu muncul, Anda bisa mengakalinya dengan makan buah-buahan atau melakukan sesuatu yang bisa mengalihkan pikiran.

  1. Buat Jadwal Berolahraga

Di bulan Ramadan, intensitas aktivitas fisik cenderung menurun. Hal ini membuat tubuh kurang merasa lelah, yang memicu insomnia.

Untuk mengakalinya, buatlah jadwal rutin untuk berolahraga. Opsi waktu ideal untuk melakukannya adalah sebelum berbuka dan sebelum sahur.

Selain itu, pilihlah olahraga dengan tingkat intensitas menengah, misalnya:

  • Berenang – Penurunan suhu tubuh setelah berenang dapat memberi ‘sinyal’ rasa lelah dan rileks, sehingga Anda lebih mudah tertidur.
  • Yoga – Peregangan (stretching) yang dilakukan saat yoga dapat melepaskan ketegangan pada otot, membuat tubuh merasa rileks dan mengantuk.

Hindari olahraga yang terlalu intens atau terlalu malam, karena dapat memicu produksi adrenalin yang justru membuat badan tidak mengantuk.

  1. Hindari Makan Terlalu Banyak

Makan terlalu banyak membuat sistem pencernaan jadi bekerja lebih keras. Hal ini bisa memicu kenaikan asam lambung dan rasa tidak nyaman yang mengganggu ritme tidur.

Kondisi tersebut bisa semakin parah jika Anda mengonsumsi makanan yang cenderung cepat dicerna, seperti makanan tinggi gula, makanan pedas dan berminyak, serta karbohidrat olahan seperti nasi putih dan roti.

Sebagai gantinya, pilihlah makanan yang lebih lambat dicerna, seperti makanan tinggi protein, karbohidrat kompleks, dan tinggi lemak baik, seperti:

  • Daging sapi dan ayam
  • Kentang atau ubi
  • Ikan salmon
  • Alpukat
  • Kacang-kacangan

Makanan tersebut tinggi nutrisi dan bisa tercerna pelan-pelan, sehingga tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada sistem pencernaan.

  1. Mengelola Stres dengan Bijak

Faktor psikologis kerap menjadi biang insomnia. Terutama di bulan Ramadan, di mana kegiatan terasa lebih padat.

Maka dari itu, lakukanlah hal-hal yang menenangkan untuk mengelola stres dengan baik, seperti:

  • Menulis diary atau journal kegiatan sehari-hari
  • Menikmati wewangian dari aromatherapy
  • Mendengarkan musik favorit

Pintar-pintar mengelola stres bisa membantu Anda meredakan rasa cemas dan depresi yang kerap membuat sulit tertidur.

  1. Menciptakan Atmosfer yang Nyaman untuk Tidur

Jika bicara soal kenyamanan saat tidur, pengaturan perabotan kamar ternyata memiliki pengaruh besar. Begini caranya:

  • Gunakan lampu kuning yang redup untuk menciptakan suasana yang nyaman untuk tidur.
  • Atur suhu ruangan menjadi sekitar 24-28oC, suhu yang tidak terlalu dingin ataupun terlalu panas untuk meregulasi suhu tubuh agar tetap nyaman saat tidur.
  • Gunakan kasur dengan tingkat keempukan yang sesuai, seperti Domi All New Dual Comfort yang memiliki dua tingkat keempukan sekaligus: Soft dan Firm, yang mampu menopang tubuh dengan sempurna dan membuat tidur semakin nyenyak.

Ada beragam cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi insomnia tanpa mengonsumsi obat sama sekali. Pastikan Anda memilih kasur yang berkualitas dan ubah gaya hidup agar ibadah Ramadan Anda semakin khusyuk.

Menjaga pola tidur sehat saat bulan Ramadan bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama di minggu-minggu pertama, saat tubuh baru mulai beradaptasi.

Meski begitu, hal ini bisa diatasi dengan sedikit penyesuaian pada kegiatan sehari-hari.

Ada tiga aspek utama yang bisa Anda perhatikan untuk mendapatkan tidur yang berkualitas sambil tetap memaksimalkan ibadah:

  1. Manajemen waktu yang baik.
  2. Konsumsi makanan yang tepat.
  3. Menghindari hal-hal yang bisa mengganggu tidur.

Bagaimana cara menerapkannya? Simak tips berikut ini.

