6 Bahaya Membaca Sambil Tiduran yang Perlu Anda Waspadai
By Domi Editorial Team
| Feb 28, 2023
Membaca buku adalah salah satu kegiatan positif yang baik untuk perkembangan otak. Sayangnya, terkadang hal yang positif ini bisa berdampak negatif ketika pelaksanaannya kurang tepat. Contohnya adalah membaca sambil tiduran.
6 Bahaya Membaca Sambil Tiduran
Membaca terkadang membuat Anda lupa waktu sehingga posisi tidur menjadi pilihan. Alasannya agar tubuh tidak lelah dan membaca bisa lebih nyaman. Tapi tahukah Anda, ternyata kebiasaan ini punya dampak buruk, lho. Apa saja dampaknya?
1. Mata Minus
Apakah membaca sambil tiduran dapat merusak mata?
Jawabannya adalah iya, apalagi jika kondisi tempatnya tidak punya penerangan yang cukup. Salah satu bahaya yang mengintai kondisi mata dengan kebiasaan ini adalah mata minus atau miopi (rabun jarak jauh) .
Ketika membaca sambil tiduran, maka Anda memaksa otot mata untuk melihat objek dari sudut yang tidak nyaman. Posisi membaca sambil tiduran juga membuat Anda membaca terlalu dekat. Penerangan di dalam kamar yang cenderung redup agar tidur lebih pulas justru membuat mata bekerja ekstra untuk melihat dan membaca obyek bacaan.
Saat kebiasaan ini berlangsung terus-menerus maka akibatnya kekuatan mata untuk melihat objek jarak jauh menjadi tidak optimal.
Gejala awal seperti pusing, jarak pandang berkurang, melihat benda jauh buram, dan lain sebagainya. Jika Anda mengalami kondisi ini maka menggunakan alat bantu seperti kacamata dan lensa kontak adalah solusinya.
2. Daya Pikir Melemah
Membaca seharusnya menjadi jalan untuk menambah ilmu dan wawasan. Sayangnya, ketika Anda membaca dengan posisi tiduran maka ini justru bisa membuat daya pikir melemah.
Alasannya, posisi tidur membuat Anda kurang fokus sehingga tidak bisa maksimal menyerap apa yang dibaca. Jika kondisi ini terus menerus Anda lakukan maka bukan tidak mungkin otak akan terbiasa tidak cepat tanggap dalam memahami sesuatu.
Kebiasaan membaca sambil tiduran dapat mengakibatkan migrain berkepanjangan. Saat mata bekerja ekstra untuk membaca dan melihat objek terlalu dekat. Akibatnya Anda merasa pusing atau migrain.
Ketika kebiasaan ini berlangsung dalam jangka waktu lama, Anda juga bisa merasa mual dan muntah.
Apalagi jika posisi tidur sambil membacanya Anda tidak menggunakan bantal sehingga posisi kepala dan perut di titik yang sama.
4. Leher, Pundak, dan Punggung Sakit
Beberapa dari Anda mungkin berpikir bahwa membaca sambil tidur itu nyaman. Tapi pada dasarnya, saat membaca sambil tidur ini memberi tekanan pada bahu, leher, dan punggung.
Anggota tubuh yang disebutkan tadi menumpu pada tempat tidur yang jadi tempat rebahan. Selesai membaca sambil tidur, pasti Anda akan merasa lebih capek dan bahkan punggung bisa terasa sakit.
Belum lagi tangan Anda yang bertugas memegang buku pada satu titik juga akan lelah dan kebas. Akibatnya buku bisa terjatuh tidak sengaja dan menyebabkan cedera.
5. Mudah Mengantuk
Ketika Anda memilih posisi tiduran maka sebenarnya tubuh diajak untuk rileks. Secara otomatis, Anda akan merasa mengantuk.
Apa bahayanya mengantuk saat membaca?
Bagi beberapa orang mungkin tidak masalah. Namun beda ceritanya jika Anda membaca buku tebal atau buku digital di smartphone atau tablet. Ketika mengantuk, maka tubuh menjadi tidak waspada dan awas.
Akibatnya benda yang menjadi objek bacaan jatuh menimpa tubuh atau wajah Anda. Jika bukunya tipis tentu tidak apa-apa, tetapi benda seperti tablet atau smartphone bisa memicu cedera.
