Apakah Anda pernah tidak bisa bergerak dan bicara sama sekali saat terbangun dari tidur? Orang tua zaman dulu menyebutnya sebagai ketindihan. Menurut mereka, hal ini terjadi karena ada hantu yang tidur di atas tubuh. Tapi, benarkah hantu adalah alasan ketindihan saat tidur?

Kalau dilihat dari ciri-ciri ketindihan saat tidur, sangat masuk akal jika banyak orang mengaitkannya dengan hantu. Pasalnya, di situasi ini Anda sering kali melihat ada orang lain di dalam kamar. Kadang-kadang, orang itu terasa seperti menindih Anda sehingga muncul rasa takut, panik, dan sebagainya.

Meskipun sering dikaitkan dengan hal-hal mistis, sebenarnya ada penjelasan ilmiah soal fenomena ini. Karena itu, ayo pelajari lebih jauh tentang macam-macam, pemicu, dan cara mencegahnya!

Mengulik Mitos dan Fakta soal Ketindihan

Meskipun mitos ketindihan sangat berkaitan erat dengan hal mistis, namun sebenarnya fenomena satu ini cukup umum terjadi. Sekitar 7,6% dari populasi global setidaknya pernah mengalaminya satu kali seumur hidup.[1] Beberapa dari mereka bahkan merasakannya lebih dari satu kali.

Dalam bahasa medis, fenomena ini dikenal dengan nama sleep paralysis. Biasanya terjadi di fase REM (Rapid Eye Movement). 

Selama fase ini, semua otot tubuh Anda akan mengalami relaksasi total sehingga tidak bisa bergerak sama sekali. Namun, saat sleep paralysis, otak Anda tiba-tiba aktif. Akibatnya, otak Anda terkadang mengalami halusinasi visual. Sekitar 75% orang yang mengalami ketindihan mengalaminya.[2] 

Ada tiga kategori halusinasi yang umum terjadi, yaitu:

  • Sleep paralysis demon (ketindihan setan), terjadi ketika ada orang atau makhluk lain yang dianggap berbahaya. Hal ini memicu perasaan tertekan pada toraks dan membuat Anda tidak bisa bicara. Sering kali hal ini disertai oleh rasa cemas dan mati rasa.[3]
  • Incubus hallucination, terjadi ketika ada orang yang seolah-olah menindih tubuh Anda dan membuat dada terasa sesak. 
  • Vestibular-motor hallucination, terjadi ketika tubuh seakan terbang atau jiwa keluar dari raga. 

Macam-Macam Ketindihan

Setelah tahu mitos dan faktanya, kini saatnya untuk mengenal apa saja Macam-macamnya. Setidaknya ada 2 jenis ketindihan yang umum di dunia medis, yaitu:

  • ISP, biasanya hanya terjadi sesekali. Semua orang bisa merasakan ketindihan yang satu ini tanpa harus punya gangguan tidur lain.
  • RISP, biasanya terjadi berulang kali. Hanya orang yang punya gangguan tidur saja yang bisa merasakan ketindihan ini, misalnya narkolepsi.

Pemicu Ketindihan

Sebenarnya, penyebab ketindihan saat tidur itu sangat beragam. Namun, pemicu yang paling umum adalah:

1. Stres dan Kelelahan

Ketika merasa stres dan lelah, Anda lebih rentan mengalami ketindihan daripada saat sedang normal. Hal ini biasanya terjadi gara-gara ada gangguan pada siklus tidur normal. Jika biasanya Anda tidur 7-8 jam sehari, ketika siklusnya terganggu Anda sangat mungkin mengalami fenomena ini. 

2. Mengalami Masalah Mental

Selain itu, Anda juga lebih rentan mengalami ketindihan jika punya masalah mental. Faktanya, 31,9% pasien psikiatri pernah mengalami fenomena ini setidaknya satu kali.[1] Selain karena tidur yang kurang berkualitas, halusinasi juga lebih rentan terjadi. 

3. Punya Gangguan Tidur Narkolepsi

Orang yang punya gangguan tidur narkolepsi sering kali memasuki fase REM lebih cepat dari orang lain. Jika pada situasi normal Anda bisa masuk ke fase REM setelah 60-90 menit, maka orang yang punya narkolepsi bisa masuk ke fase tersebut dalam waktu 15 menit.[4] Jadi, lebih rentan mengalami ketindihan.

Tips Mencegah Ketindihan

Jika Anda penasaran tentang apakah ketindihan itu berbahaya, maka jawabannya adalah tidak. Namun, jika terjadi secara berulang, ini tentu bisa mengganggu kualitas tidur Anda. Hasilnya, Anda merasa lelah dan tidak fit setelah bangun tidur.

Karena itu, ada beberapa cara mengatasi ketindihan saat tidur, yaitu:

  • Jangan panik dan jangan paksakan untuk bergerak karena bisa membuat halusinasi semakin parah. 
  • Coba atur napas dan biarkan tubuh tetap rileks, anggap bahwa semua halusinasi yang terjadi hanya mimpi belaka. 
  • Jaga pola tidur, setidaknya 7-8 jam perhari dan usahakan untuk tidur di waktu yang sama setiap hari. 
  • Kurangi konsumsi kopi, teh, dan kafein lain. 
  • Segera konsultasikan dengan dokter jika memiliki narkolepsi atau gangguan tidur lain, jangan sampai fenomena ini mengganggu aktivitas Anda sehari-hari. 
  • Segera cari distraksi ketika sedang stress. 
  • Buat manajemen waktu yang baik, jangan sampai Anda mengalami kelelahan kronis. 
  • Ciptakan suasana tidur yang nyaman. 
  • Pilih tempat tidur yang berkualitas.

Mengingat kebutuhan Anda akan tempat tidur yang berkualitas, Domi punya solusinya. Solusinya adalah Cloud Hybrid, yang memberikan sensasi seperti tidur di atas awan. Pas untuk Anda yang produktif dan butuh tidur nyenyak sepanjang malam. Kasurnya empuk dan mampu memberi support yang ideal. 

Tidur di kasur ini bisa menjadi salah satu cara mencegah ketindihan saat tidur. Pasalnya, kualitas tidur Anda membaik dengan kombinasi quilted ultra soft cover, hybrid comfort foam, green tea latex, memory foam, 18cm pocket spring, dan beberapa foam berkualitas lain. Jadi, ayo coba kasur Cloud Hybrid sekarang juga!