Teknologi sensor tidur kini hadir sebagai jawaban atas masalah klasik: sudah tidur lama, tapi bangun tetap lelah. Sekitar 30% orang dewasa di dunia mengalami gejala insomnia,[1] sementara 28 juta orang Indonesia hidup dengan gangguan tidur.[2] Kualitas adalah kuncinya, bukan durasi. 

Oleh karena itu, kasur modern dengan sensor pintar membuka bab baru dalam memahami istirahat. Artikel ini akan mengupas bagaimana teknologi sensor tidur bisa jadi solusinya.

Kasur Modern dengan Sensor Tidur Otomatis

Photo by picryl

Pasar smart bedding global pada 2023 tercatat bernilai lebih dari USD 2,7 juta dan diprediksi tumbuh stabil hingga 2029.[3] Angka ini mencerminkan urgensi akan solusi tidur yang lebih cerdas. 

Sensor kasur pintar hadir menjawab kebutuhan itu: memantau detak jantung, pernapasan, gerakan tubuh, hingga durasi tidur tanpa perlu perangkat tambahan. 

Berbeda dengan aplikasi ponsel atau smartwatch yang memerlukan interaksi manual, kasur modern dengan teknologi sleep tracking bekerja otomatis, sehingga Anda bisa fokus pada satu hal penting—tidur nyenyak dan bangun segar setiap hari.

Bagaimana Teknologi Sensor Tidur Bekerja

Photo by CTRL

Beberapa produsen global, seperti Tecksan dan XSENSOR dari Amerika, hingga Sumitomo Electric dari Jepang, telah mengembangkan sensor tekanan untuk ranjang medis—awalnya ditujukan mencegah luka tekan pada pasien.[4] Prinsip yang sama kini diadopsi ke kasur pintar. 

Cara kerja sleep sensor ini sebenarnya sederhana, tapi efektif: sensor tekanan tersemat di lapisan kasur, mendeteksi detak jantung dan pernapasan hingga gerakan halus tubuh. Informasi ini kemudian dikirim ke aplikasi smartphone dan diolah menjadi laporan tour harian yang mudah dipahami. 

Apabila membandingkannya dengan alat pemantau kualitas tidur yang berdiri sendiri, smart bedding jauh lebih seamless. Anda tidak memerlukan perangkat tambahan di pergelangan tangan atau sensor yang melibatkan pemasangan terpisah. 

Hasilnya, pengguna bisa mendapatkan insight akurat tentang pola tidur tanpa mengubah rutinitas malamnya.

Manfaat Nyata bagi Pengguna

Photo by Create Health on freepik

Gangguan tidur seperti insomnia dan sleep apnea bukan hal langka. Keduanya terbukti mengganggu konsentrasi dan produktivitas bahkan kesehatan jantung.[5] Manfaat sensor tidur pintar akan terasa dalam hal ini—sensor bisa mendeteksi gejala dini sebelum makin parah. 

Lebih dari itu, teknologi ini memberikan rekomendasi personal yang membantu Anda membangung rutinitas tidur sehat sesuai kebutuhan. Data juga tersimpan hingga progres kualitas tidur bisa Anda lacak untuk jangka panjang. 

Bagi pekerja urban yang sering merasa lelah meski sudah tidur lama, fitur ini ibarat cermin objektif—menunjukkan di mana masalahnya, sekaligus memberi arah untuk memperbaikinya.  

Inspirasi Inovasi dari Jepang & Amerika

Photo by freepik on freepik

Negara maju mulai melangkah lebih jauh dalam menghadirkan tidur yang benar-bener personal. Jepang, misalnya, memadukan AI sleep tracking dengan sistem pengatur suhu kasur otomatis. Dengan begitu, kenyamanan termal bisa menyesuaikan ritme biologis pengguna sepanjang malam.[6]

Sementara itu, beberapa produsen kasur dan perusahaan teknologi Amerika berkolaborasi melahirkan sistem analisis tidur berbasis AI yang mampu membaca data dari sensor detak jantung saat tidur secara presisi.[7]

Inovasi semacam ini menegaskan bahwa masa depan tidur bukan hanya soal kasur empuk melainkan pengalaman istirahat yang personalized, sesuai kebutuhan tubuh masing-masing.

Bukan Gimmick tapi Alat Gaya Hidup Sehat

Photo by denivpetro on freepik

Gangguan tidur seperti insomnia dan sleep apnea terbukti mengurangi fokus dan energi hingga kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, alat pemantau kualitas tidur lewat kasur pintar tidak bisa lagi dipandang sebagai gimmick. 

Keberadaannya telah menjadi bagian dari gaya hidup sehat—membantu siapa saja yang ingin lebih produktif, bukan hanya mereka dengan masalah tidur. Kasur yang tepat, kini berfungsi ganda: alas istirahat sekaligus instrumen menjaga kualitas hidup.

Domi Cloud Hybrid, Kasur Premium dari Domi

Photo by Domi

Tidur modern tak cukup hanya mengandalkan sensor pintar—material kasur juga menentukan seberapa pulas Anda beristirahat. Domi Cloud Hybrid hadir dengan kombinasi material premium yang khusus mendukung kenyamanan maksimal. 

Lapisan Open Cell Memory Foam memberi sensasi seolah melayang: empuk, responsif, serta mampu menyesuaikan panas tubuh dan tekanan agar tidur tetap stabil. Sementara itu, Green Tea Latex menambah lapisan perlindungan alami dengan sifat antibakteri sekaligus menciptakan efek segar dan rileks. 

Hasilnya, kasur ini menyatukan support yang kuat dengan kenyamanan yang lembut—pasangan ideal bagi Anda yang produktif dan membutuhkan tidur berkualitas setiap malam. Dengan begitu, energi pulih keesokan paginya dan performa terjaga sepanjang hari.

Tidur berkualitas bukan kebetulan, melainkan kombinasi kasur yang tepat dan pemahaman pola tidur yang akurat. Sensor membantu membaca apa yang terjadi saat Anda terlelap, sementara material premium menghadirkan kenyamanan yang terasa langsung. tangible

Domi Cloud Hybrid menjadi pilihan ideal, memadukan teknologi modern dan desain cerdas untuk mendukung kesehatan serta produktivitas Anda. Saatnya peduli, saatnya upgrade, temukan rahasia istirahat lewat teknologi sensor tidur.

Cara merawat kasur sering kali dianggap sepele. Padahal, musim hujan di Indonesia dengan kelembapan udara yang bisa menembus 80%[1] membuat kasur cepat lembap dan bau apek hingga jadi sarang tungau. Selain mengganggu kenyamanan, kondisi ini juga menurunkan kualitas tidur Anda. 

Artikel ini mengupas tuntas cara merawat kasur yang tepat, kunci utama untuk tidur tetap nyenyak tanpa gangguan apa pun musimnya.

Kasur dan Dramanya di Musim Hujan

Photo by fresh cocleaner

Kelembapan udara saat musim hujan bisa menembus 80%, yang sangat ideal untuk jamur dan tungau berkembang biak. Dua “penghuni tak diundang” ini terbukti memicu alergi—mulai dari hidung tersumbat, bersin, hingga mata gatal.[2] Semua gejala ini umumnya semakin parah di malam hari sehingga kualitas tidur bisa ikut hancur. 

Situasi akan semakin kompleks apabila:

  • Sirkulasi udara di kamar minim, sehingga udara lembap terjebak dan sulit keluar.
  • Kasur langsung di lantai dan menyerap lembap, sehingga kasur ikut basah.
  • Tidak ada pelindung di bawah kasur membuat kelembapan  mudah meresap, terutama pada kasur busa.

