Bangun pagi dalam keadaan pundak kaku, leher pegal, atau nyeri punggung bukanlah hal yang menyenangkan. Tapi, jangan buru-buru menyalahkan posisi tidur atau aktivitas yang padat. Bisa jadi, masalahnya ada pada kasur Anda.

Kasur yang nyaman untuk penderita sakit punggung harus memenuhi syarat utama yaitu memosisikan tulang belakang sesuai bentuk alaminya. Lalu, bagaimana cara memastikan hal ini? Simak panduannya di artikel ini.

Hubungan Kasur dan Sakit Punggung

Tidur seharusnya menjadi waktu tubuh untuk beristirahat. Tapi, saat sedang memiliki keluhan punggung, ini bisa terasa sulit.

Bayangkan tulang belakang Anda seperti kayu yang memiliki lekukan alami. Saat tidur, lekukan tersebut seharusnya ikut beristirahat dalam posisi netral dan rileks. 

Tapi, hal ini sulit dilakukan jika kasur Anda tidak memberi topangan yang memadai. Inilah akar dari nyeri punggung.

Selain memicu pegal, pemilihan kasur yang tak sesuai bahkan bisa memengaruhi perubahan postur tubuh. Oleh karena itu, Anda harus pintar-pintar memilih kasur, karena ini merupakan investasi jangka panjang bagi tubuh Anda. 

Tips Memilih Kasur yang Cocok untuk Sakit Punggung

Memilih kasur yang tepat adalah langkah awal menghindari sakit punggung. Begini cara memilihnya.

1. Pilih Kasur dengan Lapisan Medium ke Firm

rawpixel

Pada umumnya, terdapat tiga tingkat keempukan kasur (firmness level), yakni soft (empuk), medium (sedang), dan firm (keras).

Bagi penderita nyeri punggung, pilihlah kasur dengan lapisan medium hingga firm yang mampu memberi topangan stabil dan kuat pada tulang belakang.

Biasanya, tingkat keempukan kasur tercantum dalam deskripsi produk, baik dengan istilah medium, firm, atau dalam skala angka 1–10. Untuk kasur dengan lapisan medium-firm, skalanya adalah 5-7.

2. Sesuaikan dengan Kebiasaan Tidur

Freepik @ jcomp

Tidak semua orang tidur dengan posisi yang sama. Setiap kebiasaan ini juga menjadi penentu dalam memilih kasur, misalnya:

  • Tidur telentang: Pilihlah kasur firm yang dapat menjaga punggung tetap rata dan sejajar.
  • Tidur miring: Pilihlah kasur medium-firm yang bisa menjaga pundak dan pinggul dari tekanan berlebih tanpa memosisikan tubuh terlalu miring.
  • Tidur tengkurap: Secara umum, posisi ini kurang mendukung pemulihan masalah punggung. Namun, jika belum terbiasa, pilihlah kasur firm agar posisi punggung tetap netral.
  • Kombinasi (sering berganti posisi): Pilih kasur medium atau firm yang ideal dalam menyesuaikan gerakan dengan leluasa.

3. Pilih Kasur Berbahan High-Density Foam

Freepik @ jcomp

Pada umumnya, kasur terbaik untuk penderita sakit punggung adalah kasur natural latex. Namun, harganya cenderung lebih tinggi, sehingga tidak menjadi opsi banyak orang.

Alternatif yang lebih terjangkau adalah kasur berbahan high-density foam, alias busa padat. Meski memiliki karakteristik empuk dan ringan khas busa, kasur ini tetap bisa menopang tubuh secara merata.

Beberapa tips memilih kasur busa untuk penderita sakit punggung:

  • Pilih kasur hybrid atau kasur dengan teknologi dual system yang memadukan high-density foam dengan bahan lain yang lebih empuk guna memberi stabilitas dan kenyamanan ekstra.
  • Hindari kasur berbahan utama memory foam karena bisa membuat tubuh tenggelam dan tekanan justru bertumpu pada titik-titik salah.

4. Pertimbangkan Ketebalan Kasur

Freepik @ pvproduction

Untuk meredakan sakit di punggung, pilihlah kasur yang lebih tebal. Ukuran ketebalan kasur yang direkomendasikan umumnya berada di kisaran 9-12 inci (sekitar 20-30 cm).[1]

Ini karena, kasur yang lebih tebal umumnya lebih efektif dalam mendistribusikan tekanan tubuh, terutama bagi Anda yang berbobot besar atau tidur berdua. Selain itu, kasur yang lebih tebal juga cenderung lebih awet, sehingga bisa memberi Anda kenyamanan jangka panjang.

5. Hitung Ukuran Kasur

Freepik @ Freepik

Selain ketebalan, ukuran panjang dan lebar kasur juga menentukan kenyamanan saat sedang sakit punggung.

Pilih kasur dengan panjang minimal 10–15 cm lebih panjang dari tinggi badan Anda, dengan lebar minimal 160 cm (Queen size) untuk satu orang dewasa atau 180 cm (King size) untuk berdua.

Ukuran tersebut dapat memberi Anda ruang gerak yang cukup tanpa harus meringkuk atau menekuk tulang belakang, sehingga rasa nyeri bisa diminimalkan.

6. Pilih Kasur dengan Lapisan Cover yang Sejuk

Freepik @ benzoix

Di negara tropis seperti Indonesia, cover kasur yang sejuk, tidak panas, dan mampu menyerap keringat adalah nilai plus. 

Beberapa bahan cover kasur yang bisa dipilih:

  • Katun
  • Bamboo Fabric
  • Tencel / Lyocell
  • Kain sintetis yang memiliki teknologi pendinginan khusus, seperti Adaptive Fabric atau Coolmax.

Dengan menjaga suhu tubuh tetap sejuk selama tidur, kualitas tidur Anda pun bisa membaik. Artinya, tubuh Anda akan memiliki kesempatan memulihkan diri, tidak hanya dari nyeri punggung, tapi juga dari kendala fisik lain.

7. Pastikan Reputasi dan Garansi Penjual

Freepik @ Freepik

Dalam berbelanja, hindari terburu-buru menentukan pilihan. Anda bisa menilai reputasi penjual melalui review di media sosial atau akun e-commerce resmi. Jika memungkinkan, kunjungi showroom agar Anda bisa melihat dan mencoba kasur secara langsung.

Domi Euro Mattress, Kasur Terbaik untuk Sakit Punggung

Domi

Jika Anda sedang mempertimbangkan kasur baru, Domi Euro Mattress adalah pilihan yang layak dipertimbangkan. 

Dengan lapisan firm dan tebal kasur ini dirancang untuk memberi topangan stabil dan kokoh. Material Rebonded R50 Foam dan Quantum Quilted Foam membantu memosisikan tulang belakang agar tetap rileks selama tidur, sementara cover Adaptive Fabric memberi sensasi sejuk sepanjang malam.

Dengan metode pengiriman dalam box yang simpel dan jaminan garansi, Domibed merupakan solusi mudah bagi Anda yang mencari kasur yang nyaman saat sakit punggung.

Tidur miring memang terasa nyaman, bahkan terkadang dianjurkan demi kesehatan. Tapi, nyaman saja tidak cukup.

Agar benar-benar sehat, posisi tidur miring perlu ditopang oleh dua hal penting:

  • Postur atau sikap yang tepat
  • Bantal yang mendukung

Jika salah satunya keliru, nyeri leher atau punggung bisa jadi konsekuensinya.

Lantas, bagaimana cara menjaga postur tubuh saat tidur miring agar tetap nyaman dan sehat? Dan bantal seperti apa yang ideal untuk posisi ini? Jawabannya bisa Anda temukan dalam artikel ini.

Efek Tidur Miring Bagi Kesehatan

Freepik @ tirachardz

Tidur miring merupakan posisi tidur paling sehat selain tidur telentang. Bahkan, manfaatnya juga sudah banyak dibuktikan secara medis. 

Mengapa demikian? Ini alasannya:

  • Posisi ini membantu menjaga “jalur lurus” antara kepala, leher, dan tulang belakang. Ini membantu mengurangi tekanan dan mencegah nyeri di titik-titik tersebut, serta menjaga postur alami tubuh.
  • Membantu mengistirahatkan otot punggung dan leher, sehingga mencegah pegal di pagi hari.
  • Meringankan kerja tulang belakang karena berat badan terdistribusi merata ke bagian samping tubuh.
  • Menyehatkan organ-organ dalam, bergantung pada arah tidurnya. Sisi tidur terbaik untuk jantung adalah menghadap kanan, sementara tidur hadap kiri mendukung proses pencernaan dan melancarkan sirkulasi darah.

