Pernahkah Anda terbangun sambil menangis atau berteriak? Jika iya, mungkin Anda mengalami parasomnia. 

Parasomnia adalah kumpulan gangguan tidur yang kurang mengenakkan dan siapa saja bisa mengalami ini. Meski istilah parasomnia kurang familier dibandingkan insomnia, namun faktanya, gangguan tidur ini bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak.

Lalu apa itu parasomnia dan apa yang menyebabkannya? Apa bedanya dengan insomnia? Anda bisa menemukan jawaban lengkapnya hanya di sini.

Pengertian dan Penyebab Parasomnia

Parasomnia Adalah

Parasomnia merupakan serangkaian gangguan tidur yang bisa membuat Anda mengalami pengalaman fisik yang aneh[1], misalnya saja: 

  • berbicara sendiri atau mengigau
  • berjalan saat tidur, ekspresi emosi
  • dan hal lainnya yang aneh dilakukan saat tidur.

Pada saat terjadi, orang yang mengalaminya tidak akan sadar dan orang-orang di sekitarlah yang akan melihat keanehan tersebut. Ini sebabnya, Anda mungkin tidak menyadari bahwa Anda kerap mengigau saat tidur.

Parasomnia adalah rangkaian gangguan tidur yang terjadi setelah Anda memasuki fase NREM dan REM. Gangguan ini bisa berupa mengigau, tidur sambil berjalan, dan ketindihan.

Lalu apa yang menyebabkan seseorang bisa mengalami parasomnia ini? Para dokter tidak memastikan penyebab parasomnia dengan jelas. Pasalnya, penyebab pada setiap orang bisa berbeda-beda.

Penyebab paling umum seseorang mengalami parasomnia adalah tidur yang kurang nyenyak. Gangguan emosional dan stres juga bisa memicu seseorang mengalami hal ini. Konsumsi obat-obatan tertentu dan terlalu banyak minum alkohol juga bisa memicu seseorang mengalami gangguan tidur ini.

Siapa yang Berisiko Terkena Parasomnia?

Melansir dari Jurnal Missouri Medicine, yang paling beresiko mengalami parasomnia adalah anak-anak dengan ADHD atau epilepsi.[1] Namun tidak menutup kemungkinan anak-anak normal pun bisa mengalaminya.

Orang dewasa juga bisa mengalami parasomnia. Biasanya orang dewasa yang terlalu lelah dan stres yang berpeluang besar mengalaminya.

Gejala Parasomnia

Ciri-ciri parasomnia berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Jenis parasomnia sendiri dibagi menjadi 2 berdasarkan waktu terjadinya.

Parasomnia bisa terjadi di 2 fase tidur, yaitu fase NREM dan REM. Fase tidur NREM adalah fase di mana Anda masih setengah sadar dan belum tidur pulas. Sedangkan fase REM merupakan fase ketika Anda sudah tertidur pulas. Seperti apa gejalanya?

Gejala Parasomnia di Fase NREM

Adapun gangguan parasomnia yang bisa Anda alami ketika berada di fase NREM, yaitu: 

  • Berjalan sambil tidur atau somnambulisme. Hal ini Anda lakukan tanpa sadar. Jika Anda berpindah tempat ketika bangun, mungkin saja Anda mengalami gangguan tidur ini.
  • Bangun dengan menangis atau ketakutan, yang juga dikenal dengan istilah teror tidur. Gangguan tidur ini hanya terjadi sekitar 30 detik saja.
  • Bangun dengan perasaan bingung. Respon bicara akan melambat bahkan Anda bisa tidak merespon sama sekali..

Gejala Parasomnia di Fase REM

Berbeda dengan saat berada di fase NREM, gangguan parasomnia yang terjadi pada saat fase tidur REM antara lain:

  • Mimpi buruk, di mana Anda bisa menggambarkan dengan detail mimpi buruk yang Anda alami.
  • Mengigau alias berbicara sambil melakukan gerakan ketika sedang tidur. Penyebab mengigau saat tidur bisa karena mimpi ataupun karena pengaruh obat. Biasanya yang sering mengalami ini adalah para lansia yang menderita stroke atau parkinson.
  • Ketindihan, di mana Anda seolah-olah tidak bisa bergerak atau terisolasi ketika tidur.
  • Bangun tiba-tiba dan berhalusinasi, seperti mendengar ada yang memanggil atau melihat sesuatu.

Perbedaan Parasomnia dan Insomnia

Masih banyak yang menganggap parasomnia dan insomnia mempunyai hubungan atau persamaan. Parasomnia dan insomnia memang sama-sama gangguan tidur, namun keduanya adalah jenis gangguan tidur yang berbeda.

Perbedaan yang paling jelas adalah waktu terjadinya gangguan tersebut. 

Insomnia terjadi pada saat Anda belum tidur atau merasa sulit untuk tidur di malam hari, sedangkan parasomnia terjadi pada saat masuk dalam fase tidur. 

Tapi, apakah orang yang mengalami insomnia juga bisa mengalami parasomnia? 

Hal ini mungkin saja terjadi, tapi sangat jarang. Ketika hal ini terjadi, berarti ada yang salah dalam diri orang tersebut, entah kesehatan fisiknya maupun mentalnya.

Bagaimana Cara Mengatasi Parasomnia?

Apakah parasomnia bisa diatasi? 

Tentu saja, gangguan tidur ini bisa Anda kurangi atau hilangkan. Untuk mengurangi gangguan ini, Anda bisa menerapkan kebiasaan yang baik sebelum tidur.[2] Kondisi emosional dan lingkungan tempat tidur bisa memengaruhi munculnya gangguan tidur ini.

Salah satu cara agar Anda tidak mengalami parasomnia adalah tidur senyaman mungkin. Tidur nyaman yang dimaksud tidak hanya posisi tidur saja tapi juga tempat tidurnya.

Tempat tidur yang nyaman akan membuat Anda menjadi lebih nyenyak tidur dan terhindar dari gangguan mimpi buruk yang bisa menyebabkan parasomnia. Oleh karenanya, pilih tempat tidur terbaik.

Rekomendasi tempat tidur terbaik hanya Domibed. Domibed terbuat dari bahan terbaik yang akan membuat Anda merasa nyaman dan nyenyak ketika tidur. Kasur ini juga tersedia dalam banyak ukuran sehingga cocok untuk semua ukuran ruangan.

Nah, setelah tahu bahwa parasomnia adalah gangguan tidur yang bisa mengurangi kenyamanan beristirahat, pastikan Anda segera mengatasinya dengan tepat. Selain itu, putar lagu pengantar tidur favorit agar tidur bisa lebih nyenyak dan gunakan kasur, serta bantal dan guling nyaman dari Domibed agar tidur Anda berkualitas.

×