Kombinasi faktor-faktor ini membuat cara merawat kasur busa maupun kasur berbahan lainnya jadi kunci penting agar kasur tetap nyaman dan sehat.

Pencegahan Sederhana yang Efektif

Photo by sharyn morrow on flickr

Tungau berkembang biak paling cepat saat kelembapan di atas 65%, cukup stabil di kisaran 50-60%.[3] Artinya, kunci utama bukan hanya kebersihan, tapi bagaimana cara menjaga kasur tetap kering. 

Beberapa langkah sederhana bisa jadi game-changer, seperti:

  • Gunakan waterproof mattress protector untuk mencegah rembesan
  • Letakkan silica gel di sekitar kasur agar kelembapan terserap
  • Pilih bed frame dengan rongga supaya udara bisa mengalir bebas

Bedanya dengan cara tradisional yang hanya mengandalkan jemur di luar ruangan, aksesori modern ini bekerja setiap saat tanpa harus menunggu matahari muncul. Selain bikin kasur lebih awet, kombinasi pencegahan sederhana ini juga membantu mencegah tungau dan jamur yang bisa memicu alergi maupun gangguan pernapasan.

Perawatan Harian agar Kasur Sehat

Photo by Andrea Davis on pexels

Kebiasaan sederhana sering kali jadi penentu utama kenyamanan tidur. Namun, di banyak rumah di Indonesia, kamar justru ditutup rapat saat hujan. Sementara itu, udara lembap yang terperangkap bisa membuat kasur cepat apek. 

Untuk mencegahnya, coba rutinitas praktis berikut:

  • Angin-anginkan kasur setiap pagi agar udara segar masuk dan lembap saat keluar.
  • Buka jendela di siang hari supaya cahaya dan sirkluasi alami membantu mengeringkan ruangan.
  • Gunakan dehumidifier atau kipas angin ketika cuaca tidak memungkinkan.

Tips menjaga kasur tetap awet ini juga jadi bagian dari cara membersihkan kasur secara alami. Apabila Anda melakukannya secara konsisten, kasur akan tetap kering dan higienis serta bikin nyaman setiap malam.

Solusi saat Kasur Sudah Terlanjur Lembap atau Bau Apek

Photo by pxhere

Kasur yang sudah lembap biasanya langsung memberi peringatan lewat bau apek yang menusuk. Jangan panik, ada beberapa trik efektif untuk mengatasinya.

Caranya: 

  1. Pertama, taburkan baking soda secara merata di permukaan kasur. Biarkan beberapa jam agar partikel penyerapnya bekerja optimal.
  2. Setelah itu, pakai vacuum cleaner untuk mengangkat sisa bubuk sekaligus membersihkan debu halus dan tungau. 
  3. Apabila cuaca cerah, biarkan kasur berada di bawah matahari—cara alami ini masih sangat efektif.
  4. Namun, jika hujan tak kunjung reda, Anda bisa gunakan hair dryer atau blower sebagai opsi darurat. 

Inilah cara menghilangkan bau apek di kasur yang praktis tapi ampuh.

Kasur Bersih = Tidur Berkualitas

Photo by Greg Pappas on unsplash

Tidur nyenyak bukan hanya tentang durasi, tapi juga oleh kondisi kasur yang Anda gunakan setiap hari. Kasur yang terawat akan mengurangi risiko alergi dan menjaga postur tubuh sekaligus memberi rasa nyaman lebih lama. 

Bahkan, cara merawat kasur spring bed sama pentingnya dengan kasur busa, mengingat keduanya rentan terhadap debu dan kelembapan. Pada akhirnya, kasur bukan sekadar alas tidur—ini adalah investasi kesehatan keluarga yang berpengaruh pada kualitas hidup.

Domi Air Mattress: Kasur dengan Teknologi Modern

Photo by Domi

Kalau kasur bersih sudah jadi investasi kesehatan, maka memilih kasur dengan teknologi tepat adalah langkah cerdas berikutnya. Domi Air Mattress hadir dengan dua pilihan: full foam untuk firm support dan pocket spring bagi Anda yang menyukai kenyamanan fleksibel—tinggal sesuaikan dengan tubuh maupun ruangan.

Rahasianya ada pada Ventilated Blue Air Foam yang menjaga sirkulasi udara tetap lancar, serta Adaptive Fabric yang membuat permukaan kasur sejuk dan kering. Jadi, merawat kasur memang penting. Namun, memilih kasur yang sejak awal menggunakan teknologi pencegahan kelembapan sejak awal akan membuat hidup jauh lebih praktis.

Mulai dari pencegahan, perawatan harian, hingga solusi darurat, semua kembali pada satu hal: kualitas tidur berawal dari kasur yang sehat. Dengan memilih Domi Bed, Anda tak hanya mendapat kenyamanan, tapi juga perlindungan ekstra dari kelembapan. 

Jadi, jangan tunggu masalah muncul—investasikan waktu untuk memahami cara merawat kasur yang benar.

Psikologi warna seprai sering kali terabaikan. Padahal, hal simpel ini bisa jadi alasan kenapa Anda tetap lelah meski tidur berjam-jam. Studi psikologi menunjukkan bahwa warna mampu memengaruhi mood dan detak jantung hingga relaksasi pikiran.[1] 

Suasana kamar, khususnya warna seprai, bisa menentukan seberapa nyenyak Anda beristirahat. Mari kupas bersama bagaimana psikologi warna seprai bekerja dan bagaimana memilihnya bisa jadi kunci tidur berkualitas.

Psikologi Warna dan Kualitas Tidur

Photo by pickpik

Warna ternyata bukan sekadar estetika, tapi juga stimulus bagi tubuh dan pikiran. Penelitian menunjukkan bahwa cool tones seperti biru dan hijau mampu menurunkan detak jantung serta tekanan darah.[2] Warna ini juga menciptakan atmosfer tenang yang meredakan stres. 

Sebaliknya, warna hangat cenderung merangsang energi sehingga kurang ideal untuk relaksasi malam. Inilah mengapa hotel bintang lima kerap memilih linen netral atau pastel: lembut di mata sekaligus menenangkan saraf. 

Hubungan warna dan suasana hati saat tidur begitu nyata. Tepatnya, warna bisa menjadi terapi visual yang membantu tubuh masuk ke mode istirahat lebih cepat.

Efek Warna Populer untuk Seprai

Photo by nhadatvideo on flickr

Biru adalah warna paling populer di dunia untuk kamar tidur,[3] salah satu alasannya karena efek calming yang bantu menurunkan tekanan darah. Oleh karena itu, biru juga ideal untuk seprai terutama bagi penderita insomnia ringan.

Sementara itu, hijau menghadirkan suasana alami, seolah ketenangan hutan atau taman masuk ke kamar Anda. Putih, meski sederhana, memberi kesan yang lapang dan bersih sekaligus minimalis.

Abu-abu juga menjadi salah satu yang populer karena netral dan stabil serta mudah memadukannya dengan berbagai gaya interior. Sementara itu, warna pastel—seperti lembutnya pink pucat atau ungu muda—menciptakan atmosfer hangat yang mengundang relaksasi. 

Singkatnya, pilihan warna seprai yang menenangkan bukan hanya mempercantik kamar, tapi juga menjadi katalis tidur yang lebih pulas.

Hindari Warna Ini untuk Kamar Tidur

Photo by interiorAI

Penelitian menunjukkan warna cerah dan mencolok, seperti merah atau oranye terang, cenderung merangsang sistem saraf sehingga sulit bagi tubuh untuk masuk ke mode relaksasi.[4] 

Dalam konteks psikologi warna dalam kamar tidur, pilihan warna ini lebih tepat untuk ruang kerja atau area aktivitas karena mampu picu energi dan fokus. Namun, jika Anda menerapkannya di seprai, efeknya bisa berbalik: otak terus terstimulasi dan tidur menjadi tidak nyenyak. 