Bagai pedang bermata dua, tidur miring bisa menyehatkan atau justru menyakitkan bagi tubuh. Jadi, pastikan Anda memahami cara terbaik untuk tidur miring agar tubuh tetap sehat.

Tips Tidur Miring agar Tetap Sehat

Ada satu kunci utama untuk tidur miring agar tubuh tetap terasa nyaman: memastikan posisi tulang belakang tetap sejajar dan netral. 

Begini caranya:

1. Pastikan Ketebalan Bantal Sudah Pas

Freepik @ lifeforstock

Banyak orang berpikir bahwa bantal haruslah empuk. Padahal, bantal empuk bukanlah opsi terbaik untuk yang terbiasa tidur miring. Yang benar adalah memilih bantal yang suportif, alias bisa menopang kepala dan leher tanpa membuatnya miring atau menjulang.

Umumnya, ukuran ketebalan bantal ideal adalah sekitar 10–15 cm (4–6 inci). Namun, kebutuhan setiap orang bisa berbeda, bergantung pada bentuk tubuh dan jenis kasur yang Anda gunakan.

2. Pilih Tingkat Kepadatan Medium atau Firm

Freepik @ Freepik

Apakah bantal Anda membuat kepala terasa ‘tenggelam’? Atau sebaliknya, membuat sakit kepala? Itu artinya bantal Anda terlalu lembek atau terlalu keras.

Untuk tidur miring, bantal dengan tingkat kepadatan Medium hingga Firm adalah pilihan terbaik. Ciri-cirinya:

  • Medium: Ditekan terasa ada perlawanan, tapi masih empuk. Bentuknya kembali perlahan.
  • Firm: Susah ditekan, memberikan resistensi kuat, dan bentuknya cepat kembali seperti semula.

Menggunakan bantal dengan tingkat kepadatan yang tepat membantu menjaga otot leher selama tidur. Manfaatnya, leher jadi tidak pegal di pagi harinya.

3. Sisipkan Bantal di Antara Lutut

Freepik @ Freepik

Selain di bawah kepala, Anda juga bisa meletakkan bantal di antara lutut saat sedang tidur miring. Posisi ini membantu pinggul Anda tetap sejajar serta meringankan kerja otot di punggung bawah.

Anda bisa menggunakan jenis bantal apapun, mulai dari guling, bantal kecil, hingga bantal khusus lutut. Yang penting, pilihlah bantal yang tipis namun firm agar posisi tangan dan kaki tetap sejajar.

4. Pilih Bantal dengan Bahan Breathable

Freepik @ mrsiraphol

Orang dengan kebiasaan tidur miring cenderung mudah merasa gerah saat tidur. Maka dari itu, pilihlah bantal yang breathable, alias memiliki sirkulasi udara yang baik, di antaranya:

  • Bantal latex
  • Bantal dengan teknologi cooling gel
  • Bantal dengan cover berbahan kain serat alami, seperti katun atau bamboo fabric

Selain itu, tak ada salahnya juga memilih bantal dengan cover yang lembut untuk meminimalkan iritasi pada wajah.

5. Ganti Bantal secara Berkala

Freepik @ Freepik

Untuk menjaga kualitasnya, sebaiknya ganti bantal Anda secara berkala, terutama bila bantal sudah memiliki tanda berikut:

  • Bentuk awal sudah tidak terlihat
  • Mudah kempis atau sudah tidak rata
  • Terdapat noda kekuningan atau aroma tidak sedap meski sudah dicuci

Sebaiknya ganti bantal setiap 2-4 tahun sekali. Namun, frekuensinya bisa berbeda-beda, bergantung pada jenis bahannya.

6. Gunakan Bantal dengan Sistem Gusset

Gusset merujuk pada sistem jahitan dobel di bagian samping bantal yang menyambungkan kain penutup bagian atas dan bawah. Sistem ini membantu bantal mempertahankan strukturnya dalam waktu yang lama, serta membuat bantal terasa lebih tebal, rata, serta kokoh.

Sistem Gusset bisa Anda temui pada bantal Domi Microfiber Pillow. Bantal ini cocok sekali untuk Anda yang mencari bantal yang awet, tidak mudah kempis, serta stabil. Terlebih, penggunaan kain Microtex pada bagian cover juga memberi sensasi lembut saat tidur dan mencegah bantal menjadi cepat kotor.

7. Lengkapi dengan Kasur Berkualitas

Sama seperti bantal, peran kasur juga tak kalah penting dalam mencegah sakit punggung pada orang yang gemar tidur miring.

Secara umum, kasur yang paling baik untuk mencegah nyeri punggung adalah kasur berbahan natural latex. Ini bisa Anda dapatkan di kasur Domi Bliss.

Kasur Domi Bliss dirancang untuk menciptakan tidur yang berkualitas:

  • Memiliki topangan yang kokoh
  • Antipanas
  • Memiliki teknologi motion isolation yang meminimalisir bunyi dan gerakan

Selain itu, Domi Bliss juga memiliki tingkat kepadatan Medium. Artinya, kasur ini bisa memberi tekanan yang pas di titik-titik nyeri, namun tetap terasa empuk.

Setiap orang akan mencari posisi ternyaman saat tidur, dan bagi sebagian besar, tidur miring adalah jawabannya. Jadi, pastikan posisi tidur Anda tetap sehat dengan postur dan bantal yang tepat, agar momen istirahat Anda tetap optimal.

Sering mengalami sakit punggung yang tak kunjung sembuh? Atau sudah sempat membaik, tapi muncul lagi? Sebelum buru-buru pijat atau pakai koyo, coba evaluasi dulu: bagaimana posisi tidur Anda saat sakit punggung?

Sakit punggung sering kali disebabkan oleh ketegangan otot atau cedera ringan. Namun, posisi tidur yang keliru juga bisa memperparah kondisi ini. Untuk mengatasinya, coba praktikkan beberapa tips berikut ini.

Letak Sakit Punggung dan Penyebabnya

Freepik @ Freepik

Otot punggung yang menegang atau cedera bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari postur tubuh yang salah saat beraktivitas hingga kurangnya olahraga.

Pada wanita, penyebab sakit punggung bahkan bisa berkaitan dengan fluktuasi hormon. Itulah mengapa banyak wanita yang mengalami keluhan ini saat menstruasi, hamil, atau bahkan saat stres.

Namun, satu penyebab yang sering tak disadari adalah posisi tidur yang keliru. Bahkan, lokasi nyeri punggung Anda bisa memberi petunjuk seperti apa kebiasaan tidur Anda selama ini.

  • Nyeri punggung atas: Biasanya muncul karena terlalu lama menunduk, seperti saat menatap ponsel, atau penggunaan bantal yang tak menopang leher dengan baik.
  • Nyeri punggung tengah: Seringkali berhubungan dengan postur tidur yang buruk. Hal ini membuat tulang belakang kehilangan topangan, sehingga bobot badan terpusat di area punggung tengah.
  • Nyeri punggung bawah: Umum terjadi pada individu yang sering tidur miring. Ini membuat posisi pinggul tidak sejajar, bahkan cenderung menambah beban pada punggung bawah.

Posisi tidur yang salah tidak hanya memperparah nyeri, tapi juga mengganggu proses penyembuhan alami tubuh saat tidur. Bisa jadi, inilah akar masalah kenapa sakit punggung Anda tak kunjung membaik.

Posisi Tidur Ergonomis yang Ampuh Mengurangi Sakit Punggung

Dengan posisi tidur yang sehat, tak hanya Anda terbebas dari nyeri punggung, namun juga mencegah rasa sakit itu datang kembali. 

Berikut enam tipsnya:

1. Posisi Miring dengan Menyelipkan Bantal di Lutut

Freepik @ Freepik

Posisi tidur ini cocok diterapkan jika Anda kerap mengalami nyeri punggung bagian atas. Caranya adalah dengan tidur miring, lalu letakkan bantal di antara lutut. Posisi ini bisa mencegah timbulnya lengkungan berlebih di pundak dan leher yang merupakan biang keladi sakit punggung.

2. Selipkan Bantal di Bawah Lutut

Freepik @ lifeforstock

Ucapkan selamat tinggal pada nyeri punggung bagian bawah, alias lower back pain, dengan posisi tidur telentang sambil menyelipkan bantal di bawah lutut. Posisi ini dapat membantu menjaga lekuk alami punggung dan mengurangi beban ekstra pada tulang belakang.

Agar lebih optimal, pilihlah bantal dengan ketebalan sedang, tidak terlalu tebal atau terlalu tipis, agar posisi pinggul tetap sejajar.

