Umumnya, setiap orang mengalami 4 sampai 6 kali siklus tidur dalam semalam. Satu siklus tidur sendiri terdiri dari 4 fase atau tahapan, mulai dari paling awal tahap REM dan 3 tahap NREM.
Siklus tidur sendiri adalah sebuah proses psikologis yang mendorong tubuh untuk relaksasi dan mendorong otak untuk melakukan “maintenance” pada tubuh. Seperti menghilangkan racun, memperbaiki sel rusak, dan mempertajam memori.
Itulah sebabnya siklus tidur ini penting bagi setiap orang. Adanya masalah pada salah satu siklus tentunya bisa mengganggu kenyamanan bahkan membuat tubuh terasa pegal setelah bangun. Apa saja 4 tahap siklus tidur tersebut? Simak penjelasannya berikut!
Tahap 1 : Tidur NREM 1 (Tidur Ayam)
Ketika hendak tidur, tahap pertama yang Anda rasakan adalah kondisi berada di tengah kesadaran dan alam mimpi. Cirinya, Anda masih bisa mendengar, mengikuti percakapan, serta masih bisa merespons stimulus dari luar diri.
Namun pada saat yang sama, tubuh sudah berada pada tahap ‘tertidur’, aktivitas otak sudah mulai berkurang, denyut jantung juga mulai melambat, dan pernafasan juga mulai menunjukkan tanda-tanda rileks. Kondisi ini disebut sebagai tahap tidur NREM.
Meskipun kesadaran sudah mulai berkurang, Anda masih mudah terbangun ketika mendapatkan stimulus dari lingkungan. Contohnya ketika seseorang memanggil nama Anda, bisa langsung terbangun.
Kondisi antara tertidur dan masih tersadar inilah yang membuat orang-orang sering memberikan julukan sebagai tidur ayam. Sebab pada sikulus ini, kondisi tubuh seperti tertidur, tetapi masih bisa menangkap informasi dari luar.
Tahap 2 : Tidur NREM 2 (Mulai Pulas)
Setelah lolos dari tahap tidur REM atau tidur ayam, Anda akan berada pada tahap NREM 2. Tubuh akan lebih rileks, denyut jantung dan pernafasan tidak lagi cepat, serta tingkat kewaspadaan terhadap kondisi sekitar sudah mulai memudar.
Pada fase ini, Anda mungkin masih bisa mendengarkan obrolan atau suara-suara dari sekitar. Namun, Anda sudah tidak bisa lagi mengikuti percakapan atau obrolannya, rasanya seperti dengungan saja.
Penekanan pemahaman terhadap lingkungan tersebut terjadi karena saat ini otak Anda berada pada gelombang beta. Ketika fase ini juga Anda akan mengalami halusinasi-halusinasi, seperti tiba-tiba ada yang memanggil nama.
Kondisi tiba-tiba tersentak atau kaget ketika tidur juga Anda alami saat memasuki tahap NREM 2. Ini adalah fenomena normal, sehingga tidak perlu takut bila mengalaminya.
Tahap 3 : Tidur NREM 3 (Terlelap)
Gelombang otak mulai melambat dan menghasilkan gelombang delta. Tidur NREM tahap ini seluruh tubuh sudah mulai lemas, tidak ada pergerakan, serta otot tidak berfungsi. Stimulus dari lingkungan atau luar kadang tak bisa memengaruhi Anda ketika di tahapan ini.
Ketika terbangun saat sedang berada di tahapan ini, Anda biasanya akan merasa kebingungan, linglung, bahkan masih belum sadar sepenuhnya terhadap lingkungan sekitar. Bila mendapatkan stimulus berupa pertanyaan, tak jarang jawabannya tidak nyambung.
Butuh beberapa menit bagi seseorang yang baru terbangun dari tahapan ini untuk bisa berinteraksi secara normal dengan lingkungannya. Ini adalah siklus tidur normal dan fenomena tersebut sangat lumrah terjadi, karena tahap ini merupakan awal tidur dalam.
Tahap ini merupakan awal tidur yang nyenyak, namun di tahapan ini juga gangguan tidur biasanya terjadi. Fenomena seperti tidur berjalan, mengompol, atau parasomnia. Apabila Anda atau kerabat memiliki gejala gangguan tidur, ada baiknya segera melakukan perawatan.
Tahap 4 : Tidur REM (Bermimpi)
Tahap terakhir adalah tidur REM atau lebih terkenal dengan istilah tidur dalam (deep sleep). Tidur dalam adalah kondisi ketika secara fisik melemah tetapi secara pikiran sangat aktif. Cirinya adalah mata bergerak-gerak cepat, karena itu terkenal sebagai tidur REM (rapid eye movement).
Kondisi tubuh juga mengalami peningkatan aktivitas, seperti denyut jantung naik, pernafasan tidak teratur, dan tonus otot menurun. Pada pria biasanya mengalami ereksi, hal ini karena tubuh sedang aktif memproduksi hormon testosteron.
Kondisi tubuh tidur terlelap tetapi kondisi otak aktif bekerja membuatnya dijuluki sebagai tidur paradoks. Pada fase ini juga, Anda akan aktif bermimpi, aktivitas otak akan bekerja lebih kreatif dan mengembangkan fungsi kognitif.
Tidur pada tahap ini sangat penting dalam menjaga kecerdasan, perkembangan otak, serta memperbaiki ingatan. Tahapan ini memiliki jangka waktu berbeda-beda setiap orang. Namun umumnya orang dewasa menghabiskan waktu tidurnya sebanyak 20 – 25% pada kondisi REM.
Tips Meningkatkan Kualitas Tidur
Keempat siklus tadi akan terus terjadi selama Anda tertidur kurang lebih 6 – 8 jam. Itulah sebabnya terkadang Anda bisa terbangun di tengah malam, terbangun ketika mendengarkan suara alarm, atau bermimpi panjang ketika tertidur.
Agar tidur berkualitas, penting sekali menjaga keempat siklus tersebut, salah satunya memberikan dukungan terhadap perlengkapan tidur. Pastikan memilih matras tidur yang empuk dan nyaman, karena bisa membantu tubuh lebih rileks dan mencapai tidur REM lebih cepat.
Salah satu rekomendasi matras yang pas untuk bantu tidur lebih lelap adalah domibed, matras empuk berbahan premium yang anti panas dan senyap. Bikin istirahat malam terasa lebih melegakan, antipegal, dan bangun badan segar.
Ayo tingkatkan kualitas siklus tidur Anda dengan mempersiapkan kondisi yang tepat. Bila bingung cari rekomendasi matras, cek katolog matras terbaik untuk Anda. Selamat beristirahat!