Itulah sebabnya, memilih warna seprai bukan hanya soal estetika, melainkan juga strategi menjaga kualitas istirahat.

Seprai dan Gaya Interior Pribadi

Photo by freerange

Pengaruh warna seprai terhadap tidur erat kaitannya dengan preferensi pribadi dan suasana yang ingin dibangun. Bahkan, warna seprai bisa jadi strategi sederhana untuk mengubah nuansa kamar.

Misalnya, biru sangat pas untuk kamar bernuansa coastal atau pantai karena memberi kesan segar dan terang. Sementara itu, krem atau beige cocok untuk gaya Scandinavian yang hangat sekaligus minimalis. Putih, di sisi lain, menjadi andalan bagi yang menyukai tampilan modern dan rapi.

Menariknya, mengganti seprai bisa menjadi cara makeover instan tanpa renovasi bear. Dengan memilih warna yang tepat, kamar tidur bukan hanya tampak indah, tapi juga menghadirkan atmosfer yang mendukung tidur berkualitas.

Benang Merah: Estetika, Kenyamanan, dan Psikologi

Photo by Shashi Chaturvedula on unsplash

Pilihan warna seprai sejatinya bekerja di tiga lapis: estetika, kenyamanan, dan efek psikologis. Warna yang indah memang mempercantik kamar, tapi kenyamanan kain serta sugesti visual yang muncul jauh lebih menentukan kualitas tidur. 

Seperti biru yang menenangkan, putih yang memberi kesan bersih, atau warna pastel untuk kamar tidur yang menghadirkan rasa hangat. Semua ini menunjukkan bahwa warna lebih dari sekadar dekorasi, melainkan elemen yang mengubah pengalaman tidur menjadi lebih rileks dan sehat serta menyenangkan.

Seprai dan Mattress Protector dari Domi

Jika warna mampu mengubah pengalaman tidur, maka pilihan produk yang tepat akan melengkapi efeknya. Seprai Domi hadir dengan dua warna netral—abu-abu dan putih—yang serbaguna, fleksibel untuk berbagai gaya kamar, sekaligus menciptakan nuansa tenang dan minimalis. 

Sarung bantal dan gulingnya juga senada, sehingga tercipta harmoni visual yang menenangkan mata sebelum istirahat. Tak kalah penting, Domi Mattress Protector menjaga kasur tetap bersih dari lembap maupun noda. Dengan begitu, sensasi higienis selalu terjaga setiap malam. 

Bagi Anda yang mendambakan tidur sehat dan praktis, kombinasi ini menawarkan kenyamanan sekaligus estetika tanpa kompromi.

Warna bukan sekadar hiasan kamar, tapi terapi yang memengaruhi cara tubuh dan pikiran beristirahat. Seprai, di sisi lain, bisa jadi pintu masuk sederhana untuk menciptakan suasana tidur yang lebih rileks dan tenang serta menyenangkan. Mulailah dengan memilih nuansa yang sesuai mood Anda, atau manfaatkan opsi netral dari Domi untuk hasil maksimal. Pada akhirnya, memahami psikologi warna seprai adalah langkah kecil dengan dampak besar bagi kualitas tidur Anda.

Akhir-akhir ini, tujuan travelling memang semakin beragam. Ada orang yang lebih suka mencari spot-spot aesthetic instagramable, berburu kuliner di restoran dan kafe hits, atau datang ke tempat wisata ikonik dan legendaris. Bahkan, ada juga orang sengaja melakukan sleep tourism.

Apa itu sleep tourism? Ini adalah fenomena unik ketika orang-orang rela travelling hanya untuk tidur dan beristirahat. Tujuannya agar pola dan kualitas tidur membaik tanpa ada gangguan yang  berarti. Fenomena ini sedang tren dan naik daun di kalangan anak muda. 

Karena itu, berikut adalah ulasan tuntas tentang sleep tourism, mulai dari definisi, alasan tren ini jadi populer, manfaat, dan informasi penting lainnya!

Mengenal Sleep Tourism Lebih Dekat

Tahukah Anda jika sepertiga orang dewasa di seluruh dunia sering kali kurang tidur?[1] Jika hal ini hanya terjadi satu atau dua kali, mungkin dampaknya tidak akan terlalu terasa. Namun, bila Anda terus menerus kurang tidur, sadar tidak sadar aktivitas harian pasti akan terganggu. 

Semakin hari, semakin banyak orang yang mulai menyadari hal ini. Inilah alasan mengapa fenomena sleep tourism muncul dan tumbuh subur di era modern ini. Sebuah riset bahkan mengungkap kalau sleep tourism market size mencapai USD 74.54 miliar di tahun 2024 dan diprediksi naik 12.4% dari tahun 2025-2030.[2]

Bisa dibilang, sleep tourism adalah travelling untuk tidur. Banyak orang memaknai fenomena ini sebagai tren “pindah tidur ke hotel” saja, namun ternyata maknanya jauh lebih luas. Anda juga melakukan self-care, healing, dan hal-hal lain yang bisa membantu meningkatkan kualitas tidur. 

Karena market size yang terus meningkat, hotel, villa, dan penginapan lain mulai memfasilitasi tren ini dalam beberapa tahun terakhir. 

Misalnya dengan:

  • Meningkatkan kualitas kamar, mulai dari bedding yang nyaman, pengontrol suhu berkualitas, hingga teknologi sound proof dan sound canceling.
  • Menawarkan Pillow Menus, yang terdiri dari pilihan bantal. Anda bisa memilih bantal yang terbuat dari bulu angsa, memory foam, dan lain-lain agar tidur lebih pulas. 
  • Menawarkan layanan spa dan self-care lain. 
  • Memberikan sleep kit, yang terdiri atas body butter, bantal, cooling eye mask, teh, dan coklat panas.
  • Menawarkan aktivitas tertentu yang bisa membantu meningkatkan kualitas tidur. 

Alasan Tren Sleep Tourism Muncul

Setelah mengenal apa itu sleep retreat atau tourism, kini saatnya mencari tahu alasan kenapa tren ini muncul. 

Ada beberapa alasan yang melatar belakanginya, yaitu:

  • Gaya hidup serba cepat, sehingga orang-orang hanya ingin beristirahat sejenak.
  • Sibuk kerja sampai burnout, yang membuat produktivitas menurun. 
  • Kelelahan kronis, sampai mengurangi kualitas tidur. 
  • Insomnia akibat paparan paparan gadget dan stres. 

Sleep Tourism Cocok untuk Siapa?

Sebenarnya, semua orang berhak untuk mengikuti tren sleep tourism. Khususnya jika Anda:

  • Para profesional muda yang ingin istirahat sejenak setelah sibuk bekerja.
  • Ibu rumah tangga yang kelelahan mengurus rumah, suami, dan anak.
  • Pebisnis yang ingin recharge total
  • Mahasiswa yang stress belajar, khususnya saat menghadapi skripsi, tesis, atau disertasi di tingkat akhir. 

Kenapa Harus Memperbaiki Pola dan Kualitas Tidur? 

Meskipun beberapa orang menganggapnya sebagai tren sesaat, namun sebenarnya ada banyak manfaat sleep tourism bagi kesehatan fisik dan mental. 