3. Hindari Tidur Tengkurap

Freepik @ pressfoto

Saat tidur tengkurap, leher otomatis harus menoleh ke satu sisi selama berjam-jam. Akibatnya, tulang belakang atas dan bawah Anda menjadi tidak sejajar dan berpotensi menimbulkan ketegangan di sekujur punggung.

Maka dari itu, sebisa mungkin hindari tidur dalam posisi tengkurap. Untuk mengakalinya kebiasaan ini, coba selipkan bantal tipis dan lembut di bawah pinggul.

4. Tidur dalam Posisi Fetal 

Freepik @ Freepik

Posisi fetal, atau tidur menyamping sambil meringkuk, merupakan posisi yang bisa Anda coba saat sakit punggung melanda. Posisi ini bermanfaat membuka dan meregangkan ruang di antara ruas tulang belakang, sehingga rasa nyeri bisa berkurang.

Meski begitu, posisi ini bisa menimbulkan ketegangan di bahu atau leher jika dilakukan terlalu lama tanpa berganti sisi. Solusinya, ganti sisi secara berkala agar otot tubuh bisa bekerja secara seimbang.

5. Gunakan Bantal Sebagai Pembatas

Freepik @ Freepik

Saat tertidur, kita tidak bisa mengontrol posisi tubuh dengan sadar. Akibatnya, Anda bisa saja berpindah ke posisi yang justru memperparah nyeri punggung, misalnya tengkurap.

Untuk mengakalinya, susun beberapa bantal di sekitar tubuh sebagai pembatas dan penyangga. Dengan begini, posisi tidur Anda tidak akan mudah berubah semalaman.

6. Tidur dengan Posisi Recline

Freepik @ karlyukav

Jika Anda mengalami gangguan kesehatan seperti hernia atau nyeri punggung kronis, tidur dengan posisi recline atau setengah duduk bisa jadi lebih nyaman dibanding telentang atau menyamping.

Posisi recline efektif untuk meminimalkan beban tulang belakang dengan memberi topangan ekstra pada pundak dan punggung atas. Manfaatkan bantal sandaran besar atau adjustable bed untuk membantu mendapatkan sudut yang nyaman.

Kunci Bebas Sakit Punggung: Lebih dari Sekadar Atur Posisi Tidur

Freepik @ benzoix

Mengatur posisi tidur memang penting, tapi bukan satu-satunya solusi. Olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, atau berenang juga bisa membantu meredakan kaku otot dan mempercepat pemulihan.

Selain itu, pastikan Anda memilih kasur dengan tingkat kekerasan (firmness level) yang tepat. Untuk penderita nyeri punggung, kasur dengan tingkat kekerasan Medium hingga Firm adalah pilihan ideal, seperti Domi Plush Hybrid.

Domi Plush Hybrid dirancang dengan mementingkan posisi tidur yang ergonomis. Teknologinya membuat kasur ini mampu menopang kontur alami tubuh sekaligus mengurangi tekanan, sehingga tidur tetap nyaman.

Yang jelas, sakit punggung tak perlu jadi momok yang menghantui. Pastikan posisi tidur saat sakit punggung sudah tepat dan gunakan kasur Domi Plush Hybrid untuk menjadikan tidur sebagai momen pemulihan.

Setelah libur panjang, tips kembali produktif setelah Lebaran menjadi kunci untuk mengatasi rasa malas, memperbaiki tidur tak teratur, hingga pola makan yang berantakan. Kebiasaan liburan yang nyaman sering terbawa hingga hari kerja, sehingga fokus drop begitu juga dengan semangat. 

Tapi tenang, di artikel ini kita akan membahas berbagai langkah sederhana yang membantu Anda back-on track—energi kembali, produktivitas pun meningkat!

1. Atur Pekerjaan dengan To-Do List

Kembali ke dunia nyata serta mengatur pekerjaan setelah libur Lebaran bisa terasa berat, tapi to-do list bisa jadi penyelamat. Dengan daftar tugas yang jelas, Anda tahu yang perlu fokus maupun perhatian lebih tinggi serta harus cepat selesai. 

Agar tidak kewalahan, susun skala prioritas, dari yang paling penting dulu baru beralih ke yang lain. Gunakan planner fisik atau aplikasi agar jadwal rapi serta mudah diikuti. 

Lebih dari apapun, bisa kembali semangat kerja setelah Lebaran bukan hal yang impossible, selama Anda merencanakannya dengan baik.

2. Ubah Kebiasaan Liburan Secara Bertahap

Hindari memaksakan diri untuk kembali ke ritme kerja penuh setelah liburan. Kenapa? Tubuh dan pikiran perlu waktu untuk resetting dan beradaptasi dengan mode full-time bekerja. 

Namun, hindari juga rebahan terlalu lama maupun scrolling media sosial tanpa henti karena bisa bikin semakin malas serta kurang fokus—survei menunjukkan 71% orang merasa kurang produktif saat bekerja di tempat tidur.[1] Untuk mengakomodasi kebutuhan ini, kurang aktivitas santai secara bertahap. 

Membuat jadwal mengerjakan tugas juga bisa cari cara mengatasi malas setelah liburan yang bisa Anda coba. Produktivitas kembali, tubuh tidak terbebani!

3. Tingkatkan Energi dengan Olahraga

Energi yang tidak stabil sering menjadi dalang produktivitas yang menurun. Atasi masalah ini dengan rutin beraktivitas fisik. Mulai saja dengan opsi gerakan yang ringan, seperti jalan pagi, jogging santai, peregangan mobilitas, maupun yoga. 

Dengan begitu, tubuh perlahan kembali bugar tanpa risiko cedera. Meluangkan waktu 10-15 menit sehari sudah cukup untuk mengawali pola hidup sehat setelah Lebaran.[2] Pilih yang paling nyaman untuk Anda.

4. Atur Pola Tidur dengan Kasur yang Nyaman

Tidur teratur adalah kunci produktivitas kembali. Sebenarnya, tidur berkualitas bukan sekadar tentang durasi, tapi juga kenyamanan selama Anda tidur. Domi All New Dual Comfort menawarkan pengalaman istirahat yang optimal melalui dua opsi kenyamanan, soft dan firm. 

Studi menunjukkan bahwa kasur yang tepat dapat mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur,[3] yang secara langsung memengaruhi fokus dan energi keesokan harinya. Jadi, kalau ingin kembali produktif, tips atur pola tidur pasca liburan ini wajib Anda coba!

5. Terapkan Pola Makan Sehat untuk Menjaga Fokus

Sering mengantuk setelah makan? Kurangi makanan berat maupun tinggi gula. Bagaimana mempertahankan energi yang stabil? Lengkapi piring Anda dengan sumber protein dan serat sehat, seperti telur, ikan, dan sayuran hijau. 

Jangan lupa juga untuk memenuhi asupan cairan harian. Rumusnya sederhana: berat badan (kg) x 30 mL.[4] Misalnya, berat Anda 60 kg, butuh sekitar 1,8 liter air per hari. 

Cukup makan dan minum yang benar, tips kembali produktif setelah Lebaran akan lebih mudah Anda terapkan dan terasa hasilnya!

6. Jangan Tunda Pekerjaan, Mulai dari Hal Kecil

Menunda pekerjaan hanya membuat rasa malas makin sulit dikendalikan. Daripada menunggu mood datang, mulai saja dengan tugas ringan untuk membangun momentum. Saat otak sudah terbiasa bekerja, produktivitas akan meningkat dengan sendirinya. 

Coba terapkan teknik Pomodoro—kerja fikus selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit.[5] Selain konsentrasi bekerja meningkat, teknik ini efektif mengurangi kelelahan. Lebih dari apapun, cara fokus kembali setelah liburan panjang cukup mudah diikuti selama Anda melakukannya dengan konsisten.

7. Jauhkan Gangguan dari Tempat Kerja

Cara Anda menata area kerja juga memengaruhi fokus ketika bekerja. Misalnya, area yang berantakan bikin otak terasa penuh, sementara meja yang rapi memungkinkan kita bekerja lebih fokus. Menciptakan atmosfer penuh konsentrasi juga bisa dibantu oleh aromaterapi maupun musik instrumental.

Hal penting lain yang tidak boleh Anda lewatkan adalah menjauhkan distraksi. Mulailah dengan mematikan notifikasi handphone, menjauhkan diri dari TV, maupun gangguan lainnya.

Dengan sedikit perubahan sederhana, bekerja jadi lebih menyenangkan dan produktivitas pun meningkat.

Kembali Produktif Itu Soal Kebiasaan!

Segala perubahan memerlukan satu langkah pertama untuk berhasil. Tidak perlu langkah besar—satu langkah kecil yang Anda lakukan dengan konsisten terbukti lebih cepat menunjukkan hasil positif. 