6. Gangguan Asthenopia
Membaca sambil tiduran termasuk kebiasaan buruk. Alasannya, kebiasaan ini bisa menyebabkan asthenopia.
Asthenopia adalah kondisi yang terjadi pada mata karena otot-otot ekstraokular yang memegang. Sebagai info saja, otot ini memiliki tugas untuk menggerakkan mata Anda.
Ketika mengalami asthenopia, maka Anda bisa merasakan beberapa hal, di antaranya sebagai berikut:
Sakit kepala
Kepekaan berlebihan terhadap cahaya
Terasa kaku pada leher
Penglihatan kabur
Area sekitar mata atau di dalam mata tidak nyaman
Mata lelah
Penglihatan ganda (double vision)
Mata merah dan kering
Ada sensasi panas atau terbakar pada mata
Kondisi-kondisi di atas tentunya sangat tidak nyaman untuk Anda alami. Saat mengalami asthenopia, maka Anda perlu berkonsultasi ke dokter agar bisa mendapat penanganan yang tepat.
Posisi membaca yang benar adalah dengan duduk bersandar dan menjaga sudut mata ke obyek bacaan sebesar 60 derajat. Kurang dari ini, maka akibatnya mata terasa lelah dan tidak nyaman.
Sementara itu dengan posisi bersandar, Anda tidak akan merasa lelah. Jika memang ingin membaca di kamar, Anda bisa memilih bersandar di tempat tidur.
Kalaupun Anda ingin membaca sambil tiduran, pastikan posisi kepala lebih tinggi dari anggota badan yang lain. Pastikan juga membaca di tempat dengan tingkat pencahayaan cukup agar pandangan tidak terganggu dan mata tidak lelah.
Kasur dari Domibed tidak hanya membuat tidur lebih berkualitas, namun juga enak untuk sandaran saat membaca. Semoga informasi tentang bahaya membaca sambil tiduran di atas bisa bermanfaat untuk Anda ya!
Maybe you might like
Sep 02, 2025
Teknologi Sensor Tidur: Rahasia Tidur Nyenyak Ala Kasur Pintar Masa Kini
Baca Juga :Jenis Pengharum Ruangan dan Aromanya: Cocok di Kamar Tidur
Hasilnya, pengguna bisa mendapatkan insight akurat tentang pola tidur tanpa mengubah rutinitas malamnya.
Gangguan tidur seperti insomnia dan sleep apnea bukan hal langka. Keduanya terbukti mengganggu konsentrasi dan produktivitas bahkan kesehatan jantung.[5] Manfaat sensor tidur pintar akan terasa dalam hal ini—sensor bisa mendeteksi gejala dini sebelum makin parah.
Lebih dari itu, teknologi ini memberikan rekomendasi personal yang membantu Anda membangung rutinitas tidur sehat sesuai kebutuhan. Data juga tersimpan hingga progres kualitas tidur bisa Anda lacak untuk jangka panjang.
Bagi pekerja urban yang sering merasa lelah meski sudah tidur lama, fitur ini ibarat cermin objektif—menunjukkan di mana masalahnya, sekaligus memberi arah untuk memperbaikinya.
Negara maju mulai melangkah lebih jauh dalam menghadirkan tidur yang benar-bener personal. Jepang, misalnya, memadukan AI sleep tracking dengan sistem pengatur suhu kasur otomatis. Dengan begitu, kenyamanan termal bisa menyesuaikan ritme biologis pengguna sepanjang malam.[6]
Sementara itu, beberapa produsen kasur dan perusahaan teknologi Amerika berkolaborasi melahirkan sistem analisis tidur berbasis AI yang mampu membaca data dari sensor detak jantung saat tidur secara presisi.[7]
Inovasi semacam ini menegaskan bahwa masa depan tidur bukan hanya soal kasur empuk melainkan pengalaman istirahat yang personalized, sesuai kebutuhan tubuh masing-masing.
Gangguan tidur seperti insomnia dan sleep apnea terbukti mengurangi fokus dan energi hingga kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, alat pemantau kualitas tidur lewat kasur pintar tidak bisa lagi dipandang sebagai gimmick.
Keberadaannya telah menjadi bagian dari gaya hidup sehat—membantu siapa saja yang ingin lebih produktif, bukan hanya mereka dengan masalah tidur. Kasur yang tepat, kini berfungsi ganda: alas istirahat sekaligus instrumen menjaga kualitas hidup.
