Pernahkah Anda merasakan sensasi bangun di tengah malam tetapi tidak bisa bergerak sama sekali? Orang sering menyebut kondisi ini dengan istilah ketindihan. 

Namun, apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh Anda saat ketindihan? Kami akan menjelaskannya lebih lanjut dalam artikel kali ini. 

Pengertian Ketindihan

Istilah medis untuk ketindihan saat tidur adalah sleep paralysis. Ini adalah kondisi di mana seseorang merasa terbangun dari tidur tetapi tidak dapat bergerak atau berbicara. 

“Kondisi ini juga biasanya memunculkan sensasi tekanan pada bagian dada, sehingga menimbulkan rasa takut. Terlebih lagi, pengalaman ini memang bisa membuat Anda merasa terjebak di antara tidur dan kesadaran karena tidak dapat mengontrol tubuh Anda.”

Penyebab Ketindihan

Percaya atau tidak, bukan hantu yang menyebabkan fenomena ini terjadi. Namun, beberapa hal inilah penyebab sleep paralysis

  • Gangguan Tidur REM. Fenomena ini terjadi terutama selama fase tidur REM (Rapid Eye Movement), di mana mimpi paling sering terjadi. Saat kita tidur, otak memberi sinyal kepada tubuh untuk menghentikan gerakan selama fase ini. Jadi, kondisi inilah yang mungkin mencegah kita menjalankan tindakan fisik saat terbangun dari mimpi.
  • Gangguan Tidur. Orang yang memiliki gangguan tidur tertentu seperti insomnia atau sleep apnea cenderung lebih berisiko mengalami ketindihan.
  • Stres dan Kelelahan. Stres berat dan kelelahan fisik dapat memicu terjadinya sleep paralysis.
  • Gaya Hidup. Pola tidur yang tidak teratur atau tidur terlalu sedikit juga dapat meningkatkan risiko terkena.
  • Genetika. Ada bukti bahwa faktor genetika juga dapat berperan dalam kecenderungan mengalami hal tersebut.

Cara Mengatasi Ketindihan

Meskipun Anda termasuk orang yang memiliki risiko tinggi, ada beberapa cara mengatasi ketindihan. Apa saja itu?

  • Jaga Pola Tidur Teratur – Cobalah untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan. Ini membantu mengatur ritme sirkadian tubuh Anda.
  • Hindari Stres Berlebihan – Mengelola stres melalui relaksasi, meditasi, atau teknik pernapasan dapat membantu mengurangi risiko nya.
  • Ciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman – Pastikan kamar tidur Anda gelap, tenang, dan nyaman. Jadi, gunakan kasur dan bantal yang mendukung tidur berkualitas.
  • Batasi Konsumsi Kafein dan Alkohol – Kafein dan alkohol dapat memengaruhi kualitas tidur Anda. Oleh karena itu, batasi konsumsi sebelum tidur.
  • Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan – Jika peristiwa ini terjadi berulang atau mengganggu kualitas hidup Anda, berkonsultasilah dengan dokter atau ahli tidur. Mereka dapat memberikan saran dan penanganan yang tepat.

Mitos Seputar Ketindihan

Karena ketindihan merupakan kondisi yang menakutkan, ada banyak mitos yang berusaha menjelaskan kondisi ini. 

1. Gangguan Spiritual atau Gaib

Beberapa budaya dan kepercayaan menyebutkan bahwa ketindihan adalah akibat dari gangguan rohani atau gaib. Namun, ini adalah mitos. Ketindihan dalam psikologi adalah fenomena neurologis yang terjadi karena Anda merasa stres.

2. Mimpi Buruk Menyebabkan Ketindihan

Meskipun ketindihan dapat terjadi setelah mimpi buruk, keduanya tidak selalu berhubungan. Dengan kata lain, sleep paralysis lebih terkait dengan fase tidur REM dan relaksasi otot-otot tubuh.

3. Hewan atau Makhluk Menyebabkan Ketindihan

Beberapa orang merasa bahwa peristiwa ini terjadi karena makhluk atau hewan yang duduk di atas mereka. Ini adalah interpretasi mitos yang tidak memiliki dasar ilmiah. Jadi, ketindihan adalah gangguan fisik, bukan pengaruh dari makhluk atau hewan.

4. Ketindihan Selalu Menimbulkan Bahaya

Meskipun sensasi ini bisa sangat menakutkan, pada umumnya hal ini tidak menimbulkan bahaya fisik dan umumnya berlangsung hanya sebentar.

5. Hanya Terjadi pada Tidur Siang

Ketindihan tidak hanya terjadi selama tidur siang. Meskipun lebih umum terjadi saat tidur siang, tetapi hal ini juga bisa terjadi di malam hari.

Penting untuk mengingat bahwa sleep paralysis adalah fenomena ilmiah yang dapat dijelaskan oleh pengetahuan tentang tidur dan neurologi. Meskipun bisa sangat menakutkan, fenomena ini bukanlah hal gaib atau supranatural.

Fakta tentang Ketindihan

Di luar mitos-mitos yang beredar, ada fakta ketindihan yang seharusnya lebih Anda perhatikan. 

1. Fenomena Neurologis

Ketindihan adalah fenomena neurologis yang terjadi saat seseorang merasa terjaga, tetapi otot-otot tubuhnya tetap dalam keadaan relaksasi yang terjadi selama tidur REM. Ini terjadi karena adanya penurunan aktivitas otot selama fase tidur ini.

2. Sensasi Tidak Dapat Bergerak

Selama peristiwa ini terjadi, seseorang dapat merasakan sensasi bahwa mereka tidak dapat bergerak atau berbicara. Ini terjadi karena otot-otot kehilangan kemampuan untuk bergerak secara sadar dalam beberapa saat. 

3. Halusinasi Visual dan Sensoris

Selain sensasi kehilangan gerakan, orang yang mengalami hal ini juga dapat mengalami halusinasi visual dan sensoris. Lebih dari itu, halusinasi ini bisa berupa penglihatan bayangan atau suara-suara yang tidak nyata.

4. Durasi Singkat

Meskipun terasa lama, kejadian ini biasanya hanya berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit. Selanjutnya, otot-otot tubuh akan kembali berfungsi, dan seseorang dapat bangun sepenuhnya.

5. Tidak Berbahaya secara Fisik

Meskipun terasa menakutkan, sleep paralysis pada umumnya tidak berbahaya secara fisik dan jarang menyebabkan dampak jangka panjang.

Solusi Ketindihan dari Domibed

Kasur Domi

Salah satu kunci untuk mengatasi masalah tidur seperti ketindihan adalah menciptakan lingkungan tidur yang nyaman. Anda dapat memulainya dengan memilih kasur yang berkualitas dari Domibed. 

Jangan hanya memilih kasur yang memberikan dukungan fisik, tetapi perhatikan juga kenyamanan dan desainnya. Kasur springbed dengan desain minimalis dapat menjadi pilihan yang tepat untuk menciptakan atmosfer tidur yang tenang. Terlebih lagi, kasur jenis ini cocok digunakan di berbagai ruangan. 

Jadi, pastikan untuk memilih kasur yang sesuai dengan kebutuhan tidur Anda untuk mendukung kesehatan tidur dan tulang belakang Anda. Dengan demikian, Anda akan bebas dari risiko ketindihan bersama Domibed!

Tahukah Anda bahwa memilih bahan sprei yang tepat juga penting untuk kesehatan kulit? Bagi mereka yang rentan terhadap jerawat, menjaga kulit agar bebas dari breakout terbilang sebagai prioritas dalam kehidupan sehari-hari.

Kunjungan rutin ke dokter kulit, menghindari produk perawatan kulit yang terlalu berminyak, dan pola makan sehat sangat penting dalam melawan jerawat—namun, terkadang itu tidak cukup. 

Bahkan apabila Anda memiliki kulit yang kering dan sensitif, setiap sentuhan dan gesekan terhadap permukaan kulit bisa mengakibatkan iritasi. Oleh karena itu, jangan remehkan pemilihan bahan bed sheets yang Anda gunakan. 