Untuk mengembalikan produktivitas setelah libur Lebaran yang cukup panjang, awali dengan kebiasaan sehat—makan seimbang, olahraga cukup, dan tidur berkualitas. Domi All New Dual Comfort hadir dengan dua tingkat keempukan. Selain bikin tubuh rileks, Anda juga semakin siap hadapi hari esok. 

Mari, kembalikan semangat diri dengan istirahat cukup dan rutinitas teratur. Terapkan tips kembali produktif setelah Lebaran agar transisi lebih seamless!

Sedang mengalami sakit punggung? Biasanya, gejala sakit punggung akan membaik dalam beberapa minggu. Namun, memangnya Anda mau menahan nyeri selama itu? Sebenarnya, cara mengatasi sakit punggung tidak sesulit yang dibayangkan. Kuncinya hanya satu: mengubah kebiasaan sehari-hari secara konsisten. 

Mari ulas langkah-langkahnya di artikel ini.

Kenapa Sakit Punggung Semakin Umum?

Tahukah Anda, hampir 80% orang di dunia pernah mengalami sakit punggung, setidaknya sekali dalam hidupnya. Menariknya, masalah ini baru menjadi isu besar dalam beberapa dekade terakhir.

Mengapa bisa demikian? Berikut beberapa faktor penyebabnya:

  • Gaya hidup kurang aktif – Terlalu banyak beraktivitas dalam kondisi duduk atau terlalu sering berbaring, sehingga otot punggung tegang dan melemah.
  • Postur buruk akibat gadget – Kebiasaan menunduk saat menatap layar gadget dalam waktu lama, sehingga leher dan punggung atas menegang.
  • Gerakan yang salah saat berolahraga – Banyak orang berolahraga tanpa teknik yang benar, menyebabkan cedera otot dan nyeri berkepanjangan.
  • Obesitas – Tulang belakang dan otot punggung terbebani oleh bobot yang berlebih, sehingga meningkatkan risiko nyeri.
  • Pola makan tidak sehat – Kurangnya asupan nutrisi penting yang berimbas pada melemahnya otot dan tulang.

Jika Anda kerap melakukan kebiasaan-kebiasaan di atas, maka sekarang saatnya menjalankan aksi konkrit untuk mengatasi sakit punggung.

Cara Efektif Menyembuhkan Punggung yang Sakit 

Berikut adalah tips yang simpel namun efektif untuk mengatasi sakit punggung:

1. Lakukan Stretching Secara Teratur

Sering duduk atau rebahan dalam waktu lama bisa membuat otot menegang dan kaku. Stretching atau melakukan peregangan bisa menjadi solusi untuk menghindari hal tersebut.

Beberapa peregangan untuk sakit punggung yang bisa dicoba:

  • Cat-Cow Stretch – Meningkatkan kelenturan tulang belakang.
  • Child’s Pose – Meringankan sakit punggung bawah.
  • Standing Forward Bend – Mengendurkan hamstring (otot belakang paha) dan otot punggung.
  • Berjalan sejenak – Bisa dengan sekadar mengelilingi ruangan.

Untuk hasil optimal, lakukan stretching setiap 30-60 menit sekali, terutama setelah berada di posisi yang sama dalam waktu lama.

2. Mengompres Area yang Nyeri

Mengompres memang tak langsung menghentikan nyeri punggung, namun bisa jadi solusi untuk meredakan rasa sakit sementara.

Anda bisa melakukan dua jenis kompres:

  • Kompres air dingin (es) – Ini cocok untuk mengurangi nyeri setelah aktivitas berat, misalnya nyeri setelah berolahraga. Fungsinya untuk mengurangi peradangan dan mencegah bengkak.
  • Kompres air hangat – Cocok untuk meredakan ketegangan dan meningkatkan aliran darah. Kompres ini cocok untuk penderita nyeri yang sudah berlangsung lebih dari tiga bulan.

Agar lebih efektif, lakukan kompres selama 20-30 menit beberapa kali sehari.

3. Kelola Stres dengan Teknik Relaksasi

Sadarkah Anda, ketegangan pada otot juga bisa timbul akibat stres. Untuk mencegahnya, lakukan tips mengelola stres berikut:

  • Melakukan yoga untuk sakit punggung – Tidak perlu memaksakan diri, terutama saat melakukan gerakan yang berfokus pada otot punggung seperti twist dan backbend.
  • Menulis journal harian – Untuk menyortir pikiran dan mengurangi stres emosional.
  • Bersosialisasi – Berbicara dengan orang terdekat bisa membantu mengurangi tekanan pikiran.

Jika stres berlangsung lama dan menyebabkan rasa sakit berkepanjangan, sebaiknya konsultasikan langsung dengan ahli untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.

4. Perbaiki Cara Berdiri dan Postur Tubuh

Sakit punggung erat kaitannya dengan postur. Postur yang buruk dapat menimbulkan tekanan pada punggung yang mengakibatkan sensasi nyeri. Begini cara memperbaikinya:

  • Pastikan telinga, bahu, dan pinggang sejajar dalam satu garis lurus.
  • Kencangkan otot perut untuk menopang punggung bawah.
  • Jangan membungkuk atau terlalu condong ke depan saat berdiri lama.

Jika perlu, Anda juga bisa menggunakan korset untuk koreksi postur. Namun, ingatlah untuk tidak menggunakannya terus-menerus dalam waktu lama.

5. Hindari Makanan ‘Biang’ Peradangan

Beberapa makanan dapat memperparah peradangan dalam tubuh dan berkontribusi pada nyeri punggung, seperti:

  • Makanan tinggi gula dan lemak trans seperti gorengan, martabak, donat, dan kue kering → Ganti dengan cokelat hitam, alpukat, dan snack manis yang dipanggang.
  • Karbohidrat olahan seperti roti tawar, mie instan, dan nasi putih → Ganti dengan ubi, singkong, kentang, atau nasi merah.
  • Minuman bersoda dan alkohol → Ganti dengan air kelapa, teh hijau, jus, atau kombucha.

Makanan-makanan tersebut dapat memberikan nutrisi yang lebih berimbang, membantu relaksasi, serta menguatkan otot.

6. Gunakan Peralatan yang Tepat

Sakit punggung sering kali disebabkan oleh peralatan atau furnitur yang kurang sesuai. Beberapa yang paling penting adalah:

  • Kursi – Pilihlah kursi ergonomis yang memiliki tuas pengaturan posisi punggung, tangan, dan tulang ekor yang pas.
  • Sepatu – Pilihlah sepatu dengan sol yang stabil, tidak terlalu empuk namun tidak keras. Usahakan untuk memilih sepatu di sore/malam hari, karena ukuran kaki bisa membesar di waktu tersebut.
  • Kasur – Pilih kasur untuk sakit punggung yang memiliki tingkat keempukan Medium-Firm, seperti Domi Euro Mattress. Kasur ini juga terbuat dari material yang nyaman untuk penderita sakit punggung, serta memberikan sensasi sejuk yang membuat tidur makin nyenyak.

Tidak ada salahnya berinvestasi dengan perlengkapan berkualitas demi terhindar dari sakit punggung yang berulang.

7. Coba Terapi Fisik atau Perawatan Alternatif

Jika sakit punggung tidak kunjung membaik, pertimbangkan melakukan terapi, seperti:

  • Fisioterapi
  • Akupunktur
  • Pijat Terapeutik

Namun, pastikan Anda memilih tempat terapi atau perawatan yang tepercaya.

Akhir kata, sakit punggung memang menjadi penyakit yang umum, namun bukan berarti harus diwajarkan. Dengan cara mengatasi sakit punggung ini, Anda bisa menikmati hidup yang lebih nyaman. Yuk, mulai sekarang!

Bagi sebagian orang, pertanyaan “Bagaimana cara tidur nyenyak?” mungkin terdengar aneh. Bukankah tidur nyenyak biasanya terjadi secara alami?

Tapi kenyataannya, tidur cukup tidak sama dengan tidur nyenyak dan berkualitas. Banyak orang tidur 7–8 jam semalam, tapi tetap merasa lelah saat bangun. Jika itu terjadi pada Anda, bisa jadi tidur Anda belum benar-benar nyenyak dan berkualitas.

Dalam artikel ini, Anda akan menemukan tujuh cara untuk mendapatkan tidur yang berkualitas. Yuk, kita bahas lebih dalam!

Apa Penyebab Sulit Tidur Nyenyak?

Tidur adalah waktu bagi tubuh untuk memulihkan diri. Di momen ini, tubuh akan memulihkan otot yang rusak, meregulasi hormon, serta menguatkan sistem imun.