Pola Tidur yang Baik Menurut Ilmu Kesehatan

Banyak yang berpikir bahwa setiap orang harus tidur 7-8 jam sehari. Padahal, kebutuhan tidur sangat personal dan bergantung pada[1]:

  • Kondisi fisik
  • Kondisi psikologis
  • Tingkat aktivitas harian
  • Gaya hidup

Namun, untuk membantu menentukan waktu tidur yang ideal, para ahli mengelompokkan durasi tidur berdasarkan usia[2]:

KelompokRentang UsiaKebutuhan Tidur
Bayi0 bulan – 2 tahun11-17 jam
Anak-anak3-12 tahun9-13 jam
Remaja13-17 tahun8-10 jam
Dewasa19-60 tahun7-8 jam
Lansia>60 tahun7-9 jam

7 Cara Tidur yang Sehat di Bulan Ramadhan

Untuk mendapat badan tetap berenergi sepanjang hari di bulan Ramadan, praktikkan tujuh cara ini:

1. Lakukan ‘Power Nap’

Power nap adalah tidur ‘kilat’ yang dilakukan di siang hari. Berbeda dengan tidur di malam hari, durasi power nap umumnya hanya 15-30 menit saja.

Power nap memiliki konsep yang serupa dengan Qailulah[3]. Ini merupakan trik tidur sehat ala Rasulullah SAW yang memiliki banyak manfaat, seperti:

  • Meningkatkan daya ingat
  • Memulihkan energi
  • Menjaga fokus dan produktivitas

Meski begitu, hindari melakukan power nap lebih dari 30 menit. Pasalnya, jika berlebihan, hal ini justru berpotensi memicu lemas dan pusing, bahkan sakit kepala.

2. Konsumsi Makanan yang Membantu Tidur Nyenyak

Tidur yang lelap sangat berkaitan dengan jumlah melatonin dalam tubuh. Untuk menambah melatonin dan membantu tubuh lebih rileks, Anda bisa mengonsumsi makanan berikut:

  • Kurma – Memicu produksi melatonin.
  • Pisang – Kaya magnesium dan potasium untuk relaksasi otot.
  • Greek yogurt – Mengandung triptofan untuk mendukung produksi melatonin.
  • Ikan berlemak (sarden, tuna, salmon) – Kaya asam lemak omega-3 yang meningkatkan kualitas tidur.
  • Oatmeal – Sumber karbohidrat kompleks yang menstabilkan gula darah.
  • Susu hangat – Mengandung kalsium yang membantu tubuh rileks.

Tips Konsumsi:

  • Saat sahur, pilih makanan bernutrisi yang mengenyangkan, seperti ikan, oatmeal, dan yogurt.
  • Saat berbuka, konsumsi makanan ringan yang membantu tubuh lebih rileks sebelum tidur, seperti kurma, pisang, dan susu hangat.

3. Hindari Makanan Berat dan Berminyak

Makan makanan berat dan berminyak saat berbuka bisa memicu gejolak asam lambung, sehingga tidur menjadi tidak tenang dan mudah terbangun.

Untuk mengakalinya, praktikkan tips berikut:

  • Awali berbuka dengan kurma dan air putih untuk mengembalikan energi dan mencegah makan berlebihan.
  • Pilih makanan bernutrisi yang dimasak dengan cara panggang atau kukus daripada gorengan.
  • Jika ingin minum kafein, pilih kopi decaf atau teh kamomil. Lebih baik lagi, ganti dengan susu hangat.

Tips tersebut dapat membantu memberi Anda nutrisi yang dibutuhkan tubuh, namun tidak mengganggu kualitas tidur.

4. Hindari Olahraga Sebelum Tidur

Olahraga memang sangat baik untuk kesehatan. Namun, olahraga terlalu malam justru meningkatkan produksi adrenalin, yang membuat tubuh terasa bertenaga namun sulit rileks.

Sebagai alternatif, Anda bisa berolahraga di pagi hari atau sebelum berbuka. Namun, kalaupun harus olahraga malam, pilihlah olahraga low impact seperti yoga, pilates, atau kardio ringan.

5. Kurangi Pemakaian Gadget Sebelum Tidur

Sinar biru atau blue light yang keluar dari gadget, seperti TV, laptop, dan ponsel, memiliki efek negatif terhadap produksi melatonin dalam tubuh. Akibatnya? Anda jadi sulit tidur, dan kualitas istirahat pun menurun.

Untuk mengatasinya, Anda bisa mengaktifkan fitur Night Mode atau Blue Light Filter pada gadget serta menerapkan batas waktu penggunaan gadget, terutama saat sebelum tidur.