Temukan informasi tentang jenis kain sprei yang aman untuk berbagai jenis kulit, termasuk kulit kering dan berminyak.

1. Katun

katun

Seperti penjelasan sebelumnya, kulit yang rentan terhadap jerawat sebaiknya memilih sprei yang terbuat dari serat alami – katun adalah salah satunya. 

Jenis kain sprei yang satu ini memiliki kualitas yang baik, tahan lama, dan bisa dicuci langsung dengan mesin cuci. Pilihan sprei katun pun juga relatif lebih banyak daripada jenis kain lainnya.

Sprei bahan katun Jepang, misalnya, menjadi salah satu opsi yang populer. Selain karena kehalusan serat dan kekuatannya yang baik, jenis katun yang satu ini cukup awet dan tahan lama. 

Kemampuannya menyerap kelembaban juga membuat tidur malam lebih nyaman. Selain itu, tekstur yang lembut membuat sprei katun Jepang aman untuk kulit kering maupun sensitif.

Selain mempertimbangkan jenis kain, pastikan sprei yang Anda beli hanya menggunakan bahan yang aman untuk kulit. Penggunaan bahan kimia berbahaya, seperti pemutih atau pewarna lainnya selama produksi, berpotensi menyebabkan iritasi pada kulit.

2. Bamboo

bamboo

Sebagai bahan yang ramah lingkungan, bambu tumbuh dengan cepat. Selain itu, umumnya material ini digunakan untuk membuat barang rumah tangga selain sprei. 

Dalam prosesnya, pembuatan sprei bamboo mengekstraksi selulosa bambu dan menenun serat-serat tersebut menjadi kain rayon bambu.

Jenis sprei dari tanaman bambu ini lebih lembut daripada polyester maupun linen, dan dikenal tahan kerut. Selain itu, kualitasnya yang cukup tahan lama, hipoalergenik, dan memiliki sirkulasi udara yang baik, sehingga aman untuk pengguna yang memiliki masalah kulit.

3. Sutra

kain sutra

Sutra merupakan bahan untuk sprei yang lembut dan terbuat dari serat alami. Oleh karena itu, material ini cocok untuk Anda yang memiliki kulit yang rentan terhadap jerawat. 

Kelebihan lain dari kain yang satu ini adalah kemampuannya untuk tidak menyerap kelembaban, sehingga tidak membuat pori tersumbat. Selain itu, sutra adalah kain yang memiliki kemampuan antibakteri.

Namun, perawatannya relatif lebih rumit daripada jenis kain sprei lainnya. Anda harus mencucinya dengan deterjen yang lembut dan sebaiknya terpisah dari cucian lainnya. 

Selain itu, jika Anda akan mencucinya dengan mesin cuci, masukkan kain sutra ke dalam tas berjala. Hal ini akan memastikan serat sprei sutra Anda tetap tahan lama dan berumur lebih panjang.

4. Microfiber

microfiber

Sprei microfiber terbuat dari serat microfiber yang sangat halus dan lembut. Diameter seratnya jauh lebih kecil dari kain katun, sehingga permukaannya sangat halus dan nyaman. 

Bahan yang satu ini juga meregulasi kelembaban dengan sangat baik. Sprei microfiber aman untuk kulit yang rentan berjerawat dan kulit sensitif karena beberapa alasan.

  • Serat microfiber yang halus mengurangi gesekan dan iritasi pada kulit yang rentan terhadap jerawat, menghindari kemungkinan memperburuk peradangan.
  • Kemampuan menyerap minyak berlebih pada kulit yang cukup baik, membantu mengontrol produksi minyak dan mengurangi risiko tersumbatnya pori-pori.

Selain itu, bahan yang satu ini juga hipoalergenik, artinya mereka kurang mungkin menyebabkan reaksi alergi pada kulit sensitif. Bahannya pun tidak mengandung serbuk atau serat kasar yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit sensitif.

5. Tencel

tencel

Sprei Tencel adalah jenis sprei yang terbuat dari serat Tencel, yang merupakan serat alami yang dari selulosa kayu. Serat Tencel memiliki sifat yang sangat halus, lembut, dan menyerap kelembaban dengan baik. 

Teksturnya yang lembut dan nyaman serta kemampuannya meregulasi suhu tubuh dengan baik membuat bahan yang satu ini menjadi pilihan banyak orang. Oleh karena itu, bahan Tencel umumnya dianggap aman untuk kulit sensitif atau berjerawat. 

Selain itu, kain sprei yang satu ini juga memiliki sifat hipoalergenik, sehingga dapat membantu mengurangi kemungkinan reaksi alergi pada kulit yang sensitif.

Selain memilih bahan sprei yang adem, kasur yang nyaman juga sangat penting untuk kualitas tidur yang lebih baik. Apalagi jika menggunakan sprei dari domi yaitu, fitted bedsheet yang bisa membantu meningkatkan kualitas tidur karena kasur domi dibungkus dengan kantong yang terbuat dari bahan yang sama dengan Sprei, dengan logo bordir sebagai kantong pembungkus, jugahan kain aman untuk di pakai berulang dan tidak luntur. Cocok untuk pemakaian sehari hari, untuk kost / hotel dan di rumah.

Oleh karena itu, tingkatkan kesehatan kulit Anda dengan bahan sprei yang tepat dan pilih kasur Domi yang nyaman untuk kehidupan yang lebih produktif. Sprei ini bisa di dapatkan disini

Ternyata dalam kehidupan sehari-hari ada banyak kebiasaan yang merusak otak yang tanpa kita sadari. Dampaknya pun cukup signifikan, apalagi untuk jangka panjang. Melalui artikel ini, Anda akan menemukan informasi tentang kebiasaan sehari-hari yang berdampak buruk untuk otak.

1. Konsumsi Makanan yang Tidak Sehat

makanan tidak sehat

Penting sekali untuk memperhatikan apa yang kita makan. Apabila tubuh terlalu banyak mengkonsumsi makanan olahan tinggi lemak dan gula namun rendah nutrisi, maka bisa memicu peradangan kronis dalam tubuh, termasuk otak. 

Selain itu, makanan tidak sehat dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular, yang semuanya memberi pengaruh negatif terhadap otak. Oleh karena itu, pilih makanan yang kaya nutrisi dan batasi konsumsi makanan tidak sehat.

2. Kurang Aktivitas Fisik

 Kurang Aktivitas Fisik

Orang yang rutin melakukan aktivitas rutin memungkinkan aliran darah ke otak berjalan dengan lancar. Darah yang membawa oksigen ini membantu fungsi otak berjalan optimal. 

Apabila seseorang kurang olahraga, maka aliran darah ke otak pun berkurang. Akibatnya, pasokan oksigen pun berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan dan perbaikan sel otak.

3. Konsumsi Alkohol Berlebih

 Konsumsi Alkohol Berlebih

Selain mengganggu fungsi otak, alkohol juga merusak komunikasi antar sel saraf. Substansi yang satu ini juga mengganggu neurotransmitter, mengurangi suasana hati, memori, dan fungsi kognitif. 

Lebih dari apapun, mengkonsumsi alkohol berlebihan akan meningkatkan risiko gangguan neurologis dan kerusakan hati. Oleh karena itu, batasi konsumsi alkohol atau hindari sama sekali.

4. Terlalu Sering Stres

 Terlalu Sering Stres

Stres yang kronis dapat merusak sel otak dan menyebabkan peradangan. Selain mempengaruhi pertumbuhan sel otak, stres yang berlebihan juga mengurangi ukuran otak dan mempengaruhi fungsi kognitif. 

Tidak hanya itu, stres berlebihan mampu mempengaruhi kualitas tidur dan meningkatkan resiko gangguan saraf. Oleh karena itu, kelola stres dengan baik melalui relaksasi, aktivitas fisik, dan dukungan sosial.

5. Merokok dan Terpapar Asap Rokok

Merokok dan Terpapar Asap Rokok

Apapun alasannya, merokok adalah kegiatan yang tidak berfaedah sama sekali. Zat beracun dalam asap rokok, misalnya, dapat merusak sel otak dan mengganggu fungsi normalnya. 