Tidur modern tak cukup hanya mengandalkan sensor pintar—material kasur juga menentukan seberapa pulas Anda beristirahat. Domi Cloud Hybrid hadir dengan kombinasi material premium yang khusus mendukung kenyamanan maksimal.
Lapisan Open Cell Memory Foam memberi sensasi seolah melayang: empuk, responsif, serta mampu menyesuaikan panas tubuh dan tekanan agar tidur tetap stabil. Sementara itu, Green Tea Latex menambah lapisan perlindungan alami dengan sifat antibakteri sekaligus menciptakan efek segar dan rileks.
Hasilnya, kasur ini menyatukan support yang kuat dengan kenyamanan yang lembut—pasangan ideal bagi Anda yang produktif dan membutuhkan tidur berkualitas setiap malam. Dengan begitu, energi pulih keesokan paginya dan performa terjaga sepanjang hari.
Tidur berkualitas bukan kebetulan, melainkan kombinasi kasur yang tepat dan pemahaman pola tidur yang akurat. Sensor membantu membaca apa yang terjadi saat Anda terlelap, sementara material premium menghadirkan kenyamanan yang terasa langsung. tangible.
Domi Cloud Hybrid menjadi pilihan ideal, memadukan teknologi modern dan desain cerdas untuk mendukung kesehatan serta produktivitas Anda. Saatnya peduli, saatnya upgrade, temukan rahasia istirahat lewat teknologi sensor tidur.
-->
Sep 02, 2025
Cara Merawat Kasur agar Terhindar dari Tungau dan Bau Tidak Sedap
Baca Juga :Jenis Pengharum Ruangan dan Aromanya: Cocok di Kamar Tidur
Bedanya dengan cara tradisional yang hanya mengandalkan jemur di luar ruangan, aksesori modern ini bekerja setiap saat tanpa harus menunggu matahari muncul. Selain bikin kasur lebih awet, kombinasi pencegahan sederhana ini juga membantu mencegah tungau dan jamur yang bisa memicu alergi maupun gangguan pernapasan.
Kebiasaan sederhana sering kali jadi penentu utama kenyamanan tidur. Namun, di banyak rumah di Indonesia, kamar justru ditutup rapat saat hujan. Sementara itu, udara lembap yang terperangkap bisa membuat kasur cepat apek.
Untuk mencegahnya, coba rutinitas praktis berikut:
Angin-anginkan kasur setiap pagi agar udara segar masuk dan lembap saat keluar.
Buka jendela di siang hari supaya cahaya dan sirkluasi alami membantu mengeringkan ruangan.
Gunakan dehumidifier atau kipas angin ketika cuaca tidak memungkinkan.
Tips menjaga kasur tetap awet ini juga jadi bagian dari cara membersihkan kasur secara alami. Apabila Anda melakukannya secara konsisten, kasur akan tetap kering dan higienis serta bikin nyaman setiap malam.
Solusi saat Kasur Sudah Terlanjur Lembap atau Bau Apek
Tidur nyenyak bukan hanya tentang durasi, tapi juga oleh kondisi kasur yang Anda gunakan setiap hari. Kasur yang terawat akan mengurangi risiko alergi dan menjaga postur tubuh sekaligus memberi rasa nyaman lebih lama.
Bahkan, cara merawat kasur spring bedsama pentingnya dengan kasur busa, mengingat keduanya rentan terhadap debu dan kelembapan. Pada akhirnya, kasur bukan sekadar alas tidur—ini adalah investasi kesehatan keluarga yang berpengaruh pada kualitas hidup.
Kalau kasur bersih sudah jadi investasi kesehatan, maka memilih kasur dengan teknologi tepat adalah langkah cerdas berikutnya. Domi Air Mattress hadir dengan dua pilihan: full foam untuk firm support dan pocket spring bagi Anda yang menyukai kenyamanan fleksibel—tinggal sesuaikan dengan tubuh maupun ruangan.
Rahasianya ada pada Ventilated Blue Air Foam yang menjaga sirkulasi udara tetap lancar, serta Adaptive Fabric yang membuat permukaan kasur sejuk dan kering. Jadi, merawat kasur memang penting. Namun, memilih kasur yang sejak awal menggunakan teknologi pencegahan kelembapan sejak awal akan membuat hidup jauh lebih praktis.