Jika pola dan kualitas tidur baik, Anda bisa mendapatkan manfaat berikut:

1. Menjaga Kesehatan Mental

Gangguan tidur sering kali dikaitkan dengan tingkat tekanan psikologis yang lebih tinggi, termasuk anxiety dan depresi. Hal ini karena pola dan kualitas tidur yang buruk bisa meningkatkan respons emosional negatif terhadap stresor. Pada saat bersamaan emosi positif pun kian menurun.[3]

Jadi, untuk menjaga kondisi mental agar tetap stabil, pastikan Anda tidur cukup dan berkualitas. Cara ini bisa menurunkan risiko stress, anxiety, depresi, dan gangguan kesehatan mental yang lain. 

2. Meningkatkan Sistem Imun

Selain berpengaruh pada kesehatan mental, kurang tidur juga punya pengaruh besar pada kesehatan fisik Anda. Ketika kualitas tidur buruk, sistem imun akan terganggu. Hal ini bisa memicu peradangan kronis dan juga peningkatan risiko infeksi patologi.[4]

Karena itu, usahakan untuk tidur setidaknya 7-8 sehari agar sistem imun bisa recharge dengan lebih maksimal dan bisa berfungsi dengan lebih optimal. 

3. Meningkatkan Produktivitas

Sadar tidak sadar, tidur juga punya pengaruh besar pada produktivitas. Pasalnya, kurang tidur bisa membuat Anda sulit fokus, sulit konsentrasi, tidak bisa berpikir jernih, dan tidak bisa berpikir kreatif. Selain itu, Anda juga rentan lelah, yang membuat produktivitas turun drastis.[5]

Mengingat semua manfaatnya, tidur berkualitas adalah sebuah kebutuhan, bukan kemewahan. Semua orang membutuhkannya. Hal inilah yang dipahami oleh Domi. Karena itu, Domi menciptakan Domi Bliss Mattress, kasur yang dirancang untuk menghadirkan pengalaman tidur sekelas hotel premium. 

Jadi, Anda tidak perlu terlalu sering melakukan sleep tourism karena bisa mendapatkan kenyamanan yang sama langsung dari rumah. Kasur ini memadukan material terbaik dengan kombinasi lapisan sempurna, yang bisa memberi kenyamanan dan dukungan ekstra saat tidur. Jadi, ayo coba sekarang juga!

Jika dilihat dari luar, tidur hanya dimaknai sebagai rutinitas harian yang wajib dilakukan untuk istirahat. Namun, ternyata aktivitas ini punya filosofi yang lebih dalam. Jadi, tidak heran jika ada negara yang punya tradisi tidur unik. Misalnya seperti kebiasaan tidur orang Jepang yang beda dengan di Indonesia. 

Jika Anda bertanya-tanya orang Jepang kalau tidur pakai apa, mereka suka memakai futon. Berbeda dengan orang Indonesia yang lebih suka memakai kasur busa, spring bed, atau kapuk. Futon sendiri adalah kasur tipis, datar, dan berisi bahan lembut yang digunakan untuk tidur di lantai atau di bingkai kayu.[1]

Pemilihan futon ini bukan tanpa alasan. Karena itu, pelajari makan di balik tidur memakai futon dan kebiasaan-kebiasaan tidur orang-orang dari negara lain yang tidak kalah unik!

Kenapa Orang Jepang Suka Memakai Futon?

Sumber: Wikimedia/@Micha L. Rieser edited by Canva

Kalau melihat dari sejarahnya, orang Jepang sudah menggunakan futon untuk tidur sejak zaman dulu. Pada waktu itu, hanya bangsawan kaya raya saja yang bisa menggunakannya. Sedangkan orang biasa tidur dengan memakai tikar. Tujuannya agar tubuh tidak kepanasan di musim panas dan tidak kedinginan di musim dingin. 

Namun, pada abad ke-18, penggunaan futon jadi lebih luas. Pada saat itu, kapas dan katun sudah lebih mudah ditemukan. Jadi, biaya untuk membuat futon tidak semahal dulu. Hasilnya, kasur ini bisa diproduksi secara masal dan mulai digunakan oleh orang Jepang, dari dulu hingga sekarang.

Jika kebanyakan orang di dunia beralih ke kasur yang lebih modern, kebanyakan orang Jepang masih mempertahankan cara tidur yang tradisional ini. 

Alasannya sederhana, yaitu karena:

1. Prinsip Minimalis & Efektivitas Ruang

Bentuk kasur futon Jepang itu unik karena bisa dilipat hingga menjadi tempat duduk. Ada tiga bagian di dalamnya, yaitu shikibuton (matras), kakebuton (selimut), dan makura (bantal). Karena bisa dilipat, kasur ini jadi lebih mudah dirapikan. Sangat ideal untuk orang-orang yang mengedepankan efektivitas ruang.

Selain itu, kasur ini juga mencerminkan budaya Jepang yang serba sederhana dan praktis. Selama nyaman dan bisa melindungi dari dingin dan panas, maka mereka tidak ragu untuk terus menggunakan kasur ini di zaman modern seperti sekarang.

2. Baik untuk Kesehatan

Bagi yang belum tahu bagaimana orang Jepang tidur, mereka biasanya hanya menggelar futon atau bingkai kayu di lantai dan tidur di sana. Namun jangan salah, karena meski sederhana ada manfaat kesehatan yang bisa Anda rasakan saat tidur di kasur ini. 

Kasur Jepang terkenal antidebu dan antijamur karena lebih mudah untuk dijemur di bawah sinar matahari dengan lebih rutin. Selain itu, futon juga firm, sehingga bisa menyelaraskan tulang belakang dan membenarkan postur saat tidur. Ini ideal untuk Anda yang rentan sakit punggung.[2]

Kebiasaan-Kebiasaan Tidur Unik di Negara Lain

Setelah tahu apa yang digunakan orang Jepang untuk tidur, kini saatnya untuk mengintip kebiasaan tidur unik di negara lain. 

1. Kebiasaan Tidur Orang Korea

Sumber: Freepik/@kstudio edited by Canva

Tidak jauh berbeda dengan orang Jepang, orang Korea juga terbiasa tidur di lantai. Karena itu, mereka menciptakan ondol, sistem pemanas lantai di rumah tradisional yang bisa melindungi mereka dari suhu dingin di musim dingin. Uniknya, ondol sudah ada sejak tahun 900-800 SM.[3]

Inilah kebiasaan tidur orang Korea yang sangat mencolok. Mereka mementingkan suasana kamar yang tenang dan hangat agar bisa rileks dan beristirahat dengan nyaman.

2. Kebiasaan Tidur Orang Skandinavia

Sumber: Freepik/@freepik edited by Canva

Berbeda dengan orang Jepang dan orang Korea yang suka tidur di lantai, sebenarnya orang Skandinavia lebih suka tidur di kasur modern. Namun uniknya, jika tidur berdua, mereka akan menggunakan dua selimut yang berbeda. Ini tentu tidak seperti orang Indonesia yang lebih suka berbagi selimut yang sama. 

Kebiasaan tidur ini dinamakan Scandinavian Sleep Method. Tujuan utamanya adalah agar kualitas tidur lebih optimal karena tidak terganggu oleh pergerakan orang di samping Anda. Biasanya dilengkapi dengan gaya kamar yang serba putih, natural, dan rapi, yang mendukung rasa tenang.

Hal-Hal yang Bisa Dipelajari dari Kebiasaan Tidur Negara Lain

Ketika melihat tiga budaya tidur di atas, sebenarnya ada banyak hal yang bisa Anda pelajari, seperti:

  • Pentingnya dukungan fisik untuk tidur, seperti permukaan tidur yang firm atau medium firm. Tujuannya agar bisa mendukung postur tidur dan menyelaraskan tulang belakang dengan lebih baik. 
  • Kehangatan dan ketenangan itu sangat penting untuk tidur berkualitas.
  • Menata ulang kamar tidur dengan konsep minimalis bisa jadi pilihan untuk hidup yang lebih praktikal.
  • Pilih bedding yang paling nyaman, mengingat kini sudah ada banyak opsinya.