Lalu, nikotin menyebabkan pembuluh darah otak menyempit, mengurangi pasokan oksigen dan nutrisi. Sedangkan asap rokok mengandung karbon monoksida yang mengurangi oksigen ke otak. 

Bahkan orang yang hanya terpapar asap rokok juga terkena dampaknya. Beberapa di antaranya adalah resiko peradangan, stres oksidatif, dan gangguan kognitif.

6. Kurangnya Stimulasi Mental

 Kurangnya Stimulasi Mental

Kurangnya stimulasi mental merusak otak melalui penurunan fungsi kognitif dan memori. Hal tersebut memicu penurunan sinapsis dan gangguan komunikasi antar area otak. 

Kurangnya stimulasi juga meningkatkan resiko gangguan kognitif dan penyakit neurodegeneratif. Maka dari itu, stimulasi mental Anda dengan rajin membaca, belajar, menantang pikiran, dan melakukan aktivitas kreatif agar kesehatan otak terjaga.

7. Asupan Air Putih yang Rendah

Asupan Air Putih yang Rendah

Seperti yang Anda tahu, lebih dari 70 persen tubuh manusia terdiri dari air. Apabila asupan air ini kurang, maka tubuh akan mengalami dehidrasi. 

Dehidrasi sendiri dapat merusak otak karena aliran darah menjadi kurang lancar, fungsi kognitif menurun, dan keseimbangan elektrolit terganggu. Maka dari itu, jaga otak Anda dengan minum air putih yang cukup setiap harinya.

8. Kurang Interaksi Sosial

Kurang Interaksi Sosial

Ketika interaksi sosial menurun, maka stimulasi mental dan emosional pun ikut menurun. Hal tersebut juga berakibat pada resiko kesehatan mental dan menghambat pertumbuhan sel otak. 

Maka dari itu, jaga interaksi sosial yang sehat agar kesehatan otak juga terjaga. Tidak hanya itu, sering berinteraksi dengan sesama juga meningkatkan fungsi kognitif dan kesejahteraan mental.

9. Menggunakan Gadget Terlalu Sering

. Menggunakan Gadget Terlalu Sering

Penggunaan gadget yang berlebihan dapat merusak otak melalui gangguan tidur, peningkatan stres, kecanduan, gangguan konsentrasi, dan kurangnya interaksi sosial. 

Selain itu, terlalu sering menggunakan gawai juga menyebabkan penurunan aktivitas fisik. Oleh karena itu, atur penggunaan gadget dengan bijak, batasi waktu layar, dan hindari penggunaan sebelum tidur. 

Selain itu, luangkan waktu untuk interaksi sosial dan aktivitas fisik demi menjaga kesehatan otak.

10. Mengabaikan Jam Tidur

Mengabaikan Jam Tidur

Ketika Anda terbiasa tidak tidur dalam waktu lama, fungsi kognitif dan hormon tubuh pun akan terganggu. Tidur kurang juga akan berdampak pada kemampuan Anda dalam mengingat memori, konsentrasi yang menurun, dan regulas emosi yang payah. 

Lebih dari apapun, tidur cukup adalah hal penting bagi pemulihan otak dan menjaga keseimbangan tubuh secara keseluruhan. Prioritaskan waktu tidur yang cukup untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah risiko masalah kesehatan lainnya.

Agar tidur semakin nyaman dan berkualitas, Anda bisa mempertimbangkan kasur, bantal, dan guling dari Domi. Produk-produknya membantu meningkatkan kualitas tidur. 

Dengan kondisi tidur yang nyaman, Anda akan lebih mudah mematuhi jadwal tidur yang sehat. Apabila Anda sudah memiliki pola tidur yang baik, maka Anda telah berkontribusi dalam menjaga kesehatan otak. 

Oleh karena itu, prioritaskan jam tidur yang sehat dan gunakan produk-produk dari Domi serta tinggalkan kebiasaan yang merusak otak di atas agar hidup semakin bahagia.

Apakah Anda sering merasa sulit tidur atau terbangun dengan perasaan lelah di pagi hari? Hal tersebut mungkin disebabkan oleh kebiasaan buruk sebelum tidur yang Anda lakukan. 

Kebiasaan-kebiasaan yang terkesan sepele tersebut dapat mengganggu kualitas tidur dan berdampak pada kesehatan Anda secara keseluruhan. Di artikel ini, kita akan mengeksplorasi tujuh kebiasaan buruk yang sebaiknya Anda hindari sebelum tidur.

7 Kebiasaan Buruk Sebelum Tidur yang Perlu Dihindari

Berikut kebiasaan-kebiasaan buruk yang perlu Anda hindari dan mulai dikurangi sebelum tidur.

1. Konsumsi Kafein dan Minuman Berenergi

kafein

Saat ini konsumsi kafein menjadi hal sehari-hari yang sangat umum. Bahkan beberapa orang menjadikannya kebiasaan sebelum memulai hari. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan mengonsumsi kafein dan minuman energi dengan tujuan yang jelas. 

Namun, hal tersebut dapat menjadi bumerang apabila Anda melakukannya mendekati waktu tidur. Selain mengganggu proses tidur, mengkonsumsi bahan-bahan stimulan akan membuat Anda sulit tidur nyenyak. 

Oleh karena itu, pastikan Anda menghindari kafein dan stimulan lainnya di waktu-waktu menjelang tidur.

2. Penggunaan Gadget Sebelum Tidur

main hp

Kebiasaan buruk berikutnya yang sebaiknya Anda hindari adalah menggunakan gadget sebelum tidur. Bluelight dari layar ponsel dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang penting untuk mengatur siklus tidur. 

Selain itu, aktivitas yang dilakukan di gadget, seperti membaca pesan atau menonton video, dapat merangsang otak dan membuat sulit untuk rileks dan tidur. 

Oleh karena itu, sebaiknya Anda mematikan ponsel sebelum tidur dan persiapkan tubuh serta pikiran yang rileks agar mudah tidur di malam hari.

3. Makan Makanan Berat atau Pedas Mendekati Jam Tidur

Makan makanan berat atau pedas sebelum tidur dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pencernaan, seperti asam lambung naik dan perut kembung. Selain membuat sulit tidur, Anda juga akan kesulitan mendapatkan tidur yang berkualitas. 

Oleh karena itu, pastikan Anda membatasi makanan berat dan pilih makanan yang mudah dicerna di malam hari. Hal ini akan membantu Anda nyaman ketika tidur dan membuat tidur lebih berkualitas.

4. Paparan Cahaya Terang

Beberapa orang mungkin memang tidak bisa tidur tanpa adanya cahaya. Namun, tahukah Anda jika paparan cahaya terang – terutama dari lampu LED dan perangkat elektronik – dapat menghambat produksi hormon melatonin? 

Hormon ini adalah yang bertanggungjawab mengatur siklus tidur. Oleh karena itu, sebaiknya Anda menghindari paparan cahaya terang setidaknya dua jam sebelum tidur. Apabila lingkungan tidur cukup gelap, tenang, dan sejuk, tidur pun akan lebih mudah dan nyenyak.

5. Stres dan Kecemasan

Pikiran yang dipenuhi dengan kekhawatiran dan tekanan membuat sulit untuk tidur. Ketika manusia mengalami stres, sistem saraf simpatik otomatis diaktifkan. Hal ini dapat mengganggu proses relaksasi untuk tidur yang nyenyak. 

Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dan kecemasan sebelum tidur dengan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau aktivitas yang menenangkan.

Dengan meredakan stres dan kecemasan, Anda dapat menciptakan kondisi yang lebih baik untuk tidur yang berkualitas.

6. Aktivitas Fisik yang Intens

Berolahraga atau aktivitas fisik memang disarankan. Namun, sebaiknya Anda tidak melakukannya sebelum tidur. Olahraga pada dasarnya meningkatkan denyut jantung dan membangkitkan energi tubuh. 