Selain itu, pastikan Anda tidak menggunakan gadget 30-60 menit sebelum tidur untuk memberi tubuh waktu bersiap untuk istirahat.

6. Tidur Menghadap Kanan

Tidur menghadap kanan adalah posisi tidur yang sehat dan dianjurkan dalam Islam. Beberapa penelitian medis juga mendukung manfaatnya bagi kesehatan[x], yaitu:

  • Mengoptimalkan sistem pencernaan – Tidur hadap kanan membantu lambung tetap di posisi alami dan mengurangi risiko kenaikan asam lambung.
  • Memudahkan pernapasan – Mengurangi tekanan pada jantung dan paru-paru.

Agar posisi tidur Anda tetap mengarah ke kanan, letakkan bantal di sisi kiri tubuh atau di antara lutut. Ini membantu postur tetap seimbang sekaligus mencegah Anda tidur menghadap ke arah sebaliknya.

7. Ciptakan Suasana Tidur yang Nyaman

Kondisi kamar yang nyaman berperan besar bagi tidur yang lelap. Berikut beberapa hal yang bisa membantu:

  • Atur pencahayaan kamar dengan lampu berwarna hangat atau redup agar tubuh lebih rileks, atau gunakan eye mask untuk memblokir cahaya.
  • Atur suhu ruangan ke suhu ideal, yaitu 23-25°C untuk membuat tubuh lebih rileks.
  • Gunakan kasur yang memiliki tingkat keempukan ideal untuk mendukung postur alami tubuh, seperti Euro Domi Mattress.

Mendapatkan tidur yang berkualitas di bulan Ramadan memang butuh sedikit penyesuaian. Tapi, memilih kasur yang tepat bisa membuatnya lebih mudah.

Euro Domi Mattress dirancang untuk kenyamanan maksimal untuk membantu mengurangi nyeri punggung dan membuat tidur lebih berkualitas. Dengan begini, Anda bisa mendapat pola tidur sehat di bulan Ramadan dan bisa tetap fokus menjalani ibadah.

Dengan prevalensi mencapai 67%, insomnia menjadi masalah serius di Indonesia.[1] Salah satu faktor pemicunya adalah pemilihan kasur yang kurang tepat, membuat tidur jadi tidak nyaman dan sulit nyenyak. Maka dari itu, sebelum membeli kasur, pastikan Anda sudah memahami betul tingkat keempukan kasur yang sesuai kebutuhan dan kondisi Anda.

Ingat, kasur adalah barang esensial yang akan menemani Anda dalam jangka waktu lama!

Supaya tidak salah pilih, mari kenali berbagai tingkat keempukan kasur serta kelebihan dan kekurangannya di sini!

1. Super Soft

Tingkat Kekerasan: 1

Coba bayangkan gula kapas yang langsung kempes begitu Anda sentuh, itulah gambaran kasur super soft. Begitu Anda merebahkan diri, tubuh Anda akan tenggelam seperti sedang dipeluk lembut oleh kasur ini.

Sayangnya, kasur terlalu empuk ini kurang baik bagi kesehatan. Anda mungkin bertanya-tanya, kenapa kasur tidak boleh terlalu empuk?

Kasur jenis ini tidak mampu memberikan support yang badan Anda butuhkan selama beristirahat, sehingga seluruh tekanan langsung tertumpu pada tulang punggung yang bisa memicu rasa pegal di tubuh.

2. Extra Soft

Tingkat Kekerasan: 2

Tipe ini sedikit lebih stabil dari kasur sebelumnya, tapi Anda masih bisa merasakan sensasi “tenggelam” walaupun tidak sedalam kasur super soft. 

Jenis ini akan sangat nyaman Anda pakai seumpama Anda sering merasakan nyeri sendi, karena teksturnya yang cenderung lunak tidak memberikan tekanan berlebihan pada tubuh. Sayangnya, kasur ini kurang dapat meredam gerakan, sehingga Anda mungkin akan terganggu jika ada gerakan di sisi lain dari tempat tidur. 

3. Soft

Tingkat Kekerasan: 3

Dengan rasa yang lebih padat dari kasur sebelumnya, kasur ini bisa memberikan dukungan ekstra pada bahu dan pinggul Anda. Ideal untuk individu dengan posisi tidur menyamping karena bagian bahu dan pinggul mendapatkan dukungan ekstra dalam menahan beban tubuh. 

