Hampir sepertiga waktu setiap harinya kita habiskan untuk tidur. Namun, tidak banyak yang tahu tentang penemu kasur serta sejarah perkembangannya hingga  memiliki bentuk seperti yang kita ketahui saat ini.

Siapa sangka, cikal bakal kasur sudah ada sejak puluhan juta tahun lalu. Sejak saat itu, bentuk dan material penyusun kasur pun mengalami banyak perubahan. Bagaimana ‘perjalanan’ benda satu ini? Ini detailnya.

Cikal Bakal Kasur; Dari Zaman Prasejarah hingga Sekarang

Untuk memahami bagaimana kasur tercipta, tentu kita harus memulainya dengan pemahaman tentang bagaimana manusia tidur. Mari telusuri dari awal;

Kasur di Era Sebelum Prasejarah dan Penemuan Kasur Pertama

Kapan kasur ditemukan? Untuk menjawabnya, mari tarik imajinasi hingga ke masa puluhan juta tahun lalu. Siapa sangka, cikal bakal manusia sudah mengenal kasur di jaman tersebut. Namun, tentu saja bukan dalam bentuk yang umum saat ini.

Kecenderungan manusia untuk tidur dengan nyaman sudah muncul bahkan sejak masa sebelum prasejarah, tepatnya di zaman miosen. Di masa itu, nenek moyang manusia menggunakan ranting atau dedaunan sebagai alas tidur.

Meski begitu, penemuan alas yang dipercaya merupakan ide awal dari kasur baru ditemukan 77 ribu tahun yang lalu di Afrika. Alas tidur tersebut terbuat dari rerumputan dan dedaunan, memiliki tinggi sekitar 30 cm, dan lebar sekitar 150 cm.

Inovasi Alas Tidur di Era Sebelum Masehi

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi seiring waktu tentu membuat bentuk kasur pun mengalami perubahan.

Misalnya saja, di era 3000-1000 SM, bangsa Mesir kuno sudah menggunakan dipan kayu yang berlapis perhiasan dan emas. Di masa tersebut, kasur menjadi simbol status sosial kalangan berada.

Bangsa Persia juga menunjukkan kemajuan yang sama pada bangsa Persia dan Romawi Kuno yang sudah menggunakan kasur yang terbuat dari kulit binatang. Kasur tersebut diisi dengan berbagai material, misalnya rumput, wol, atau air. Tak hanya itu, dipannya pun berhiaskan perunggu, perak, bahkan emas.

Kasur Sebagai Status Sosial dan Kemunculan Headboard

Memasuki era masehi, tepatnya di abad 5-14, fungsi kasur sebagai status sosial masih bertahan. Hal tersebut juga terlihat pada penggunaan headboard yang mulai populer. Di zaman tersebut, headboard kasur memiliki ukiran yang artistik dan cermat.

Selanjutnya, kemakmuran serta kemajuan iptek di masa Renaissance pun memberikan pengaruh signifikan terhadap bentuk kasur. Di masa tersebut, bentuk kasur sudah mirip dengan kasur masa kini. Selain itu, orang-orang di zaman ini juga sudah mengenal konsep kamar dengan menyediakan ruangan khusus untuk kasur.

Kemunculan Spring Bed

Salah satu bentuk kasur yang masih populer hingga saat ini adalah kasur inner spring, alias spring bed. Siapa penemu kasur ini?

Sesuai namanya, kasur spring bed terbuat dari susunan pegas / per yang ditutupi oleh wol atau bahkan rambut kuda. Inovasi ini pertama kali muncul pada tahun 1871 oleh Heinrich Westphal, pemuda berkebangsaan Jerman. Sayangnya, penemuannya ini tidak langsung populer, melainkan baru merebak di pertengahan abad 19.

Kasur Latex, Foam, dan Kasur Hybrid

Inovasi kasur di abad 19 tidak hanya berhenti di spring bed saja, namun juga dilengkapi dengan kemunculan kompetitornya, yakni latex dan busa, alias foam.

Kemunculan latex diprakarsai oleh John Boyd Dunlop pada tahun 1926. Inovasi ini sempat merajai pasaran lantaran kasur latex merupakan kasur yang bagus dan awet. Meski begitu, kejayaan tersebut mulai menurun berkat kemunculan polyurethane foam di tahun 1937.

Selain itu, kemunculan memory foam 4 dekade kemudian membuat opsi material kasur semakin beragam. Bahkan, saat ini juga sudah ada kasur hybrid yang mengombinasikan berbagai material pembuat kasur. Misalnya saja, kasur latex dan memory foam atau kasur busa dengan spring bed.

Munculnya Inovasi Praktis; Bed-In-A-Box

Jika dulu konsumen harus menggotong kasur yang besar dan berat saat membeli kasur, maka sekarang ada inovasi baru bernama bed-in-a-box.

Sesuai namanya, inovasi ini memungkinkan konsumen membeli kasur yang sudah terbungkus rapi di dalam kotak yang berukuran lebih kecil daripada kasur aslinya. Saat keluar dari kotak, kasur akan mengembang sendiri hingga mencapai bentuk aslinya.

Meski kotaknya berukuran kecil, manfaat dari kasur in-a-box tidaklah main-main. Bahkan, beberapa tipe bed-in-a-box menggunakan material berkualitas, salah satunya adalah Bliss Mattress Domi.

Bliss Mattress dari Domi merupakan kasur in-a-box yang terbuat dari material berkualitas. Misalnya saja penggunaan Open-Cell Memory Foam serta High Density Quantum Base Foam yang kokoh serta mampu menopang dan mengikuti lekuk tubuh dengan baik guna meminimalisir rasa pegal.

Selain itu, penggunaan Pocket Spring membuat Bliss Mattress tidak mudah terguncang sehingga tidur Anda tak mudah terganggu akibat goyangan. Dikombinasikan dengan Natural Latex dan Bamboo Fabric, kasur ini juga bersifat hypoallergenic serta terasa lembut dan sejuk di kulit.

Memang, sejauh ini belum diketahui siapa penemu kasur sesungguhnya. Meski begitu, inovasi terkait kasur pasti akan terus muncul. Nah, jika sekarang Anda membutuhkan kasur inovatif berkualitas tinggi, Domi solusinya.

×