Apabila dilakukan sebelum tidur, maka tubuh pun sulit untuk rileks dan mempersiapkan diri untuk tidur. Selain itu, aktivitas fisik intens sebelum tidur dapat meningkatkan suhu tubuh dan membuat sulit untuk tidur nyenyak. 

Setidaknya beri jeda tiga jam sebelum tidur agar tubuh memiliki waktu untuk menenangkan diri.

7. Menunda Tidur dengan Begadang

Seringkali kita mengabaikan jam pergi tidur untuk begadang. Padahal, memperpanjang waktu terjaga di malam hari dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh dan mempengaruhi kualitas tidur. 

Selain itu, begadang akan menyebabkan kelelahan, peningkatan kecemasan, dan sulitnya untuk tidur nyenyak. Maka dari itu, sebaiknya Anda konsisten dalam menjaga jadwal tidur dan menghindari kegiatan menunda tidur.

Bagaimana Cara Membuat Tidur Lebih Nyenyak dan Berkualitas?

Kabar baiknya, ada berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk membuat tidur lebih nyenyak dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa tips praktis yang bisa langsung Anda terapkan.

  • Menjaga rutinitas tidur yang konsisten dengan jadwal yang tetap.
  • Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman, gelap, dan tenang.
  • Hindari konsumsi kafein sebelum tidur dan main gadget.
  • Melakukan relaksasi sebelum tidur agar tubuh lebih tenang dan rileks.
  • Memilih kasur yang tepat dan nyaman untuk mendukung postur tubuh.

Agar tidur semakin nyenyak dan berkualitas, Anda perlu kasur yang tepat. Domi Studio Mattress adalah kasur yang dirancang untuk membuat tidur lebih nyenyak dan nyaman. 

Dengan material dan teknologi yang canggih, kasur Domi menawarkan dukungan optimal dan mengurangi tekanan pada tubuh. Anda pun mendapatkan tidur yang berkualitas dan lebih nyenyak setiap malamnya.Dengan menerapkan tips-tips di atas dan mempertimbangkan kasur Domi Studio Mattress, Anda dapat meningkatkan kualitas tidur yang lebih setiap malam. Oleh karena itu, hindari kebiasaan buruk sebelum tidur dan tingkatkan produktivitas Anda sehari-hari.

Waktu tidur yang cukup dan berkualitas merupakan salah satu aspek kunci dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita. Namun, seringkali kita bertanya-tanya, kapan sebenarnya waktu terbaik untuk tidur? Apakah tidur 6 jam sudah cukup? 

Dalam artikel ini, kita akan mencari tahu waktu tidur ideal berdasarkan kelompok usianya. Selain itu, temukan juga tips praktis agar Anda mendapatkan tidur yang berkualitas.

Waktu Tidur Ideal Berdasarkan Usia

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi waktu tidur yang ideal, terutama faktor usia. Meskipun kebutuhan tidur antara individu bisa saja berbeda, berikut ini adalah panduan umum jam tidur yang disarankan untuk berbagai kelompok usia.

  • Bayi baru lahir (0 hingga 3 bulan): Sebaiknya tidur 14 hingga 17 jam sehari, termasuk tidur siang.
  • Bayi usia 4 hingga 11 bulan: Disarankan tidur 12 hingga 15 jam sehari, termasuk waktu tidur siang.
  • Balita (12 hingga 35 bulan): Durasi tidur dalam sehari, termasuk tidur siang, sebaiknya antara 11 hingga 14 jam sehari.
  • Anak prasekolah (3 hingga 5 tahun): Disarankan tidur 10-13 jam sehari.
  • Anak usia 6 hingga 13 tahun: Sebaiknya tidur sembilan hingga 11 jam sehari.
  • Remaja (14 hingga 17 tahun): Jam tidur yang baik untuk remaja adalah 10 jam sehari.
  • Dewasa muda (18 hingga 25 tahun): Young adults rata-rata membutuhkan tujuh hingga sembilan jam sehari.
  • Dewasa (26 hingga 64 tahun): Rata-rata jam tidur normal orang dewasa adalah tujuh hingga sembilan jam sehari.
  • Orang dewasa lanjut usia (usia 65 tahun ke atas): Sebaiknya tidur hingga delapan jam sehari.

Faktor yang Mempengaruhi Waktu Tidur Ideal

Kebutuhan tidur cenderung berubah seiring bertambahnya usia – bayi dan anak-anak biasanya membutuhkan lebih banyak tidur daripada remaja atau orang dewasa. 

Seperti penjelasan di atas, usia hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi berapa jam tidur yang ideal untuk setiap kelompok usia. Berikut ini adalah faktor-faktor lainnya yang membedakan kebutuhan durasi tidur antar individu.

  • Beberapa kondisi kesehatan, seperti gangguan tidur, sleep apnea, insomnia, dan gangguan sirkadian dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang.
  • Tingkat aktivitas fisik yang tinggi atau olahraga intensif dapat meningkatkan kebutuhan tidur untuk pemulihan dan regenerasi tubuh.
  • Stres dapat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan kebutuhan tidur yang lebih banyak untuk pemulihan mental dan emosional.
  • Mengabaikan rutinitas tidur yang teratur.
  • Kebisingan, suhu kamar yang tidak nyaman, pencahayaan yang terlalu terang, atau kualitas kasur dan bantal yang buruk dapat mempengaruhi kualitas tidur Anda.
  • Faktor genetik.

Penting untuk pahami kondisi tubuh Anda sendiri dan menyesuaikan kebutuhan tidur sesuai dengan kondisi Anda.

Apa Saja Manfaat Tidur yang Cukup?

Memperhatikan kebutuhan tidur dan memastikan tidur cukup memberikan banyak manfaat positif bagi kesehatan dan kesejahteraan kita. Berikut adalah beberapa manfaat dari tidur yang cukup.

  • Tidur yang cukup membantu meningkatkan konsentrasi, memori, dan kemampuan berpikir. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja kita dalam tugas sehari-hari, belajar, dan pekerjaan.
  • Memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.
  • Orang yang tidur cukup memiliki resiko yang lebih rendah terhadap penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit kardiovaskular lainnya.
  • Tidur yang cukup dapat membantu menjaga keseimbangan hormon yang mengatur nafsu makan, sehingga membantu dalam pengendalian berat badan dan mencegah obesitas.
  • Kurang tidur dapat berkontribusi pada risiko gangguan suasana hati, kecemasan, dan depresi.
  • Memperbaiki fungsi metabolisme.
  • Selain memperbaiki kondisi kulit, tidur cukup juga meminimalisasi masalah penampilan, seperti kantung mata, lingkaran hitam, dan kulit kusam.

Dengan memprioritaskan tidur yang cukup, kita dapat merasakan manfaat yang signifikan bagi kesehatan dan kualitas hidup kita secara keseluruhan.

Tips Praktis agar Memiliki Waktu Tidur yang Cukup

Apabila Anda ingin mengoptimalkan kualitas tidur dan mendapatkan durasi tidur yang cukup, ada beberapa tips tidur nyenyak yang bisa Anda terapkan.

  • Menjaga jadwal tidur yang konsisten: Cobalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari untuk membantu tubuh mengatur ritme tidur.
  • Ciptakan suasana tidur yang nyaman: Pastikan kamar tidur Anda tenang, gelap, dan sejuk. Gunakan tirai atau penutup mata jika perlu, dan pertimbangkan penggunaan earplug atau mesin penghasil suara putih untuk membantu mengurangi gangguan suara.
  • Batasi paparan bluelight sebelum tidur: Hindari penggunaan perangkat elektronik yang menghasilkan cahaya biru seperti smartphone, tablet, atau televisi sebelum tidur. Bluelight dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang penting untuk tidur.
  • Lakukan aktivitas relaksasi sebelum tidur: Praktekkan kegiatan yang menenangkan seperti membaca buku, mendengarkan musik yang menenangkan, atau melakukan teknik pernapasan. Selain membuat tubuh  lebih tenang, kegiatan-kegiatan tersebut membantu pikiran rileks.
  • Pilih kasur yang tepat: Memilih kasur Domi, misalnya, adalah pilihan tepat. Selain kenyamanan, kasur yang satu ini menawarkan kualitas dan cocok untuk segala usia.