Mulai dari pencegahan, perawatan harian, hingga solusi darurat, semua kembali pada satu hal: kualitas tidur berawal dari kasur yang sehat. Dengan memilih Domi Bed, Anda tak hanya mendapat kenyamanan, tapi juga perlindungan ekstra dari kelembapan.
Jadi, jangan tunggu masalah muncul—investasikan waktu untuk memahami cara merawat kasur yang benar.
-->
Aug 28, 2025
Psikologi Warna Seprai: Trik Memilih Warna Ideal agar Tidur Nyenyak Setiap Malam
Baca Juga : Kenali 7 Jenis Kasur beserta Kelebihan dan Kekurangannya
Singkatnya, pilihan warna seprai yang menenangkan bukan hanya mempercantik kamar, tapi juga menjadi katalis tidur yang lebih pulas.
Penelitian menunjukkan warna cerah dan mencolok, seperti merah atau oranye terang, cenderung merangsang sistem saraf sehingga sulit bagi tubuh untuk masuk ke mode relaksasi.[4]
Dalam konteks psikologi warna dalam kamar tidur, pilihan warna ini lebih tepat untuk ruang kerja atau area aktivitas karena mampu picu energi dan fokus. Namun, jika Anda menerapkannya di seprai, efeknya bisa berbalik: otak terus terstimulasi dan tidur menjadi tidak nyenyak.
Itulah sebabnya, memilih warna seprai bukan hanya soal estetika, melainkan juga strategi menjaga kualitas istirahat.
Pengaruh warna seprai terhadap tidur erat kaitannya dengan preferensi pribadi dan suasana yang ingin dibangun. Bahkan, warna seprai bisa jadi strategi sederhana untuk mengubah nuansa kamar.
Misalnya, biru sangat pas untuk kamar bernuansa coastal atau pantai karena memberi kesan segar dan terang. Sementara itu, krem atau beige cocok untuk gaya Scandinavian yang hangat sekaligus minimalis. Putih, di sisi lain, menjadi andalan bagi yang menyukai tampilan modern dan rapi.
Menariknya, mengganti seprai bisa menjadi cara makeover instan tanpa renovasi bear. Dengan memilih warna yang tepat, kamar tidur bukan hanya tampak indah, tapi juga menghadirkan atmosfer yang mendukung tidur berkualitas.
Pilihan warna seprai sejatinya bekerja di tiga lapis: estetika, kenyamanan, dan efek psikologis. Warna yang indah memang mempercantik kamar, tapi kenyamanan kain serta sugesti visual yang muncul jauh lebih menentukan kualitas tidur.
Seperti biru yang menenangkan, putih yang memberi kesan bersih, atau warna pastel untuk kamar tidur yang menghadirkan rasa hangat. Semua ini menunjukkan bahwa warna lebih dari sekadar dekorasi, melainkan elemen yang mengubah pengalaman tidur menjadi lebih rileks dan sehat serta menyenangkan.
Seprai dan Mattress Protector dari Domi
Jika warna mampu mengubah pengalaman tidur, maka pilihan produk yang tepat akan melengkapi efeknya. Seprai Domi hadir dengan dua warna netral—abu-abu dan putih—yang serbaguna, fleksibel untuk berbagai gaya kamar, sekaligus menciptakan nuansa tenang dan minimalis.
Sarung bantal dan gulingnya juga senada, sehingga tercipta harmoni visual yang menenangkan mata sebelum istirahat. Tak kalah penting, Domi Mattress Protector menjaga kasur tetap bersih dari lembap maupun noda. Dengan begitu, sensasi higienis selalu terjaga setiap malam.
Bagi Anda yang mendambakan tidur sehat dan praktis, kombinasi ini menawarkan kenyamanan sekaligus estetika tanpa kompromi.
Warna bukan sekadar hiasan kamar, tapi terapi yang memengaruhi cara tubuh dan pikiran beristirahat. Seprai, di sisi lain, bisa jadi pintu masuk sederhana untuk menciptakan suasana tidur yang lebih rileks dan tenang serta menyenangkan. Mulailah dengan memilih nuansa yang sesuai mood Anda, atau manfaatkan opsi netral dari Domi untuk hasil maksimal. Pada akhirnya, memahami psikologi warna seprai adalah langkah kecil dengan dampak besar bagi kualitas tidur Anda.