Orang yang tidur cukup biasanya memiliki ciri tersendiri—mereka bangun dengan perasaan segar, penuh energi, dan fokus. Sebaliknya, merasa lelah meskipun sudah tidur lama merupakan salah satu pertanda tidur yang kurang berkualitas.

Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya:

  • Stres & overthinking – Pikiran yang sibuk membuat tubuh berada dalam mode “siaga”, sehingga sulit untuk benar-benar rileks dan tertidur nyenyak.
  • Waktu tidur tidak teratur – Sering begadang atau tidur di jam yang berubah-ubah bisa mengacaukan jam biologis tubuh, membuatnya sulit untuk tidur lelap.
  • Terlalu banyak kafein – Kafein bisa bertahan lebih dari 6 jam di dalam tubuh dan mengganggu tidur, terutama jika dikonsumsi di sore atau malam hari.
  • Gangguan kesehatan dan obat tertentu – Gangguan kesehatan ataupun gangguan tidur serta konsumsi obat tertentu seperti stimulan atau anti-depresan bisa mengurangi kualitas tidur.

Jika dibiarkan, tidur yang buruk bisa menimbulkan akibat serius, seperti gangguan kognitif, gangguan mental, hingga penyakit jantung.

7 Cara Tidur Nyenyak dan Berkualitas

Bagaimana cara agar mudah tertidur nyenyak? Praktikkan tips berikut:

1. Coba “Two-Minute Rule” Sebelum Tidur

Sering overthinking sebelum tidur? Coba gunakan metode “Two-minute rule”.

Caranya, selama dua menit, tuliskan semua hal yang mengganggu pikiran Anda, boleh di notebook atau ponsel. Tidak perlu rapi, cukup tuliskan apa pun yang terlintas. Setelah itu, istirahatkan pikiran Anda.

Metode ini membantu ‘menipu’ otak, membuatnya berpikir seolah urusan Anda sudah selesai. Dengan begini, pikiran Anda lebih tenang dan siap tidur.

2. Melatih Cara Bernapas

Meski terdengar sepele, bernapas dengan metode yang tepat dapat membantu tubuh agar lebih rileks. Gunakan metode 478, caranya:

  • Tarik napas selama 4 detik.
  • Tahan napas selama 7 detik.
  • Buang napas perlahan selama 8 detik.
  • Ulangi 4–5 kali sebelum tidur.

Teknik ini membantu memperlambat detak jantung, memberi sinyal ke tubuh bahwa sudah waktunya beristirahat. 

3. Manfaatkan Pijat untuk Relaksasi

Jika Anda mengalami kesulitan tidur nyenyak, coba pijat beberapa bagian tubuh berikut:

  • Kepala, leher, dan bahu – Area ini sering tegang akibat stres atau postur yang kurang baik.
  • Telapak kaki – Memiliki banyak titik akupresur yang terhubung dengan sistem saraf.
  • Punggung dan pinggang – Sangat bermanfaat jika Anda sering duduk lama atau memiliki postur tubuh yang kurang ideal.

Untuk hasil yang lebih maksimal, gunakan minyak esensial beraroma menenangkan untuk meningkatkan efek relaksasi.

4. Atur Pola Makan & Konsumsi Magnesium

Sistem pencernaan merupakan ‘bos nomor 2’ setelah otak, yang bisa menentukan tidur Anda nyenyak atau tidak. Untuk menaklukkannya, coba tips ini:

  • Hindari makan berat atau minum terlalu banyak sebelum tidur.
  • Kurangi konsumsi kafein, makanan pedas, dan alkohol pada malam hari.
  • Tambahkan makanan kaya magnesium dalam hidangan Anda, seperti kacang-kacangan, cokelat hitam, serta tahu dan tempe. Magnesium membantu menenangkan sistem saraf dan meningkatkan tidur nyenyak.

5. Beri Jeda Antara Olahraga dan Waktu Tidur

Olahraga memang baik untuk kesehatan dan sering dianggap membuat mudah mengantuk. Namun, berolahraga mendekati waktu tidur justru berimbas sebaliknya.

Olahraga, terutama dengan intensitas tinggi, justru membuat tubuh memproduksi adrenalin. Hormon ini bisa membuat tubuh Anda sulit rileks dan menjadi “siaga”.

Oleh karena itu, sebaiknya selesaikan olahraga minimal 2–3 jam sebelum tidur agar tubuh punya waktu untuk kembali rileks.

6. Terapkan Sleep Hygiene yang Baik

Jangan remehkan ‘ritual’ bersih-bersih sebelum tidur, karena perannya sangat krusial untuk membuat tidur lebih lelap. Begini cara menerapkannya:

  • Mandi air hangat sebelum tidur untuk menciptakan rasa kantuk alami.
  • Gunakan pakaian tidur yang nyaman, sebaiknya berbahan katun atau linen.
  • Gunakan sprei berbahan katun atau linen yang sejuk.
  • Pastikan kamar bersih dan rapi.

Selain membersihkan area tidur, ‘bersihkan’ pula pikiran Anda dengan menghentikan penggunaan gadget dan scrolling di media sosial, agar pikiran lebih rileks.

7. Ciptakan Kondisi Tidur yang Nyaman

Kondisi kamar seperti apa yang membuat Anda bisa tidur lebih nyenyak? Ini beberapa di antaranya:

  • Wangi – Gunakan wewangian yang menenangkan di kamar. Aroma lavender atau chamomile dikenal ampuh untuk mengendurkan ketegangan pada tubuh.
  • Lampu redup dan sunyi – Gunakan lampu dengan warna yang hangat, serta hindari penggunaan mesin yang bising untuk meminimalisir distraksi.
  • Kasur yang mampu menopang dengan sempurna – Pilih kasur dengan tingkat keempukan yang pas dan tidak membuat pegal saat bangun, seperti Domi Plush Hybrid. Kasur ini juga memiliki teknologi yang meminimalisir gerakan dan bunyi per, sehingga tidur Anda tak mudah terganggu.

Cara tidur nyenyak tidak selalu bergantung pada peralatan mahal atau suplemen khusus. Kuncinya adalah konsistensi. Jadi, sudah siap bangun pagi dengan perasaan yang lebih segar dari biasanya?

Ramadan identik dengan ibadah, silaturahmi, dan makanan lezat. Namun, kenikmatan ini datang ‘sepaket’ dengan tantangan lain: jam tidur yang berkurang. Tidur yang baik saat puasa bukan sekadar soal durasi, tetapi juga kualitasnya. 

Tanpa strategi yang tepat, tubuh bisa terasa lemas dan kurang fokus sepanjang hari. Bagaimana cara mengatasinya? Mari kita bahas strateginya di sini.

Dampak Kurang Tidur Selama Ramadan

Mengantuk saat berpuasa sering dianggap wajar. Bahkan, banyak yang berpikir bahwa tubuh akan beradaptasi dengan sendirinya.

Namun, pengelolaan waktu tidur yang kurang baik dapat menimbulkan dampak yang lebih serius, bahkan berjangka panjang, seperti:

  • Microsleep, tidur mendadak tanpa disadari yang bisa terjadi berulang kali.
  • Gangguan kognitif, seperti sulit fokus, berpikir lambat, dan daya ingat melemah.
  • Mood swing, membuat emosi tidak stabil dan mudah tersulut.
  • Penurunan daya tahan tubuh, sehingga lebih rentan terhadap penyakit.

Gangguan kesehatan ini bisa dialami oleh siapa saja. Namun, risikonya lebih rentan terjadi pada beberapa orang, seperti pekerja shift, mereka yang memiliki gangguan tidur, atau orang dengan penyakit bawaan.

Oleh karena itu, penting untuk mengelola waktu tidur agar Ramadan tetap lancar.

7 Cara Tidur yang Baik Saat Puasa

Agar Ramadan tetap berjalan lancar dan tubuh tetap fit, perlu strategi khusus untuk menjaga kualitas tidur termasuk mengatur waktu tidur saat puasa. Berikut langkah-langkahnya lainnya.

1. “Latihan Tidur” Sebelum Ramadan

AI Generated by Freepik @ Freepik

Jika memungkinkan, cobalah menyesuaikan pola tidur sebelum Ramadan. Artinya cobalah ‘latihan’ menghadapi perubahan jam tidur di waktu Ramadan beberapa waktu sebelum Ramadan dimulai.

Anda bisa bangun di jam sahur dan jam-jam setelah tarawih. Cara ini cocok untuk Anda yang sering kesulitan menyesuaikan jam tidur di kala Ramadan. Dengan begini, Anda bisa melakukan transisi jam tidur dengan mulus dan bisa nyaman beribadah di bulan suci.