Lebih dari apapun, tidur cukup dan berkualitas memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita. 

Dengan memperhatikan kebutuhan tidur dan mengimplementasikan tips praktis yang telah dibahas, serta memilih kasur yang tepat seperti kasur Domi, Anda dapat menciptakan pengalaman tidur yang optimal. 

Jadikan tidur yang cukup sebagai prioritas dan terapkan waktu tidur ideal sesuai dengan usia Anda. Selamat tidur yang nyenyak!

Proses penuaan seringkali dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Waktu tidur yang tidak cukup, misalnya, banyak berkontribusi terhadap masalah kesehatan yang muncul di tahun-tahun berikutnya. Hasilnya, kualitas hidup pada orang yang semakin tua pun menurun. 

Melalui artikel ini kita akan melihat lebih dekat hubungan antara proses penuaan dan tidur, masalah tidur yang umum terjadi pada lansia, dan tips praktis untuk mengatasi gangguan tidur.

Perubahan Pola Tidur Seiring Bertambahnya Usia

Aging mempengaruhi setiap individu dengan cara yang berbeda. Sementara beberapa orang tidak mengalami gangguan yang signifikan, beberapa lansia lainnya mengeluh tentang kualitas tidur yang buruk atau bahkan kurang tidur. Menurut ahli, ada beberapa hal yang membuat pola tidur lansia berubah.

1. Perubahan Jadwal Tidur

Ketika proses penuaan terjadi, ritme sirkadian tubuh sebenarnya bergeser maju. Pergeseran ini disebut advanced sleep phase disorder (ASPD). Lansia yang mengalami fase ini cenderung mudah lelah ketika bangun pagi dan sore hari.

2. Mudah Terbangun di Tengah Malam

Penelitian juga menunjukkan bahwa seiring bertambahnya usia, orang mengalami perubahan sleep architecture. Sleep architecture mengacu pada bagaimana seseorang melalui beberapa tahapan tidur. 

Lansia, misalnya, memerlukan banyak waktu di tahap awal yang sebenarnya lebih ringan sedangkan lebih sedikit di fase deep sleep. Perubahan ini menyebabkan lansia lebih sering bangun di tengah malam. Akibatnya, pola tidur orang lanjut usia pun lebih terfragmentasi.

3. Recovery yang Lama Akibat Perubahan Jadwal Tidur

Perubahan dalam regulasi ritme sirkadian tubuh membuat lansia lebih sulit beradaptasi dengan perubahan. Jadwal tidur yang berubah tiba-tiba terasa seperti jet lag.

4. Tidur Siang

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 25% lansia tidur siang daripada orang dewasa yang lebih muda, yaitu sekitar 8%. [1

Meskipun beberapa ahli menyarankan tidur siang singkat dapat bermanfaat, banyak yang setuju bahwa tidur siang yang terlalu lama membuat sulit tidur pada malam hari. Hal serupa juga berlaku untuk tidur malam terlalu larut.

Lalu, apakah orang tua tidur lebih sedikit?

Mempercayai bahwa lansia membutuhkan waktu tidur yang lebih singkat adalah mitos belaka. Seperti orang dewasa pada umumnya, lansia perlu setidaknya tujuh jam sehari untuk tidur di malam hari.

Masalah Tidur Lansia yang Paling Sering Terjadi

Peneliti memperkirakan ada sekitar 40% hingga 70% lansia yang mengalami sleeping issues kronis. Kemungkinan besar lebih dari setengahnya belum terdiagnosis. [2]

Masalah tidur tersebut dapat mengganggu kehidupan para lansia dan menurunkan kualitas hidup mereka. Beberapa masalah tidur yang sering terjadi di antaranya:

  • Insomnia merupakan masalah tidur yang cukup umum. Kondisi ini merupakan kesulitan untuk tidur atau tetap tidur dalam waktu yang cukup. Hal ini dapat meliputi sulit tidur di malam hari, sering terbangun di tengah malam, atau terbangun terlalu awal di pagi hari.
  • Sleep Apnea, gangguan tidur yang ditandai oleh episodik berhentinya napas selama tidur. Lansia umumnya rentan terhadap sleep apnea, yang dapat mengganggu tidur dan menyebabkan kelelahan di siang hari.
  • Periodic Limb Movement Disorder (PLMD), adalah gangguan tidur yang ditandai dengan gerakan involunter pada tungkai saat tidur. Hal ini dapat mengakibatkan lansia sering terbangun atau terganggu tidurnya.
  • Restless Leg Syndrome (RLS), yaitu kondisi yang menyebabkan sensasi tidak nyaman pada kaki dan keinginan untuk menggerakkan kaki. Ini dapat mengganggu tidur dan membuat lansia sulit untuk tidur nyenyak.
  • REM sleeping disorder, yang melibatkan gangguan dalam fase tidur REM. Fase ini cukup penting untuk pemulihan dan keseimbangan emosional. Lansia dengan gangguan tidur REM dapat mengalami mimpi yang sangat hidup dan gerakan fisik selama tidur.
  • Perubahan alami dalam ritme sirkadian saat penuaan dapat mengakibatkan lansia mengalami pergeseran jadwal tidur. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan mengantuk di siang hari dan kesulitan tidur pada malam hari.
  • Lansia sering mengalami nyeri kronis yang dapat mengganggu tidur mereka. Rasa sakit yang terus-menerus dapat menyulitkan tidur nyenyak dan mengganggu kualitas tidur.

Penting untuk diingat bahwa masalah tidur ini dapat bervariasi antara individu. Apabila masalah tidur mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, segera berkonsultasi dengan profesional.

Bagaimana Cara Mengatasi Gangguan Tidur pada Lansia?

Untuk mengatasi gangguan tidur pada lansia, berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa Anda coba.

  • Mempertahankan rutinitas tidur yang konsisten.
  • Memastikan kamar tidur memiliki suhu yang nyaman, pencahayaan yang tepat, dan kebisingan minimal dapat membantu menciptakan kondisi tidur yang optimal.
  • Hindari konsumsi kafein dan minuman beralkohol sebelum tidur, hindari makan berat menjelang waktu tidur, dan batasi penggunaan perangkat elektronik yang menghasilkan cahaya biru.
  • Mengelola stres dan kecemasan.
  • Berolahraga secara teratur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Namun, hindari berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur untuk menghindari kecemasan dan mempersulit tidur.
  • Menggunakan kasur Domi Bliss Mattress. Kasur ini dirancang dengan teknologi anti panas dan responsif terhadap tekanan tubuh. Selain memberikan kenyamanan, kasur ini memberi dukungan yang optimal sehingga menunjang tidur yang cukup pada lansia.

Dengan memperhatikan waktu tidur yang baik dan memilih kasur yang tepat, kita dapat membantu orang tua di rumah tidur dengan nyenyak. Selain itu, tidur cukup akan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Kamar tidur anak tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk tidur. Jika Anda rancang dan desain dengan baik, kamar tidur juga bisa meningkatkan daya imajinasi, kreatifitas, serta sikap disiplin pada anak.

Bagaimana cara menghias kamar tidur anak? Artikel ini menyediakan berbagai inspirasi desain kamar tidur untuk anak yang bisa Anda tiru.

7 Ide Dekorasi Kamar Tidur untuk Anak-anak

Salah satu cara awal untuk memaksimalkan potensi anak adalah dengan memberi yang terbaik bagi anak. Soal desain kamar tidur, Anda bisa contek dari inspirasi berikut;

1. Buat Dekorasi Unik dengan Mural di Satu Sisi Dinding

Bagaimana cara agar kamar anak bisa tampil beda dari kamar lainnya? Selain menambahkan dekorasi unik, Anda juga bisa mengajak anak untuk membuat mural bersama. Jangan tanggung-tanggung, Anda bisa gunakan seluruh bagian salah satu sisi dinding sebagai ‘kanvas’-nya.