Namun, jika Anda suka tidur dengan posisi terlentang, kasur ini kurang optimal karena tidak dapat memberikan dukungan yang tulang punggung Anda butuhkan.

4. Medium Soft

Tingkat Kekerasan: 4

Kasur medium soft artinya adalah kasur yang berada di antara kasur lunak dan agak keras. 

Jenis ini ideal untuk individu dengan kondisi berat badan lebih ringan dan mempunyai kebiasaan tidur menyamping. Pasalnya, kasur ini akan memberikan sokongan yang cukup kuat untuk berat badan yang lebih ringan sehingga tubuh tidak terbenam terlalu dalam.

Kekurangannya, penggunaan kasur ini secara terus-menerus oleh orang dengan berat badan lebih ringan, terutama pada area yang sama, kasur akan bisa cepat mengalami penurunan kualitas dan mungkin perlu lebih cepat Anda ganti.

5. Medium 

Tingkat Kekerasan: 5

Medium dapat dikatakan sebagai tingkat keempukan kasur yang bagus. Tidak terlalu lembut hingga tubuh tenggelam tanpa dukungan, dan tidak terlalu padat layaknya tidur di lantai. 

Kelebihan jenis ini adalah kompresinya yang pas untuk menopang lekuk tubuh tanpa membuatnya sakit di pagi hari. Meski begitu, bagi individu yang memiliki preferensi spesifik antara kasus yang lebih lunak atau padat, jenis satu ini akan kurang memuaskan. 

6. Medium Firm

Tingkat Kekerasan: 6

Kasur medium firm artinya adalah kasur yang masih terasa empuk namun lebih cenderung ke arah keras. 

Kasur ini menjadi pilihan yang tepat jika Anda sering merasa nyeri punggung. Berdasarkan penelitian, kasur tipe ini mampu mengurangi nyeri punggung hingga 48% dan menyempurnakan pengalaman tidur hingga 55% lebih baik.[2] 

Minusnya, jenis ini bukan pilihan terbaik untuk posisi tidur menyamping, terutama dalam durasi yang lama.

7. Firm

Tingkat Kekerasan: 7

Kasur ini keras namun tetap ada rasa empuk ketika Anda gunakan. Tipe kasur satu ini akan mencegah area punggung bawah (lumbar) tertekan atau tenggelam terlalu dalam sehingga sangat pas untuk posisi tidur terlentang. 

Sayangnya, jenis ini kurang cocok bagi orang menginginkan alas tidur yang empuk sehingga sulit terlelap di malam hari.

8. Extra Firm

Tingkat Kekerasan: 8

Tanpa rasa empuk yang mendalam, kasur ini menawarkan kestabilan yang ideal untuk menjaga posisi tidur Anda tetap benar. Namun, jika Anda lebih suka sensasi lembut dan membuai, kasur ini mungkin terasa terlalu keras untuk cita rasa Anda.

9. Very Firm

Tingkat Kekerasan: 9

Berada satu level di atas extra firm, Anda tidak akan lagi merasakan rasa empuk.  Bagi Anda yang tidak memiliki masalah tulang belakang, obesitas, atau kebutuhan khusus lainnya, tidur di kasur ini mungkin terasa jauh dari kata nyaman. 

10. Ultra Firm

Tingkat Kekerasan: 10

Berada di posisi kasur yang paling keras, permukaan kasur ini benar-benar keras tanpa terasa bantalan empuk sama sekali. 

Kasur ini bukan barang yang lazim Anda temukan di toko. Pasalnya, tipe ini lebih difokuskan untuk kebutuhan medis tertentu atau bagi individu yang memerlukan dukungan ekstra di setiap sudut tubuhnya.

Dirancang dengan teknologi orthopedic, kasur ini sangat ideal untuk mereka yang mengalami masalah punggung atau tulang belakang, karena memberikan sokongan maksimal untuk menjaga posisi tubuh yang tepat dan mengurangi rasa sakit pada punggung.

Apa pun pilihan kasur Anda, Domi bedadalah solusinya! Dengan beragam pilihan kasur, dari pilihan kasur medium firm terbaik hingga medium soft, Domi hadir untuk memenuhi kebutuhan istirahat Anda.

Tidak ada lagi kompromi soal kenyamanan. Segera kunjungi toko atau situs resmi Domi dan temukan pilihan sesuai dengan preferensi tingkat keempukan kasur Anda. Tidur lebih nyenyak, bangun dengan energi maksimal! Jangan tunda lagi, mulailah langkah kecil menuju hidup lebih sehat bersama Domi.

×