2. Sesuaikan Jadwal Tidur dengan Aktivitas Harian

Freepik @ Freepik

Tidak semua orang memiliki jadwal yang sama. Oleh karena itu, sesuaikan pola tidur dengan aktivitas sehari-hari guna menemukan jam tidur yang terbaik saat puasa bagi Anda.

  • Lakukan power nap 20-30 menit menjelang Zuhur.
  • Jika tidak memungkinkan untuk tidur menjelang Zuhur, terapkan prinsip “early rise, early sleep”. Artinya, bangun lebih awal dan tidur lebih cepat.
  • Apabila Anda ingin tarawih hingga larut malam, coba tidur sejenak sebelum berbuka agar badan tetap segar.
  • Jika jadwal Anda tidak tetap (misalnya pekerja shift atau orang tua dengan anak kecil), fokus saja pada durasi tidur. Upayakan untuk tidur lebih lama kapanpun Anda bisa.

Bagi sebagian orang, menemukan pola tidur yang tepat di momen puasa mungkin membutuhkan sedikit waktu. Namun, yang terpenting adalah mengusahakannya.

3. Utamakan Makan Makanan Berserat

Freepik @ jcomp

Makanan tinggi serat dapat membantu tubuh merasa kenyang lebih lama. Selain itu, makanan ini juga mencegah gangguan pencernaan yang justru bisa mengganggu tidur.

Berikut cara menambah serat dalam hidangan sahur dan berbuka:

  • Mengganti nasi putih dengan singkong, ubi, kentang, atau nasi merah.
  • Mengonsumsi buah sebagai pengganti takjil, bisa dalam bentuk utuh, jus, atau yogurt yang ditaburi potongan buah.
  • Mengonsumsi sup sayur untuk mencukupi kebutuhan serat dan air sekaligus.

Selain mencegah sensasi craving berlebih, makan makanan berserat juga bisa meringankan gejala maag dan sembelit yang kerap muncul saat berpuasa.

4. Siapkan Hidangan Sahur dengan Meal Prep

Freepik @ Freepik

Menyiapkan hidangan sahur sering kali memakan waktu lama. Akhirnya, waktu tidur Anda pun tersita.

Untuk mengakalinya, gunakan teknik meal prep, yaitu menyiapkan bahan makanan lebih awal atau memasak menu sahur yang bisa langsung dipanaskan. Trik sederhana ini membantu menghemat waktu dan memungkinkan Anda tidur lebih lama.

5. Lakukan Kegiatan Menenangkan Sebelum Tidur

Freepik @ Freepik

Susah tidur saat puasa kerap dipicu oleh stres, baik secara psikologis maupun fisik (contoh: efek samping setelah olahraga intens). Untuk membantu tubuh rileks, coba lakukan hal berikut sebelum tidur:

  • Mandi air hangat.
  • Minum teh herbal seperti teh chamomile.
  • Membaca Al-Qur’an, berzikir, atau mendengarkan ayat suci.
  • Berbaring sambil memejamkan mata dan merileksasi otot.

Menurut penelitian, melakukan relaksasi sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur dan memaksimalkan manfaatnya. Sebaliknya, tanpa relaksasi, Anda lebih rentan terbangun di tengah malam dan bangun dalam keadaan kurang segar.

6. Minimalisir Distraksi

Freepik @ Freepik

Jika ingin tidur nyenyak, hindari penggunaan hal-hal yang bisa mendistraksi sebelum tidur, seperti gadget, benda-benda bersuara bising, dan lampu yang terang.

Pasalnya, semua hal tersebut dapat menghambat produksi melatonin yang membantu Anda merasa mengantuk.

Untuk mencapai tidur yang nyenyak dan optimal, minimalkan distraksi setidaknya 30–60 menit sebelum tidur. 

7. Pilih Kasur yang Nyaman

Freepik @ Freepik

Banyak orang sudah menyadari bahwa kasur berperan besar terhadap tidur nyenyak.

Idealnya, kasur harus bisa menopang tubuh dengan baik dan bisa meminimalisir distraksi saat tidur, misalnya gerah, bunyi per yang mengganggu, hingga tungau. Semua fasilitas itu ada di kasur Domi Plus Hybrid.

Kasur Domi Plus Hybrid memiliki tingkat keempukan yang pas untuk mencegah pegal-pegal, serta memiliki material yang lembut dan sejuk. Terlebih, teknologi Pocket Spring Motion Isolation-nya membantu meredam bunyi per dan gerakan yang mendisrupsi tidur Anda.

Ramadan adalah momen emas untuk melatih disiplin dan melakukan refleksi diri. Jangan sampai momen ini jadi terganggu hanya karena pola tidur yang berantakan. Jadi, pastikan Anda tetap tidur yang baik saat puasa agar bisa fokus mengembangkan aspek spiritual dalam diri.

Berpuasa seharusnya menyehatkan tubuh, tapi mengapa beberapa orang justru mengalami gangguan kesehatan seperti dehidrasi, sembelit, atau GERD? Masalahnya mungkin bukan pada puasa itu sendiri, melainkan cara menjalankannya. Berikut beberapa tips puasa sehat yang bisa Anda praktikkan:

1. Sahur dengan Makanan yang Lambat Dicerna

Puasa sering dianggap sebagai penyebab tubuh lemas dan tak bertenaga. Padahal, menjaga energi tetap stabil sepanjang hari saat berpuasa bukanlah hal mustahil.

Kuncinya? Pilih makanan yang lebih lambat dicerna saat sahur. Beberapa contohnya:

  • Karbohidrat kompleks → Nasi merah, singkong, ubi, oatmeal.
  • Protein berkualitas → Telur, tahu, tempe, ikan.
  • Lemak sehat → Alpukat, kacang tanah, biji wijen

Karena lama dicerna, pelepasan energi dari makanan-makanan ini juga lebih bertahap. Hasilnya? Tubuh tetap bertenaga dan tidak mudah lapar.

Cara ini pun bisa dipraktikkan oleh penderita diabetes yang membutuhkan tips puasa sehat. Tapi, pastikan untuk konsultasi dokter terlebih dulu untuk memastikan asupan yang sesuai.

2. Minum Banyak Saja Tidak Cukup

Haus, pusing, dan sulit konsentrasi sering dianggap efek wajar dari puasa. Padahal, bisa jadi itu merupakan tanda dehidrasi.

Banyak orang mengira minum air sebanyak mungkin saat sahur adalah solusi. Faktanya, ini justru memperparah dehidrasi karena tubuh akan lebih sering buang air kecil.

Kuncinya adalah mengatur pola dan jenis minuman. Berikut tips puasa anti haus:

  • Bagi jatah minum harian menjadi dua gelas saat sahur, empat gelas saat berbuka sebelum tarawih, dan dua gelas sebelum tidur.
  • Pilih minuman kaya elektrolit, seperti air kelapa atau larutan garam alami, yang dapat membantu mengikat air dalam tubuh.
  • Konsumsi makanan tinggi air seperti semangka, melon, atau tomat untuk asupan air ekstra.

Dengan cara ini, Anda bisa tetap fokus, segar, dan nyaman menjalani puasa tanpa khawatir dehidrasi.

3. Tetapkan Porsi Makan Secukupnya

Sadar atau tidak, puasa seharian bisa membuat kita kalap saat makan, yang memicu porsi makanan berlebihan.

Sayangnya, kebiasaan ini justru bisa memicu gangguan pencernaan dan naiknya asam lambung (GERD). Akibatnya? Dada terasa panas, perut begah, hingga nyeri di ulu hati.

Bagi penderita maag, coba terapkan tips puasa sehat berikut:

  • Fokus pada komposisi, bukan sekadar porsi → Isi ½ piring dengan sayuran, ¼ dengan protein, dan ¼ dengan karbohidrat kompleks agar pencernaan bekerja lebih ringan.
  • Beri jeda saat berbuka → Mulailah dengan air putih dan buah sebelum beralih ke makanan berat untuk menghindari kembung.
  • Makan dengan mindful eating → Hindari makan sambil bermain gadget, dan kunyah makanan hingga benar-benar lumat agar lebih mudah dicerna.

Dengan pola makan yang tepat, puasa bisa tetap lancar tanpa gangguan maag atau GERD.

4. Konsumsi Probiotik

Mengonsumsi probiotik merupakan salah satu cara tetap sehat selama puasa. Ini dapat membantu pencernaan yang perlu beradaptasi dengan pola makan yang baru.