Anda bisa membuat mural yang sesuai dengan tema ruangan anak Anda. Selain itu, Anda juga bisa mengajak anak untuk memilih warna bersama untuk menciptakan memori istimewa.

2. Manfaatkan Ruang dengan Custom Tempat Tidur

Hanya memiliki ruang terbatas untuk menjadi kamar tidur anak? Anda bisa membuat desain kamar anak tingkat. Cara ini efektif untuk memaksimalkan setiap suduh ruangan, sehingga kamar tetap lapang dan fungsional tanpa meminggirkan aspek estetika.

Anda bisa mulai dengan memesan dipan custom dua tingkat, dimana bagian atasnya merupakan alas tempat tidur, dan bagian bawahnya adalah meja belajar. Untuk menghubungkan kedua area ini, Anda bisa buat laci yang berguna untuk menyimpan barang-barang anak.

3. Bermain Gradasi Warna Favorit Anak

Tren minimalis sudah booming sejak beberapa tahun kebelakang. Meski begitu, popularitas desain satu ini tidak kunjung surut. Tidak heran, tren minimalis memang cocok untuk segala usia, jadi cocok sekali menjadi desain kamar anak yang terus bertumbuh.

Tertarik membuat kamar tidur anak minimalis? Bukan berarti harus minim dekorasi, loh. Anda bisa tetap berkreasi dengan warna favorit anak, namun pilihlah perlengkapan yang memiliki gradasi warna berbeda. Agar tidak terkesan terlalu ‘ramai’, sandingkan dengan perlengkapan berwarna netral.

4. Warna Earth Tone yang Homey untuk Anak Remaja

Saat beranjak remaja, kebanyakan anak cenderung tidak menyukai dekorasi kamar yang berlebihan. Apalagi jika anak sibuk dengan kegiatan di luar rumah, tentunya anak lebih membutuhkan tempat istirahat yang nyaman, tenang, serta fungsional.

Oleh karena itu, Anda bisa memilih model yang lebih simple sebagai desain kamar anak remaja. Gunakan warna-warna yang menenangkan mata dan homey, seperti perpaduan hijau, coklat, dan putih. Untuk pernak-perniknya, Anda bisa tambahkan mural sederhana serta perabotan yang fungsional.

5. Perpaduan Pink dan Abu-abu, Feminin dan Kalem

Bicara soal desain kamar anak perempuan, warna dan dekorasi yang terbayang pasti tidak jauh dari pink. Tapi, biasanya warna tersebut dipadukan dengan warna pastel lainnya, misalnya ungu atau kuning pastel.  Ingin coba tampil beda? Anda bisa ajak anak untuk memadukan pink dengan abu-abu.

Perpaduan warna tersebut tetap membuat kamar terkesan feminin dan semarak, namun tetap kalem dan sejuk dipandang mata. Jika mau, Anda juga bisa menambahkan warna perlengkapan berwarna kontras, misalnya hijau tua untuk menjadi fokus dari ruangan.

6. Mural di Langit-langit, Buat Anak Betah di Rumah

Untuk desain kamar anak cowok, warna yang cukup populer adalah warna biru. Jika ingin menekankan kesan minimalis, terang, dan hangat, Anda bisa menambahkan perabotan berwarna netral seperti putih atau coklat. Agar lebih homey, Anda bisa menggunakan pelapis lantai dengan guratan kayu.

Agar kamar semakin menarik, Anda bisa tambahkan mural kesukaan anak di langit-langit. Selain itu, menambahkan aksesoris glow in the dark juga bisa menjadi sentuhan akhir yang manis.

7. Buat Kasur Tingkat Menjadi Elemen Dekoratif

Membuat desain kamar untuk anak 2 orang bisa jadi hal yang susah susah gampang. Pasalnya, Anda perlu memastikan ruangan tetap indah, tidak terkesan penuh, namun tetap menjamin privasi kedua anak Anda. Di kala seperti itu, penggunaan kasur tingkat kerap menjadi solusi.

Agar tidak terkesan berlebihan, Anda bisa membuat kasur tingkat custom yang berdesain cantik, sehingga bisa menjadi unsur dekorasi. Untuk menghemat tempat, Anda juga bisa membuat pijakan tangga sebagai laci dan sisi dalam kasur sebagai ambalan tempat asesoris anak.

Siapkan Kasur Terbaik Demi Tingkatkan Kualitas Tidur Anak

Salah satu hal yang kerap menjadi keluhan para orang tua adalah sulitnya mengajak anak untuk tidur. Bahkan, tidak sedikit anak-anak yang menolak untuk tidur. Penyebabnya pun bermacam-macam, misalnya rasa takut tidur sendirian, munculnya mimpi buruk, hingga mengompol.

Oleh sebab itu, anak-anak berpotensi memiliki kualitas tidur yang buruk. Jadi, adalah tugas orangtua untuk memastikan anak tetap nyaman saat tidur. Salah satunya adalah dengan menggunakan Studio Mattress dari Domi.

Studio Mattress terbuat dari material yang berkualitas. High Density Quantum Base Foam berfungsi untuk menopang punggung anak dengan baik sehingga meminimalisir rasa pegal saat bangun. Selain itu, Pocket Spring Motion Isolation pun mampu mengurangi guncangan, sehingga anak tidak mudah terbangun.

Tak hanya itu, material anti-tungau pada Studio Mattress mampu menghindarkan anak dari gigitan kutu kasur yang mengganggu. Karena bahannya empuk, resiko iritasi akibat gesekan kasur pun bisa terhindarkan. Bersama Domi, kamar tidur anak yang sudah estetik pun jadi semakin nyaman untuk ditempati.

Hampir sepertiga waktu setiap harinya kita habiskan untuk tidur. Namun, tidak banyak yang tahu tentang penemu kasur serta sejarah perkembangannya hingga  memiliki bentuk seperti yang kita ketahui saat ini.

Siapa sangka, cikal bakal kasur sudah ada sejak puluhan juta tahun lalu. Sejak saat itu, bentuk dan material penyusun kasur pun mengalami banyak perubahan. Bagaimana ‘perjalanan’ benda satu ini? Ini detailnya.

Cikal Bakal Kasur; Dari Zaman Prasejarah hingga Sekarang

Untuk memahami bagaimana kasur tercipta, tentu kita harus memulainya dengan pemahaman tentang bagaimana manusia tidur. Mari telusuri dari awal;

Kasur di Era Sebelum Prasejarah dan Penemuan Kasur Pertama

Kapan kasur ditemukan? Untuk menjawabnya, mari tarik imajinasi hingga ke masa puluhan juta tahun lalu. Siapa sangka, cikal bakal manusia sudah mengenal kasur di jaman tersebut. Namun, tentu saja bukan dalam bentuk yang umum saat ini.

Kecenderungan manusia untuk tidur dengan nyaman sudah muncul bahkan sejak masa sebelum prasejarah, tepatnya di zaman miosen. Di masa itu, nenek moyang manusia menggunakan ranting atau dedaunan sebagai alas tidur.

Meski begitu, penemuan alas yang dipercaya merupakan ide awal dari kasur baru ditemukan 77 ribu tahun yang lalu di Afrika. Alas tidur tersebut terbuat dari rerumputan dan dedaunan, memiliki tinggi sekitar 30 cm, dan lebar sekitar 150 cm.

Inovasi Alas Tidur di Era Sebelum Masehi

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi seiring waktu tentu membuat bentuk kasur pun mengalami perubahan.

Misalnya saja, di era 3000-1000 SM, bangsa Mesir kuno sudah menggunakan dipan kayu yang berlapis perhiasan dan emas. Di masa tersebut, kasur menjadi simbol status sosial kalangan berada.

Bangsa Persia juga menunjukkan kemajuan yang sama pada bangsa Persia dan Romawi Kuno yang sudah menggunakan kasur yang terbuat dari kulit binatang. Kasur tersebut diisi dengan berbagai material, misalnya rumput, wol, atau air. Tak hanya itu, dipannya pun berhiaskan perunggu, perak, bahkan emas.