Salah satu pilihan bedding terbaik adalah Domi Plush Hybrid. Kasur ini menggabungkan kenyamanan khas kasur Jepang (di lantai namun tetap empuk) dan kehangatan ala kasur Korea (supportive dan cozy). Desain kasurnya juga elegan seperti kasur Skandinavia yang terkenal minimalis dan fungsional.

Kasur ini adalah kasur pertama Domi yang menggunakan premium Korean microfiber. Bahan ini sangat populer sebagai bahan bantal dan guling Domi. Ideal bagi semua orang yang mendambakan tidur nyaman dan berkualitas setiap malam, berkaca pada kebiasaan tidur orang Jepang, Korea, dan Skandinavia.

Apakah Anda pernah tidak bisa bergerak dan bicara sama sekali saat terbangun dari tidur? Orang tua zaman dulu menyebutnya sebagai ketindihan. Menurut mereka, hal ini terjadi karena ada hantu yang tidur di atas tubuh. Tapi, benarkah hantu adalah alasan ketindihan saat tidur?

Kalau dilihat dari ciri-ciri ketindihan saat tidur, sangat masuk akal jika banyak orang mengaitkannya dengan hantu. Pasalnya, di situasi ini Anda sering kali melihat ada orang lain di dalam kamar. Kadang-kadang, orang itu terasa seperti menindih Anda sehingga muncul rasa takut, panik, dan sebagainya.

Meskipun sering dikaitkan dengan hal-hal mistis, sebenarnya ada penjelasan ilmiah soal fenomena ini. Karena itu, ayo pelajari lebih jauh tentang macam-macam, pemicu, dan cara mencegahnya!

Mengulik Mitos dan Fakta soal Ketindihan

Meskipun mitos ketindihan sangat berkaitan erat dengan hal mistis, namun sebenarnya fenomena satu ini cukup umum terjadi. Sekitar 7,6% dari populasi global setidaknya pernah mengalaminya satu kali seumur hidup.[1] Beberapa dari mereka bahkan merasakannya lebih dari satu kali.

Dalam bahasa medis, fenomena ini dikenal dengan nama sleep paralysis. Biasanya terjadi di fase REM (Rapid Eye Movement). 

Selama fase ini, semua otot tubuh Anda akan mengalami relaksasi total sehingga tidak bisa bergerak sama sekali. Namun, saat sleep paralysis, otak Anda tiba-tiba aktif. Akibatnya, otak Anda terkadang mengalami halusinasi visual. Sekitar 75% orang yang mengalami ketindihan mengalaminya.[2] 

Ada tiga kategori halusinasi yang umum terjadi, yaitu:

  • Sleep paralysis demon (ketindihan setan), terjadi ketika ada orang atau makhluk lain yang dianggap berbahaya. Hal ini memicu perasaan tertekan pada toraks dan membuat Anda tidak bisa bicara. Sering kali hal ini disertai oleh rasa cemas dan mati rasa.[3]
  • Incubus hallucination, terjadi ketika ada orang yang seolah-olah menindih tubuh Anda dan membuat dada terasa sesak. 
  • Vestibular-motor hallucination, terjadi ketika tubuh seakan terbang atau jiwa keluar dari raga. 

Macam-Macam Ketindihan

Setelah tahu mitos dan faktanya, kini saatnya untuk mengenal apa saja Macam-macamnya. Setidaknya ada 2 jenis ketindihan yang umum di dunia medis, yaitu:

  • ISP, biasanya hanya terjadi sesekali. Semua orang bisa merasakan ketindihan yang satu ini tanpa harus punya gangguan tidur lain.
  • RISP, biasanya terjadi berulang kali. Hanya orang yang punya gangguan tidur saja yang bisa merasakan ketindihan ini, misalnya narkolepsi.

Pemicu Ketindihan

Sebenarnya, penyebab ketindihan saat tidur itu sangat beragam. Namun, pemicu yang paling umum adalah:

1. Stres dan Kelelahan

Ketika merasa stres dan lelah, Anda lebih rentan mengalami ketindihan daripada saat sedang normal. Hal ini biasanya terjadi gara-gara ada gangguan pada siklus tidur normal. Jika biasanya Anda tidur 7-8 jam sehari, ketika siklusnya terganggu Anda sangat mungkin mengalami fenomena ini. 

2. Mengalami Masalah Mental

Selain itu, Anda juga lebih rentan mengalami ketindihan jika punya masalah mental. Faktanya, 31,9% pasien psikiatri pernah mengalami fenomena ini setidaknya satu kali.[1] Selain karena tidur yang kurang berkualitas, halusinasi juga lebih rentan terjadi. 

3. Punya Gangguan Tidur Narkolepsi

Orang yang punya gangguan tidur narkolepsi sering kali memasuki fase REM lebih cepat dari orang lain. Jika pada situasi normal Anda bisa masuk ke fase REM setelah 60-90 menit, maka orang yang punya narkolepsi bisa masuk ke fase tersebut dalam waktu 15 menit.[4] Jadi, lebih rentan mengalami ketindihan.

Tips Mencegah Ketindihan

Jika Anda penasaran tentang apakah ketindihan itu berbahaya, maka jawabannya adalah tidak. Namun, jika terjadi secara berulang, ini tentu bisa mengganggu kualitas tidur Anda. Hasilnya, Anda merasa lelah dan tidak fit setelah bangun tidur.

Karena itu, ada beberapa cara mengatasi ketindihan saat tidur, yaitu:

  • Jangan panik dan jangan paksakan untuk bergerak karena bisa membuat halusinasi semakin parah. 
  • Coba atur napas dan biarkan tubuh tetap rileks, anggap bahwa semua halusinasi yang terjadi hanya mimpi belaka. 
  • Jaga pola tidur, setidaknya 7-8 jam perhari dan usahakan untuk tidur di waktu yang sama setiap hari. 
  • Kurangi konsumsi kopi, teh, dan kafein lain. 
  • Segera konsultasikan dengan dokter jika memiliki narkolepsi atau gangguan tidur lain, jangan sampai fenomena ini mengganggu aktivitas Anda sehari-hari. 
  • Segera cari distraksi ketika sedang stress. 
  • Buat manajemen waktu yang baik, jangan sampai Anda mengalami kelelahan kronis. 
  • Ciptakan suasana tidur yang nyaman. 
  • Pilih tempat tidur yang berkualitas.

Mengingat kebutuhan Anda akan tempat tidur yang berkualitas, Domi punya solusinya. Solusinya adalah Cloud Hybrid, yang memberikan sensasi seperti tidur di atas awan. Pas untuk Anda yang produktif dan butuh tidur nyenyak sepanjang malam. Kasurnya empuk dan mampu memberi support yang ideal. 

Tidur di kasur ini bisa menjadi salah satu cara mencegah ketindihan saat tidur. Pasalnya, kualitas tidur Anda membaik dengan kombinasi quilted ultra soft cover, hybrid comfort foam, green tea latex, memory foam, 18cm pocket spring, dan beberapa foam berkualitas lain. Jadi, ayo coba kasur Cloud Hybrid sekarang juga!

Manfaat meditasi sebelum dan setelah tidur ibarat tombol reset untuk otak yang lelah terlalu banyak buka tab, seperti laptop yang tidak pernah mati. Sebelum tidur, kita butuh shutdown; setelah bangun, harus reboot dengan tenang. Tapi sayangnya, gaya hidup sekarang cenderung bikin pikiran selalu aktif sebagai default-nya. 