Probiotik adalah makanan hasil fermentasi yang mengandung bakteri baik untuk usus. Manfaatnya meliputi:

  • Mencegah sembelit dan membuat BAB lebih teratur.
  • Menekan pertumbuhan Helicobacter pylori, bakteri penyebab maag.
  • Mengatasi kembung akibat pencernaan yang kurang lancar dan produksi gas berlebih.

Beberapa sumber probiotik yang mudah ditemukan di Indonesia antara lain yogurt, tempe, kimchi, acar, dan cuka apel.

Meski memiliki segudang manfaat, probiotik bisa menyebabkan kembung atau diare jika Anda belum terbiasa mengonsumsinya. Maka dari itu, mulailah dengan porsi kecil dan selalu amati reaksi tubuh setelah mengonsumsinya.

5. Tetap Aktif Bergerak

Berolahraga saat puasa mungkin terdengar seperti hal yang sulit. Padahal, justru di momen inilah Anda perlu olahraga, agar stamina tetap terjaga sepanjang hari.

Agar tubuh tetap nyaman, pilihlah jenis olahraga yang tepat dan lakukan dalam durasi yang pas.

Beberapa olahraga yang ideal dilakukan saat puasa adalah yoga, pilates, jalan kaki, hingga jogging. Lakukan olahraga satu jam sebelum atau setelah berbuka, dengan durasi sekitar satu jam setiap harinya.

6. Usahakan Tidur yang Cukup

Padatnya jadwal aktivitas dan ibadah kerap memicu insomnia, atau sulit tidur, pada sebagian orang. Ini mengakibatkan tubuh jadi lemas, susah konsentrasi, dan tidak produktif.

Untuk mengganti waktu tidur yang terpotong, Anda bisa menggunakan tips puasa sehat ala Rasulullah: melakukan Qaiululah, alias power nap. Jika memungkinkan, upayakan untuk tidur selama 20-30 menit di sela-sela aktivitas, biasanya menjelang Zuhur.

Kemudian, ciptakan suasana tidur yang nyaman dengan menggunakan kasur yang terbaik, seperti Domi All New Dual Comfort.

Karena memiliki topangan yang baik, kasur Domi membantu mencegah timbulnya nyeri punggung, sehingga Anda merasa lebih segar saat terbangun. Selain itu, material kasur Domi juga lembut dan anti-tungau, membuat tidur Anda tetap nyenyak dan tak mudah terganggu.

7. Memanfaatkan Teknologi

Meskipun puasa telah dijalankan selama ribuan tahun, teknologi modern bisa membantu Anda menjalankannya dengan lebih mudah dan sehat. Berikut beberapa cara memanfaatkannya:

  • Aplikasi pengingat minum – Membantu memastikan asupan cairan tetap terpenuhi.
  • Aplikasi atau video panduan olahraga – Memudahkan Anda tetap aktif dengan latihan ringan di rumah.
  • Smartwatch atau fitness tracker – Memantau tanda-tanda vital tubuh, seperti detak jantung dan kualitas tidur, untuk memastikan kinerja tubuh tetap terjaga.

Dengan teknologi, Anda bisa menjalani puasa lebih sehat, terkontrol, dan optimal.Dengan menerapkan tips puasa sehat di atas, Anda bisa menjalani bulan suci tanpa gangguan kesehatan. Nikmati ibadah dengan nyaman, jalani dengan penuh energi, dan raih berkah sebanyak mungkin.

Pagi mengantuk, siang lemas, sore susah fokus—inilah dilema yang sering muncul di bulan Ramadan. Padahal, ada, loh, cara menjaga energi saat puasa agar Anda bisa beribadah dengan maksimal tanpa mengorbankan produktifitas. Mari kita bahas lebih lanjut.

Penyebab Tubuh Lemas Saat Puasa

Saat puasa Ramadan, tubuh akan mengalami perubahan rutinitas yang signifikan, khususnya pada pola makan dan jam tidur. 

Jika tidak dikelola dengan tepat, perubahan ini akan memicu rasa lemas, tidak fokus, dan mudah mengantuk. Faktor pemicunya antara lain:

  • Penurunan kadar gula darah, karena tubuh tidak mendapat asupan karbohidrat yang merupakan sumber energi dalam waktu lama.
  • Kurang nutrisi, terlebih jika nutrisi yang Anda konsumsi saat sahur dan iftar kurang atau tidak seimbang.
  • Dehidrasi atau kurang cairan yang membuat tubuh menjadi mudah lemas dan sulit berkonsentrasi.
  • Kurang istirahat, padahal aktivitas padat. Ini membuat energi lebih cepat terkuras.

Karena itu, penting untuk menyesuaikan tubuh agar tidak ‘kaget’ menghadapi perubahan ritme aktivitas di bulan suci.

7 Cara Agar Puasa Lancar dan Tetap Berenergi

Menjaga energi selama puasa bisa dilakukan dengan cara-cara sederhana, di antaranya:

1. Makan Secukupnya Saat Sahur dan Berbuka

Makan dalam porsi besar tidak otomatis membuat Anda semakin kuat saat berpuasa. Sebaliknya, ini justru membuat energi cepat turun dan menurunkan kualitas tidur karena tubuh mengeluarkan energi ekstra untuk mencerna makanan.

Saat makan, ingatlah untuk:

  • Berbuka dengan segelas air putih terlebih dulu, kemudian minum air secara bertahap sambil makan. Ini membantu mempermudah pencernaan sekaligus menghidrasi tubuh.
  • Kunyah makanan perlahan hingga benar-benar lumat untuk mempermudah proses pencernaan.

Cara ini membuat kinerja pencernaan menjadi lebih ringan, sehingga energi bisa tersimpan dengan efisien.

2. Makan dengan Kombinasi Menu yang Tepat

Pemilihan makanan yang tepat saat sahur dan berbuka merupakan kunci agar tetap bertenaga saat puasa. Untuk itu, pastikan isi piring Anda mencakup:

Zat GiziFungsiContoh
Karbohidrat kompleksMenjadi sumber energi lebih lama.Nasi merah, singkong, kentang, atau ubi
Protein Menjaga kekuatan otot selama puasa.Telur, ayam, ikan, daging, tahu, dan tempe
Lemak sehatCadangan energi yang baik untuk jantung.Alpukat, yogurt plain, minyak zaitun, kacang-kacangan.
SeratMenstabilkan gula darah.Sayuran hijau, wortel, brokoli, dan buah-buahan.
Gula alami (direkomendasikan saat berbuka)Mengembalikan energi dengan cepat.Kurma, pisang, pepaya, dan semangka.

3. Jaga Cairan Tubuh

Merasa haus, lemas, dan pusing kerap dianggap sebagai bagian dari puasa. Padahal, bisa jadi itu adalah tanda-tanda dehidrasi.

Untuk mencegah dehidrasi, praktikkan cara berikut:

  • Tetap minum delapan gelas sehari dengan aturan 2-4-2, 2 gelas saat sahur, 4 gelas setelah berbuka hingga sebelum tidur, dan 2 gelas saat sahur.
  • Hindari asupan makanan asin, pedas, dan berkafein karena dapat memicu dehidrasi.
  • Minum air kelapa. Air kelapa adalah minuman yang membantu Anda tetap kuat berpuasa karena tinggi elektrolit dan mineral.

Tubuh yang terhidrasi dapat mencegah rasa lemas dan membantu Anda tetap fokus hingga waktunya berbuka.

4. Tetap Berolahraga

Berolahraga secara rutin dapat membantu meningkatkan stamina. Namun, saat berpuasa, sebaiknya sesuaikan waktu dan jenis olahraganya.

Beberapa olahraga yang cocok saat puasa adalah:

  • Jalan kaki dan yoga – sebaiknya dilakukan 30-60 menit sebelum berbuka.
  • Jogging dan latihan kekuatan ringan (bodyweight exercise, angkat beban ringan) – sebaiknya dilakukan 1-2 jam setelah berbuka dengan makanan ringan.

Jenis olahraga tersebut mendorong tubuh untuk tetap aktif tanpa kehilangan energi terlalu banyak.

5. Dahulukan Pekerjaan yang Berat

Agar tetap produktif, sebaiknya lakukan tugas-tugas berat atau yang membutuhkan konsentrasi tinggi di pagi hari hingga menjelang Zuhur.

Pasalnya, di periode tersebut, tubuh memiliki energi lebih banyak dari makanan yang dikonsumsi saat sahur.

Menjelang sore, konsentrasi dan energi biasanya menurun. Oleh karena itu, selesaikanlah pekerjaan yang lebih ringan, misalnya pekerjaan administratif atau repetitif.