Kasur Sebagai Status Sosial dan Kemunculan Headboard

Memasuki era masehi, tepatnya di abad 5-14, fungsi kasur sebagai status sosial masih bertahan. Hal tersebut juga terlihat pada penggunaan headboard yang mulai populer. Di zaman tersebut, headboard kasur memiliki ukiran yang artistik dan cermat.

Selanjutnya, kemakmuran serta kemajuan iptek di masa Renaissance pun memberikan pengaruh signifikan terhadap bentuk kasur. Di masa tersebut, bentuk kasur sudah mirip dengan kasur masa kini. Selain itu, orang-orang di zaman ini juga sudah mengenal konsep kamar dengan menyediakan ruangan khusus untuk kasur.

Kemunculan Spring Bed

Salah satu bentuk kasur yang masih populer hingga saat ini adalah kasur inner spring, alias spring bed. Siapa penemu kasur ini?

Sesuai namanya, kasur spring bed terbuat dari susunan pegas / per yang ditutupi oleh wol atau bahkan rambut kuda. Inovasi ini pertama kali muncul pada tahun 1871 oleh Heinrich Westphal, pemuda berkebangsaan Jerman. Sayangnya, penemuannya ini tidak langsung populer, melainkan baru merebak di pertengahan abad 19.

Kasur Latex, Foam, dan Kasur Hybrid

Inovasi kasur di abad 19 tidak hanya berhenti di spring bed saja, namun juga dilengkapi dengan kemunculan kompetitornya, yakni latex dan busa, alias foam.

Kemunculan latex diprakarsai oleh John Boyd Dunlop pada tahun 1926. Inovasi ini sempat merajai pasaran lantaran kasur latex merupakan kasur yang bagus dan awet. Meski begitu, kejayaan tersebut mulai menurun berkat kemunculan polyurethane foam di tahun 1937.

Selain itu, kemunculan memory foam 4 dekade kemudian membuat opsi material kasur semakin beragam. Bahkan, saat ini juga sudah ada kasur hybrid yang mengombinasikan berbagai material pembuat kasur. Misalnya saja, kasur latex dan memory foam atau kasur busa dengan spring bed.

Munculnya Inovasi Praktis; Bed-In-A-Box

Jika dulu konsumen harus menggotong kasur yang besar dan berat saat membeli kasur, maka sekarang ada inovasi baru bernama bed-in-a-box.

Sesuai namanya, inovasi ini memungkinkan konsumen membeli kasur yang sudah terbungkus rapi di dalam kotak yang berukuran lebih kecil daripada kasur aslinya. Saat keluar dari kotak, kasur akan mengembang sendiri hingga mencapai bentuk aslinya.

Meski kotaknya berukuran kecil, manfaat dari kasur in-a-box tidaklah main-main. Bahkan, beberapa tipe bed-in-a-box menggunakan material berkualitas, salah satunya adalah Bliss Mattress Domi.

Bliss Mattress dari Domi merupakan kasur in-a-box yang terbuat dari material berkualitas. Misalnya saja penggunaan Open-Cell Memory Foam serta High Density Quantum Base Foam yang kokoh serta mampu menopang dan mengikuti lekuk tubuh dengan baik guna meminimalisir rasa pegal.

Selain itu, penggunaan Pocket Spring membuat Bliss Mattress tidak mudah terguncang sehingga tidur Anda tak mudah terganggu akibat goyangan. Dikombinasikan dengan Natural Latex dan Bamboo Fabric, kasur ini juga bersifat hypoallergenic serta terasa lembut dan sejuk di kulit.

Memang, sejauh ini belum diketahui siapa penemu kasur sesungguhnya. Meski begitu, inovasi terkait kasur pasti akan terus muncul. Nah, jika sekarang Anda membutuhkan kasur inovatif berkualitas tinggi, Domi solusinya.

Tahukah Anda, pemilihan bahan sprei yang tepat juga bisa membantu Anda mencapai kualitas tidur maksimal?

Akan tetapi, ada banyak kain sprei di pasaran yang memiliki nama mirip. Bahkan, rentang harganya pun bervariasi.

Lantas, bahan kain sprei ada apa saja? Selain itu, apa keunggulan masing-masing bahan? Temukan jawabannya di artikel ini.

7 Pilihan Kain Sprei yang Bermutu

Pada dasarnya, terdapat berbagai macam bahan kain sprei yang ada di pasaran, baik yang lokal maupun yang impor. Berikut tujuh diantaranya;

1. Katun Jepang

Jepang memang terkenal dengan produk-produk berkualitas tinggi. Begitu pula dengan kain katunnya, yang kerap menjadi bahan pembuat sprei.

Sprei bahan katun Jepang memiliki karakter yang lembut serta sejuk. Berbahan utama kapas alami, sprei ini juga bisa menyerap keringat dengan baik. Meski bobotnya agak berat, kain ini bersifat hypoallergenic, alias tidak mudah menimbulkan reaksi alergi.

2. Tencel

Jika Anda berpikir ‘Tencel’ adalah jenis kain, maka Anda keliru. Tencel merupakan merk dagang atas kain Lyocell, yang merupakan modifikasi dari bahan rayon. Bahan ini merupakan salah satu bahan sprei yang paling adem.

Tencel terbuat dari bahan organik, sehingga aman bagi pemilik kulit sensitif. Harga Tencel memang terbilang tinggi jika disandingkan dengan kain lainnya. Namun, itu sepadan dengan kualitasnya yang tidak hanya sejuk, namun juga sangat lembut. 

3. Katun Panca

Katun panca alias katun beverly adalah material kain yang terbuat dari ¾ katun dan ¼ polyester. Komposisi katun pada kain ini memang tidak sebanyak katun Jepang maupun Tencel, namun kualitasnya tetap terjaga.

Dengan komposisi demikian, harga sprei dengan katun panca terbilang cukup kompetitif. Untungnya, sprei dengan bahan ini tetap bisa memberikan kesejukan dan kelembutan yang baik.

4. Sutra

Di ‘dunia’ kain, sutra merupakan salah satu opsi kain yang ‘wah’. Kain satu ini memiliki tekstur yang sangat lembut dan licin. Bila dijadikan sprei, kain ini umumnya dicampur dengan katun, sehingga kain ini menjadi kokoh dan tidak mudah rusak.

Karena tampilannya yang glossy, sprei sutra memberikan kesan mewah.. Selain itu, bahan sutra juga digadang-gadang baik untuk kecantikan, lantaran tidak menimbulkan gesekan kulit serta memungkinkan kulit untuk menyerap skincare dengan baik.

5. Katun Korea

Katun Korea juga memiliki sebutan sprei katun CVC. Kain ini didominasi oleh katun dengan komposisi 70%, kemudian sisanya rayon atau viscose.

Harga sprei katun korea tergolong relatif terjangkau. Maka dari itu, banyak yang menyenangi bahan sprei satu ini. Selain itu, sprei ini juga cukup lembut serta tidak mudah berantakan. Untuk Anda yang sibuk dan tak memiliki banyak waktu merapikan kasur, sprei ini bisa jadi pilihan.

6. Katun Dobi

Lagi mencari sprei yang mirip dengan sprei hotel bintang 5? Anda bisa pilih sprei berbahan kain katun dobi. Kain ini mempunyai tekstur yang cukup kesat, namun tetap nyaman di kulit, sejuk, serta hypoallergenic.

Pada umumnya, sprei katun dobi memiliki komposisi 100% katun. Yang membedakan dengan kain 100% katun lainnya adalah proses penenunannya yang memberi ciri khas tersendiri. Maka dari itu, tak heran jika sprei ini mampu memberikan kesan premium.

7. Microtex

Jika Anda belum menemukan sprei katun, bahan sprei microtex bisa menjadi opsi selanjutnya. Kain satu ini merupakan hasil pengembangan bahan microfiber yang terkenal akan kelembutannya.