Nah, meditasi bisa jadi ritual sederhana yang bantu mengembalikan keseimbangan. Yuk, gali manfaat meditasi sebelum dan setelah tidur secara menyeluruh!

1. Detoks Mental sebelum Tidur

Pikiran yang penuh tidak hanya memicu susah tidur, tapi juga bikin tidur jadi tidak benar-benar istirahat. Makanya, meditasi sebelum tidur bisa berperan sebagai cleansing system yang menghapus jejak stres dan notifikasi mental sekaligus sisa beban hari itu. 

Saat Anda duduk tenang dan fokus pada napas, tubuh mulai masuk ke mode parasimpatik—mode “santai total” yang sinyalnya sering terabaikan.[1] Inilah bentuk relaksasi sebelum tidur yang paling esensial: bukan melamun, tapi benar-benar release.

2. Meredam Overthinking Malam Hari

Begitu lampu dimatikan, justru pikiran mulai ribut. Nah, meditasi membantu menurunkan kadar kortisol, yaitu hormon stres yang jadi bahan bakar utama overthinking. Dengan latihan fokus sederhana, Anda mengajak otak berhenti “menyusun skenario” di kepala, yang belum tentu terjadi. 

Ini memang bukan solusi instan, tapi meditasi bisa jadi cara mengatasi overthinking malam hari yang paling efektif. Dengan memberi ruang bagi pikiran untuk tenang, otak tidak perlu terus menjelaskan segalanya. Lagipula, detoks mental berawal dari diam yang Anda usahakan.

3. Mengurangi Potensi Mood Buruk di Pagi Hari

Kadang kita bangun dengan hati yang kurang enak, entah karena mimpi aneh, sisa stres kemarin, atau mood yang belum beres. Nah, meditasi pagi hari membantu emosi tersebut mengendap sebelum Anda mulai menghadapi dunia. 

Dengan napas yang tenang dan pikiran jernih, pagi jadi momen reset emosional. Percayalah, satu menit yang tenang bisa menyelamatkan satu hari penuh.

4. Fokus Tajam Bukan Cuma dari Kopi

Setelah mood pagi lebih stabil, langkah berikutnya adalah membuat otak crystal clear. Riset menunjukkan bahwa hanya 10 menit meditasi bisa meningkatkan aktivitas di bagian otak yang bertanggung jawab untuk fokus mengambil keputusan.[2] 

Inilah  salah satu manfaat mindfulness untuk fokus yang jarang orang sadari. Jadi selain menenangkan, manfaat meditasi sebelum dan setelah tidur juga terletak pada kejernihan mental yang nyata sepanjang hari.

5. Mengurangi Risiko Sleep Disorder

Setelah fokus tajam tercapai, meditasi juga bekerja di belakang layar sebagai yang mengatur ulang jam biologis tubuh. Latihan mindfulness yang konsisten bisa bantu ritme sirkadian lebih stabil, yang jadi fondasi tidur sehat. Artinya, Anda tidak hanya lebih fokus tapi juga lebih siap untuk istirahat tanpa drama. 

Ini kunci mencegah gangguan tidur ringan sebelum berubah jadi insomnia kronis. Dan bonusnya? Imun naik, mood pun jadi lebih seimbang sepanjang hari.[3]

6. Transisi Tidur Lebih Natural

Banyak orang mencari cara tidur lebih cepat, tapi lupa kalau yang lebih penting adalah transisinya. Nah, meditasi membantu tubuh masuk ke fase tidur dengan lebih smooth—tanpa “mental shock” yang bikin mata tiba-tiba melek lagi. Justru di 90 menit pertama inilah kualitas tidur dibentuk. 

Kalau transisinya smooth, tubuh juga bisa masuk deep sleep lebih cepat, dan bangun dalam kondisi lebih segar.

7. Menghubungkan Tubuh dan Pikiran

Photo by pressfoto on freepik

Meditasi mengembalikan keseimbangan t ubuh dan pikiran, sehingga tidur bukan hanya rebahan sampai gelap, tapi momen terkoneksi sepenuhnya dengan diri. Sebelum tidur, Anda masuk dengan sadar; setelah bangun, Anda hadir dengan utuh. 

Inilah bedanya tidur yang mindful: selain durasi, kualitasnya juga terjaga. Efeknya memang tidak instan, tapi akan terasa jangka panjang.

Cara Melakukan Meditasi Mindfulness di Tempat Tidur

Photo by jcomp on freepik

Meditasi di tempat tidur tidak harus formal atau kaku. Anda cukup:

  • Berbaring nyaman dan tarik napas dalam.
  • Scan tubuh dari ujung kaki ke kepala.
  • Lepaskan pikiran dan biarkan lewat tanpa ditahan.

Waktunya fleksibel—malam untuk lepas penat, pagi untuk fully present. Namun, tentu saja, semua ini akan lebih efektif kalau alas tidur juga mendukung proses meditasi yang tenang dan stabil.

Kasur yang Mendukung Meditasi dan Tidur No Drama

Photo by Domi Bed on Shopee

Meditasi memerlukan ruang yang mendukung—bukan soal hening saja, tapi juga sensasi fisik yang stabil dan nyaman. Domi Euro Mattress hadir sebagai medium firm mattress premium dengan kain adaptive dingin yang merespons suhu tubuh sehingga permukannya tetap sejuk plus kering. 

Kenapa ini penting? Karena tubuh Anda butuh:

  • Permukaan stabil untuk menjaga alur napas tetap tenang.
  • Kasur tanpa bunyi maupun getaran agar fokus tidak pecah.
  • Pengaturan suhu alami yang bikin meditasi tidak terganggu keringat apalagi gerah.

Domi Bed bukan sekadar alas tidur, tapi juga zona reset pikiran dan tubuh. Malam hari, Anda bisa lepas beban mental. Pagi hari, Anda bangun dengan versi terbaik diri sendiri. Yuk, rasakan sendiri kenyamanan ini dan praktikkan manfaat meditasi sebelum dan setelah tidur dengan cara paling sederhana: mulai dari kasur yang tepat.

Istilah hypnic jerk mungkin terdengar asing, tapi Anda hampir pasti pernah mengalaminya. Ini adalah sensasi seperti tubuh tersentak jatuh dari ketinggian saat baru mulai tidur. Selain aneh dan bikin kaget, hal ini juga berpotensi bikin sulit tidur lagi. Namun, tidak perlu khawatir karena Anda tidak sendirian. 

Yuk, cari tahu kenapa hypnic jerk bisa terjadi, apakah berbahaya, dan bagaimana pencegahannya agar tidur kembali tenang dan nyenyak.

Tersentak sebelum Terlelap? Artinya Tubuh Sedang Memberi Sinyal

Hypnic jerk adalah kondisi saat tubuh tiba-tiba tersentak saat memasuki fase awal tidur, seolah-olah Anda terjatuh dari ketinggian padahal sedang rebahan manis di kasur. Dalam istilah medis, fenomena ini dikenal sebagai hypnagogic jerk atau sleep start. 

Sensasinya juga bisa disertai detak jantung yang mendadak cepat dan tarikan napas serta rasa panik sesaat. Sekitar 60-70% orang pernah mengalaminya dan sering menganggapnya hal sepele.[1] Hypnic jerk terjadi karena otak salah tafsir transisi tubuh yang mulai rileks sebagai tanda bahaya.

Hypnic Jerk dan Penyebabnya

Hentakan kecil sebelum tidur ini bisa saja terjadi akibat pola hidup yang terlalu padat. Dari kelelahan dan stres hingga kebanyakan kafein dan olahraga malam, tubuh jadi sangat aktif padahal otak harusnya tenang. 