6. Sesuaikan Ritme Tidur dan Jam Tubuh

Susah tidur saat puasa adalah masalah ‘klasik’ bagi banyak orang. Namun, ini membuat tubuh tidak bisa meregulasi energi dengan baik, sehingga Anda menjadi lemas di siang hari.

Untuk mengatasinya, lakukan cara:

  • Mengatur ulang jam tubuh (body clock) dengan cara berjemur di pagi hari.
  • Upayakan bangun dan tidur di jam yang sama setiap hari dengan cara memasang alarm.

Cara ini membantu tubuh untuk menyesuaikan dengan ritme tidur baru, sehingga Anda lebih segar dan tidak mudah lemas selama puasa.

7. Ciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman

Tidur dalam durasi yang lama belum tentu menandakan tidur yang berkualitas. Tidur lama tapi tidak nyenyak justru tidak memberikan manfaat yang dibutuhkan oleh tubuh.

Agar tidur lebih berkualitas, pastikan dulu lingkungan tidur Anda sudah nyaman. Salah satu caranya adalah dengan memilih kasur yang tepat.

Kasur yang ideal tak hanya harus nyaman, tapi juga mampu menopang tubuh dengan optimal untuk mencegah nyeri. Untuk itu, salah satu pilihan terbaik adalah Domi Euro Mattress.

Domi Euro Mattress memberikan dukungan maksimal bagi tulang punggung, terutama bagi Anda yang gemar tidur terlentang. Materialnya yang sejuk juga memastikan tidur tetap nyaman tanpa rasa gerah, yang secara otomatis meningkatkan kualitas tidur.

Untuk cara menjaga energi saat puasa memang membutuhkan usaha yang lebih dari biasanya, namun bukannya mustahil. Terapkan cara-cara di atas dan pilih kasur Domibed agar tetap semangat dan berstamina sepanjang hari!

Bangun dini hari, menyiapkan makanan, dan mengumpulkan energi untuk menjalani puasa sepanjang hari bukanlah perkara mudah. Apalagi jika Anda mudah mengantuk, kembali tidur setelah sahur bisa terdengar sangat menggoda.

Pada dasarnya, tidur adalah kegiatan yang baik untuk mengembalikan energi tubuh. Tapi, apakah tidur sehabis sahur benar-benar baik untuk tubuh? Atau justru menimbulkan dampak negatif? Simak jawabannya di artikel ini.

Kenapa Kita Sering Mengantuk Setelah Sahur?

Ada alasan logis mengapa sensasi mengantuk kerap muncul sehabis sahur.

Ini karena tubuh masih menganggap waktu sahur sebagai jam tidur. Ini sering terjadi di minggu-minggu pertama Ramadan, ketika tubuh masih belum beradaptasi dengan perubahan rutinitas.

Selain itu, kecenderungan mengonsumsi makanan berat dan karbohidrat berlebih saat sahur juga bisa memicu kantuk. Ini karena tubuh lebih memprioritaskan penggunaan energi untuk mencerna makanan dibandingkan kegiatan lainnya[1].

Tidur Setelah Sahur, Boleh atau Tidak?

Pada dasarnya, tidur setelah sahur sebetulnya tidak direkomendasikan.

Pasalnya, berdasarkan studi, langsung tidur sehabis sahur justru bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan[2], seperti:

  • Refluks asam lambung
  • Gangguan pencernaan
  • Tidur tidak nyenyak
  • Kenaikan berat badan

Meski begitu, tidur setelah sahur juga bisa menjadi cara untuk memulihkan energi di tengah padatnya kegiatan di bulan Ramadan. Namun, ada cara khusus untuk memastikan Anda mendapat tidur nyaman dan berkualitas, tanpa membahayakan kesehatan.

7 Tips Tidur Setelah Sahur

Dengan teknik yang tepat, tidur sehabis sahur sangat mungkin dilakukan. Begini caranya:

  1. Bijak Menentukan Menu dan Porsi Makanan

Meski sedang berpuasa, hindari makan ‘asal kenyang’ tanpa memperhatikan asupan gizinya. Pilihlah makanan yang bernutrisi dan bergizi seimbang, seperti:

  • Karbohidrat kompleks – Kentang, singkong, dan nasi merah.
  • Tinggi serat – Sayur-sayuran hijau dan buah-buahan
  • Protein – Daging ayam, sapi, ikan, tempe, dan tahu
  • Lemak sehat – Alpukat dan kacang almond

Makanan-makanan tersebut cenderung lebih mudah dicerna, membuat kenyang lebih lama, dan memberikan energi yang lebih stabil[3], sehingga ideal sebagai menu sahur.

Selain itu, cara makan pun juga penting diperhatikan. Hindari makan dalam porsi berlebihan dan makanlah pelan-pelan. Ini membuat kinerja sistem pencernaan menjadi lebih ringan dan mencegah rasa kantuk.

  1. Memberi Jeda Waktu

Islam menganjurkan untuk tidak langsung makan sehabis tidur. Ini merupakan salah satu adab setelah makan yang sering dilakukan Rasulullah SAW[4].

Artinya, tidur sehabis makan memang tidak dianjurkan secara umum, bukan hanya saat sahur saja.

Jika memang perlu, tidurlah 2-3 jam setelah makan sahur[5]. Jeda ini memberi waktu ekstra bagi pencernaan untuk memproses makanan dengan optimal, dan mencegah timbulnya masalah kesehatan.

  1. Tidur Lebih Awal

Jika memungkinkan, aturlah agar Anda bisa tidur lebih awal. Misalnya, segera setelah selesai tarawih. Ini dilakukan untuk mendapatkan waktu tidur yang lebih panjang dan mencegah kantuk yang mungkin muncul setelah sahur.

Usahakan untuk tidur setidaknya 4-5 jam di malam hari. Durasi ini dapat membantu tubuh untuk memproduksi melatonin, yang paling banyak muncul di malam hari[6], dan bisa membuat tidur Anda lebih nyenyak, meningkatkan imunitas, dan mencegah inflamasi.

  1. Tentukan Jadwal Tidur dan Bangun

Tubuh akan cepat terbiasa jika ‘dilatih’. Prinsip ini juga berlaku untuk mengatasi keinginan untuk tidur setelah sahur.

Untuk itu, Anda perlu menentukan jam tidur dan jam bangun setiap hari, dan konsisten menjalaninya, meski di akhir pekan. Agar prosesnya lebih mudah, praktikkan tips berikut:

  • Gunakan alarm di ponsel untuk mengingatkan jam tidur dan jam bangun
  • Berhenti menggunakan gadget, minimal satu jam sebelum tidur
  • Melakukan kegiatan relaksasi sebelum tidur, misalnya mandi air hangat atau membaca untuk memicu kantuk.

Dengan begini, seiring waktu, tubuh akan menyesuaikan jam biologisnya, sehingga Anda tetap bisa terjaga selepas waktu sahur.

  1. Melakukan Kegiatan Fisik yang Ringan

Alih-alih langsung tidur, cobalah untuk melakukan kegiatan fisik yang ringan, seperti:

  • Membaca
  • Berdzikir
  • Membersihkan rumah
  • Berjalan santai di sekitar rumah

Melakukan kegiatan ringan selepas sahur dapat membantu memperlancar metabolisme dan proses pencernaan. Hal ini bisa membantu Anda tetap terjaga dengan cara mendistraksi rasa mengantuk yang muncul.

  1. Power Nap Jika Memang tak Tertahankan

Jika sensasi mengantuk sudah tak tertahankan, Anda bisa melakukan teknik power nap, alias tidur singkat dengan durasi 15-30 menit.

Namun, hindari tidur melebihi waktu tersebut, karena justru dapat membuat Anda lemas, bahkan sakit kepala.

Jika memang ingin melanjutkan tidur, Anda bisa kembali melakukan power nap di setelah salat Zuhur ataupun setelah salat Isya.

  1. Tidur dengan Posisi yang Tepat

Untuk mencegah rasa tidak nyaman di perut, usahakan untuk tidur dalam kondisi perut dan tenggorokan berada di satu garis vertikal. Dengan kata lain, dalam posisi duduk atau setengah duduk.

Agar lebih stabil, Anda bisa menggunakan bantal untuk mengganjal tubuh.

Selain itu, pilihlah kasur yang sesuai untuk berbagai posisi tidur, seperti Domi Plush Hybrid yang sanggup menopang tubuh dengan sempurna. Selain itu, materialnya pun lembut dan sejuk, sehingga tidur Anda akan semakin lelap dan nyaman.

Tidur setelah sahur memang kurang direkomendasikan. Namun, dengan teknik yang tepat dan menggunakan kasur Domi Plush Hybrid, Anda bisa meminimalisir dampaknya dan mendapat tidur yang optimal.

×