Meski terbuat dari microfiber, kain microtex tidaklah memiliki serat atau bulu-bulu yang umumnya ada pada kain microfiber. Meski begitu, kain ini tetap memiliki keunggulan microfiber yang kokoh serta tidak mudah kusut.

Kenyamanan Esktra dengan Pemilihan Kasur yang Tepat

Ibarat satu paket, sprei yang nyaman perlu dilengkapi dengan kasur yang berkualitas. Tujuannya, tentu saja, agar kesehatan dan kualitas tidur Anda lebih terjaga.

Faktanya, sudah banyak studi yang menunjukkan pentingnya memilih kasur dengan seksama. Tidak hanya membuat Anda tidur lelap, kasur yang benar juga memiliki manfaat yang baik bagi tulang belakang dan kulit.

Salah satu pilihan yang tepat untuk teman saat tidur adalah Cloud Mattress. Adanya 5 Zones Memory Foam dan High Density Quantum Base Foam membuat kasur ini mampu mengikuti dan menopang lekuk tubuh secara alami, namun juga kokoh. Hal ini dapat meminimalisir timbulnya pegal pada leher, pinggang, hingga kaki.

Selain itu, adanya Foam Encasement dan Pocket Spring Motion Isolation  juga bisa membuat tidur Anda lebih nyenyak dan tak mudah terganggu karena pergerakan orang di sebelah Anda. Lapisan Green Tea Latex dan Kain Bamboo juga memberikan sensasi sejuk, lembut, serta bersifat hypoallergenic.Jadi, demi mendapatkan tidur yang ekstra nyaman, yang penting bukan hanya bahan sprei saja, namun juga kualitas kasurnya. Dengan memilih kasur Cloud Mattress, tidur serasa di awan bukan hanya angan-angan.

Terkadang, hasrat untuk tidur sore sangat sulit untuk dibendung, apalagi jika Anda memang sedang kurang tidur. Meski begitu, tidur di sore hari bisa menimbulkan berbagai macam keluhan kesehatan, mulai dari yang ringan hingga potensi penyakit kronis.

Apa saja masalah kesehatan yang bisa timbul akibat tidur di sore hari? Terus baca artikel ini dan temukan jawabannya.

Tidur Sore Menurut Kesehatan; Apakah Bahaya?

Pada dasarnya, tidur merupakan salah satu cara untuk menunjang kesehatan. Kurang tidur dapat menimbulkan berbagai penyakit jangka pendek maupun jangka panjang. Misalnya saja merasa lemas di siang hari, mood yang tidak baik, hingga timbulnya resiko depresi dan tekanan darah tinggi.

Akan tetapi, jika dilakukan di waktu dan dengan cara yang tidak tepat, misalnya tidur sore, tidur malah berpotensi menjadi bumerang. Salah satu dampak utama tidur sore adalah mengganggu ritme sirkadian, alias jam tubuh Anda. Hal inilah yang menjadi akar munculnya berbagai keluhan fisik setelah tidur sore.

Meski begitu, hingga saat ini, belum ada studi yang benar-benar memastikan tidur sore baik atau tidak. Yang terpenting adalah memastikan Anda punya waktu tidur yang cukup, yakni 7 jam sehari. Namun, perlu diingat bahwa perubahan ritme sirkadian dalam jangka panjang bukanlah hal yang baik bagi kesehatan.

5 Dampak Tidur Sore

Apa saja dampak yang bisa dialami jika Anda tidur sore? Ini penjelasannya;

1. Terjaga Sepanjang Malam

Tidur sore hari menyebabkan jam tidur Anda menjadi terganggu. Jadi, di saat Anda harusnya tidur, Anda malah tetap terjaga karena sorenya sempat tidur.

Jika hal ini berlanjut, bisa saja Anda menjadi kurang tidur sehingga Anda tidak merasa segar keesokan harinya. Hal ini bisa berimbas ke banyak hal, mulai dari kurang konsentrasi hingga tidak bisa bekerja dengan baik.

2. Sakit Kepala

Sakit kepala merupakan keluhan yang umum dialami oleh orang yang sering tidur sore. Ada banyak hal yang menyebabkan sakit kepala, misalnya saja dehidrasi atau terlalu lama tidur. Selain itu, posisi tidur yang tidak nyaman serta kebiasaan menggertakan gigi juga bisa menimbulkan keluhan serupa.

3. Mudah Lupa

Ibarat file yang disimpan di komputer, otak manusia pun bisa menyimpan memori dan informasi. Proses ini terjadi saat tidur lelap. Semakin baik kualitas tidur Anda, semakin baik dan banyak pula memori dan informasi yang bisa tersimpan.

Sayangnya, tidur di sore hari membuat kualitas tidur jadi menurun. Hal ini mengakibatkan memori dan informasi pun tidak tersimpan baik di dalam otak. Dampaknya, Anda akan mudah lupa.

4. Linglung, Lemas, dan Pusing

Anda mungkin pernah dengar bahwa tidur sore membuat pusing. Hal tersebut bukanlah terjadi tanpa alasan.

Di sore hari, kualitas oksigen cenderung lebih buruk, sangat berbeda dengan di pagi hari. Hal ini menyebabkan tubuh menjadi kurang oksigen, sehingga Anda berpotensi merasakan pusing, lemas, bahkan disorientasi sehabis bangun tidur.

5. Potensi Komplikasi Kesehatan

Jika menjadi kebiasaan jangka panjang, tidur sore bisa menggiring Anda pada berbagai komplikasi kesehatan.

Berdasarkan penelitian, kualitas tidur yang buruk memiliki kaitan erat dengan meningkatnya kolesterol, serta hipertensi. Jika ditambah dengan gaya hidup yang buruk, misalnya makan sebelum tidur sore, hal ini juga berpotensi menimbulkan penyakit diabetes.

Jadi, Lebih Baik Tidur Jam Berapa?

Kapan waktu terbaik untuk tidur? Jawabannya adalah sebelum tengah malam, dan yang paling ideal adalah di jam 10 malam. Sementara itu, jam terbaik untuk tidur siang adalah di antara jam 10 pagi hingga 2 siang, dengan durasi tidak lebih dari satu jam.

Meski begitu, yang terpenting adalah memiliki jadwal tidur yang teratur setiap harinya guna menjaga ritme sirkadian Anda tetap konsisten.

Mattress Domi; Langkah Tepat untuk Tingkatkan Kualitas Tidur

Selain memperhatikan waktu tidur, banyak cara lain yang bisa Anda gunakan untuk meningkatkan kualitas tidur. Beberapa di antaranya adalah menggunakan pengharum ruangan aromaterapi serta menggunakan kasur berkualitas.

Berdasarkan studi, pemilihan kasur yang tepat bisa mengurangi potensi  nyeri pada leher, punggung, pinggang, atau kaki akibat salah posisi tidur. Selain itu, rasa nyaman, empuk, dan sejuk yang Anda dapat dari kasur berkualitas juga bisa memberi kenyamanan ekstra dan membuat Anda tidur lebih lelap.

Bicara soal kasur berkualitas, Domi menyediakan berbagai opsi kasur yang bisa Anda pilih sesuai dengan kebutuhan. Berkomitmen memberikan produk terbaik, Domi menyediakan kasur dalam berbagai ukuran serta tingkat keempukan. Bahkan, ada juga kasur yang memiliki dua tingkat keempukan sekaligus.

Untuk Anda yang kerap punya keluhan tulang belakang, Anda bisa pilih kasur Domi berbahan material natural latex. Pasalnya, kasur dengan material ini mampu menopang tubuh dengan baik tanpa membebani bagian tubuh yang sakit. Bahkan, tidak sedikit chiropractors yang merekomendasikan kasur berbahan natural latex.Keuntungan lain dari memilih kasur Domi adalah pengemasannya yang ringkas, harga kompetitif, serta garansi yang panjang. Jadi, meskipun tidur sore bukanlah kebiasaan yang baik, setidaknya Anda bisa berusaha meminimalisir keluhan dengan cara menggunakan kasur dari Domi, demi kualitas tidur yang maksimal.

×