Otak kemudian panik karena tubuh tiba-tiba terlalu rileks, sehingga ia mengirim sinyal dengan menciptakan sleep twitch sebagai bentuk “rem” darurat. Apabila ini terjadi terus menerus, lama-lama muncul rasa takut untuk tidur atau hypnic jerk insomnia. 

Ketika kecemasan dan kurang tidur berjalan bersamaan, maka ini akan jadi lingkaran setan. Awalnya mungkin hanya refleks tubuh, tapi bisa jadi gangguan tidur jangka panjang. Apalagi kalau ada rasa nyeri atau gangguan saraf yang menyertainya, sebaiknya Anda harus waspada. 

Oleh karena itu, penting untuk lebih dari sekadar mengabaikan hentakan kecil ini. Kadang, sinyal tubuh paling penting justru datang dari hal yang paling subtle.

Cara Cerdas Mengurangi Hypnic Jerk Tanpa Drama

Photo by look on freepik enhanced by DALL-E

Apabila tubuh terus-menerus tersentak saat hendak tidur, artinya ada yang harus dibenahi dari sistem “istirahat” Anda. Refleks seperti ini bisa jadi tanda kalau kualitas tidur optimal belum tercapai. Jangan tunggu sampai tidur jadi momok apalagi kalau sudah mulai takut terlelap. 

Sebelum melangkah ke ruang praktik dokter, ada beberapa hal yang bisa Anda benahi sendiri di rumah:

  • Tidur cukup dan konsisten setiap hari,termasuk akhir pekan.
  • Ciptakan kamar yang sejuk dan minim cahaya serta bebas dari suara berisik.
  • Kurangi konsumsi kafein dalam bentuk apa pun dan hindari olahraga berat di malam hari.
  • Luangkan waktu untuk winding down, seperti journaling, baca buku ringan, atau meditasi.
  • Konsumsi magnesium lewat makanan atau dalam bentuk suplemen sesuai anjuran dokter.
  • Pijat ringan atau stretching lembut sebelum tidur.
  • Evaluasi kasur dan tempat tidur—kadang tubuh sulit tidur tenang karena permukaan terlalu keras, berbunyi, atau memantul.

Kalau Anda sudah mencoba semua cara ini dan gangguan masih terjadi hampir setiap malam, apalagi disertai nyeri atau efek lain terhadap fungsi tubuh, saatnya konsultasi medis.

Hidup dinamis menjadikan kasur 2 sisi lebih dari sekadar tren, tapi juga jawaban cerdas. Entah tidur sendiri atau bareng pasangan, habis olahraga atau ganti-ganti posisi tidur tiap malam, kasur konvensional relatif sering gagal mengikuti kebutuhan Anda yang terus berubah itu. 

Namun, tidak perlu khawatir—ada solusi fleksibel yang bisa menyesuaikan dengan gaya tidur Anda kapan saja. Yuk, kenalan lebih dekat dengan kasur 2 sisi yang siap jadi game changer tidur Anda!

Apa Itu Kasur 2 Sisi?

Photo by Domi Bed on Shopee

Bayangkan Anda punya satu kasur, tapi rasanya seperti dua—itulah konsep kasur 2 sisi, atau yang juga dikenal dengan dual comfort mattress

Satu sisinya empuk dan memeluk tubuh, ideal buat malam-malam santai atau saat badan perlu relaksasi. Sementara itu, sisi lainnya lebih kokoh, sehingga ideal buat menopang punggung dengan mantap saat Anda perlu postur tidur yang lebih stabil.

Kasur 2 sisi adalah hasil dari pendekatan ergonomis yang memahami betapa dinamisnya tubuh manusia, bukan sekadar marketing gimmick. Sistem dua sisi juga memungkinkan Anda switch mode sesuai kondisi badan, posisi tidur, hingga mood tidur. 

Tidak hanya praktis, pilihan kasur ini juga menyehatkan karena tekanan tubuh tersebar lebih seimbang. Selain itu, tulang belakang tetap dalam posisi ideal. Makanya, fleksibilitas yang ditawarkan inilah yang menjadikan kasur dengan dua sisi pilihan adaptif untuk modern lifestyle.

Manfaat Kasur 2 Sisi untuk Berbagai Posisi Tidur

Setiap orang punya gaya tidur masing-masing—ada yang miring, ada yang telentang, bahkan tengkurap sepanjang malam. Nah, kalau Anda sering tidur miring, sisi empuk bisa bantu mengurangi tekanan di bahu dan pinggul sehingga tidur lebih rileks dan minim pegal. 

Sementara untuk Anda yang butuh kasur untuk punggung atau tidur telentang, sisi yang lebih kokoh bantu menjaga postur tetap sejajar. Intinya, kenyamanan tidak harus kompromi. Bahkan kalau Anda tipe yang suka ganti-ganti posisi, cukup putar sisi dan sesuaikan dengan kebutuhan. 

Pilihan ini jauh lebih masuk akal daripada beli dua kasur sekaligus. Satu permukaan, banyak kemungkinan—kasur untuk tidur miring dan tidur lurus, cukup dibalik saja!

Empuk vs Kokoh: Perbedaannya dan Waktu Terbaik Menggunakannya

Kasur empuk, di satu sisi, menawarkan pelukan lembut yang bikin otot-otot rileks setelah hari yang panjang. Tapi saat tubuh memerlukan stabilitas ekstra—entah setelah workout berat atau sedang pemulihan—kasur firm hadir sebagai penopang tangguh yang menjaga postur tetap ideal. 

Perbedaan ini bukan cuma soal nyaman-nyamanan, tapi juga tentang mendengarkan sinyal tubuh. Lalu, ketika Anda punya opsi untuk pindah dari satu feel ke lainnya tanpa harus ganti kasur, itulah kenyamanan yang smart dan praktis. 

Berikut adalah tabel perbandingan firmness kasur dua sisi.

KarakteristikSisi EmpukSisi Firm
TeksturLembut, memberi efek “tenggelam”Lebih padat dan stabil
Manfaat utamaMeredakan tekanan & relaksasiMenjaga postur dan support tulang
Cocok untuk siapaTidur miring, relaksasi ototTidur telentang/tengkurap, pemulihan
Ideal saatKelelahan, ingin rileks totalSakit punggung, habis olahraga

Satu Kasur, Dua Selera? Bisa Banget!

Bayangkan satu orang suka sensasi tenggelam di kasur empuk, sementara pasangannya tidak bisa tidur nyenyak tanpa permukaan yang padat stabil. Perbedaan ini seringkali jadi sumber kompromi yang tidak nyaman, atau malah debat kecil setiap malam. 

Namun, dengan pilihan dua sisi, Anda tidak perlu memilih satu dan mengorbankan yang lain. Cukup balik sisi, dan masing-masing bisa tidur sesuai preferensi tanpa harus beli dua tempat tidur. 

Inilah kenapa kasur nyaman untuk pasangan itu bukan cuma wacana. Apalagi untuk Anda yang baru mulai hidup bersama, tinggal di ruang terbatas, atau sedang bangun rutinitas tidur yang lebih sehat dan mindful. Satu kasur, dua rasa, nol drama.

Domi All New Dual Comfort: Tidur Nyaman, Hidup Lebih Seimbang

Photo by Domi Bed on Shopee

Kalau Anda cari solusi tidur yang smart dan tidak merepotkan, Domi All New Dual Comfort adalah nama yang patut dipertimbangkan. Dengan dua tingkat keempukan—soft dan firm—Anda bebas memilih sensasi tidur yang paling pas tanpa harus ganti kasur.

Bahannya ringan, mudah dibalik, dan dilapisi kain anti-tungau yang breathable sehingga ideal untuk Anda yang peduli kebersihan dan kenyamanan dalam satu langkah. Desainnya juga tidak main-main: ergonomis, mendukung postur, dan dibuat langsung di Indonesia dengan standar kualitas tinggi.

Pada akhirnya, kasur bukan cuma alas tidur—dia adalah partner penting dalam hidup yang sehat dan produktif. Memilih Domi All New Dual Comfort berarti Anda sudah selangkah lebih dekat ke gaya hidup yang mindful dan fleksibel serta bebas drama terkait kenyamanan. 

Yuk, beli kasur Domi sekarang dan rasakan sendiri kenyamanan tidur adaptif dengan satu kasur 2 sisi yang paham kebutuhan Anda!

Bangun pagi dalam keadaan pundak kaku, leher pegal, atau nyeri punggung bukanlah hal yang menyenangkan. Tapi, jangan buru-buru menyalahkan posisi tidur atau aktivitas yang padat. Bisa jadi, masalahnya ada pada kasur Anda.

Kasur yang nyaman untuk penderita sakit punggung harus memenuhi syarat utama yaitu memosisikan tulang belakang sesuai bentuk alaminya. Lalu, bagaimana cara memastikan hal ini? Simak panduannya di artikel ini.

Hubungan Kasur dan Sakit Punggung

Tidur seharusnya menjadi waktu tubuh untuk beristirahat. Tapi, saat sedang memiliki keluhan punggung, ini bisa terasa sulit.

Bayangkan tulang belakang Anda seperti kayu yang memiliki lekukan alami. Saat tidur, lekukan tersebut seharusnya ikut beristirahat dalam posisi netral dan rileks. 

Tapi, hal ini sulit dilakukan jika kasur Anda tidak memberi topangan yang memadai. Inilah akar dari nyeri punggung.

Selain memicu pegal, pemilihan kasur yang tak sesuai bahkan bisa memengaruhi perubahan postur tubuh. Oleh karena itu, Anda harus pintar-pintar memilih kasur, karena ini merupakan investasi jangka panjang bagi tubuh Anda. 

Tips Memilih Kasur yang Cocok untuk Sakit Punggung

Memilih kasur yang tepat adalah langkah awal menghindari sakit punggung. Begini cara memilihnya.

1. Pilih Kasur dengan Lapisan Medium ke Firm

rawpixel

Pada umumnya, terdapat tiga tingkat keempukan kasur (firmness level), yakni soft (empuk), medium (sedang), dan firm (keras).

Bagi penderita nyeri punggung, pilihlah kasur dengan lapisan medium hingga firm yang mampu memberi topangan stabil dan kuat pada tulang belakang.

Biasanya, tingkat keempukan kasur tercantum dalam deskripsi produk, baik dengan istilah medium, firm, atau dalam skala angka 1–10. Untuk kasur dengan lapisan medium-firm, skalanya adalah 5-7.

2. Sesuaikan dengan Kebiasaan Tidur

Freepik @ jcomp

Tidak semua orang tidur dengan posisi yang sama. Setiap kebiasaan ini juga menjadi penentu dalam memilih kasur, misalnya:

  • Tidur telentang: Pilihlah kasur firm yang dapat menjaga punggung tetap rata dan sejajar.
  • Tidur miring: Pilihlah kasur medium-firm yang bisa menjaga pundak dan pinggul dari tekanan berlebih tanpa memosisikan tubuh terlalu miring.
  • Tidur tengkurap: Secara umum, posisi ini kurang mendukung pemulihan masalah punggung. Namun, jika belum terbiasa, pilihlah kasur firm agar posisi punggung tetap netral.
  • Kombinasi (sering berganti posisi): Pilih kasur medium atau firm yang ideal dalam menyesuaikan gerakan dengan leluasa.

3. Pilih Kasur Berbahan High-Density Foam

Freepik @ jcomp

Pada umumnya, kasur terbaik untuk penderita sakit punggung adalah kasur natural latex. Namun, harganya cenderung lebih tinggi, sehingga tidak menjadi opsi banyak orang.

Alternatif yang lebih terjangkau adalah kasur berbahan high-density foam, alias busa padat. Meski memiliki karakteristik empuk dan ringan khas busa, kasur ini tetap bisa menopang tubuh secara merata.

Beberapa tips memilih kasur busa untuk penderita sakit punggung:

  • Pilih kasur hybrid atau kasur dengan teknologi dual system yang memadukan high-density foam dengan bahan lain yang lebih empuk guna memberi stabilitas dan kenyamanan ekstra.
  • Hindari kasur berbahan utama memory foam karena bisa membuat tubuh tenggelam dan tekanan justru bertumpu pada titik-titik salah.

4. Pertimbangkan Ketebalan Kasur

Freepik @ pvproduction

Untuk meredakan sakit di punggung, pilihlah kasur yang lebih tebal. Ukuran ketebalan kasur yang direkomendasikan umumnya berada di kisaran 9-12 inci (sekitar 20-30 cm).[1]

Ini karena, kasur yang lebih tebal umumnya lebih efektif dalam mendistribusikan tekanan tubuh, terutama bagi Anda yang berbobot besar atau tidur berdua. Selain itu, kasur yang lebih tebal juga cenderung lebih awet, sehingga bisa memberi Anda kenyamanan jangka panjang.

5. Hitung Ukuran Kasur

Freepik @ Freepik

Selain ketebalan, ukuran panjang dan lebar kasur juga menentukan kenyamanan saat sedang sakit punggung.

Pilih kasur dengan panjang minimal 10–15 cm lebih panjang dari tinggi badan Anda, dengan lebar minimal 160 cm (Queen size) untuk satu orang dewasa atau 180 cm (King size) untuk berdua.

Ukuran tersebut dapat memberi Anda ruang gerak yang cukup tanpa harus meringkuk atau menekuk tulang belakang, sehingga rasa nyeri bisa diminimalkan.

6. Pilih Kasur dengan Lapisan Cover yang Sejuk

Freepik @ benzoix

Di negara tropis seperti Indonesia, cover kasur yang sejuk, tidak panas, dan mampu menyerap keringat adalah nilai plus. 

Beberapa bahan cover kasur yang bisa dipilih:

  • Katun
  • Bamboo Fabric
  • Tencel / Lyocell
  • Kain sintetis yang memiliki teknologi pendinginan khusus, seperti Adaptive Fabric atau Coolmax.

Dengan menjaga suhu tubuh tetap sejuk selama tidur, kualitas tidur Anda pun bisa membaik. Artinya, tubuh Anda akan memiliki kesempatan memulihkan diri, tidak hanya dari nyeri punggung, tapi juga dari kendala fisik lain.

7. Pastikan Reputasi dan Garansi Penjual

Freepik @ Freepik

Dalam berbelanja, hindari terburu-buru menentukan pilihan. Anda bisa menilai reputasi penjual melalui review di media sosial atau akun e-commerce resmi. Jika memungkinkan, kunjungi showroom agar Anda bisa melihat dan mencoba kasur secara langsung.

Domi Euro Mattress, Kasur Terbaik untuk Sakit Punggung

Domi

Jika Anda sedang mempertimbangkan kasur baru, Domi Euro Mattress adalah pilihan yang layak dipertimbangkan. 

Dengan lapisan firm dan tebal kasur ini dirancang untuk memberi topangan stabil dan kokoh. Material Rebonded R50 Foam dan Quantum Quilted Foam membantu memosisikan tulang belakang agar tetap rileks selama tidur, sementara cover Adaptive Fabric memberi sensasi sejuk sepanjang malam.

Dengan metode pengiriman dalam box yang simpel dan jaminan garansi, Domibed merupakan solusi mudah bagi Anda yang mencari kasur yang nyaman saat sakit punggung.

×