Rata-rata, manusia menghabiskan sekitar ⅓ waktu mereka untuk tidur di setiap hari. Tujuannya adalah untuk istirahat, recharge energi, serta menjaga kesehatan mental dan fisik. Sadar atau tidak, pemilihan jenis kasur sangat berpengaruh pada hal ini. Jika nyaman, waktu istirahat pun akan lebih berkualitas. 

Kehadiran kasur atau matras sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Sekitar 77.000 tahun yang lalu, nenek moyang manusia sudah mengenal tempat tidur. Hanya saja, pada saat itu bentuknya berupa cekungan di gua. Mereka tidur dengan rumput untuk menghindari serangan tungau dan serangga lainnya.[1]

Jika pada tahun 3000 SM atau sekitar 5.000 tahun lalu bahannya hanya terbuat dari kulit binatang atau kain, kini ada banyak jenis bahan kasur yang bisa Anda pilih. Yuk, kenali jenis kasur yang ada di pasaran saat ini beserta kelebihan, kekurangan, dan tips merawatnya!

1. Kapuk

Bisa dibilang, kapuk adalah bahan pembuat matras paling tua yang masih eksis hingga sekarang. Hanya saja, kini kehadirannya semakin jarang. Hal ini karena kehadiran bahan matras lain yang lebih modern mengikuti zaman. 

Kelebihan matras ini adalah harganya yang murah. Matrasnya juga cukup nyaman ketika masih baru, dengan tingkat firmness yang variatif. Ada yang sangat empuk, namun tidak sedikit matras kapuk yang kencang dan padat.

Untuk cara merawatnya, Anda perlu sering mengganti kapuknya jika ingin tetap merasa nyaman, setidaknya 3 tahun sekali. Cara mengurusnya pun relatif sulit karena matras tidak bisa dicuci, hanya bisa dijemur saja. Permukaan matrasnya juga rentan terkena debu, jamur, bakteri, tungau, dan alergen lain.

2. Angin

Matras berbahan angin sangat pas untuk travelling, mengingat bisa dikempeskan dan dipompa ulang. Jadi, relatif mudah untuk Anda bawa ke mana-mana. Hanya saja, biasanya matras terasa keras dan kurang nyaman. Tidak cocok untuk Anda yang rentan sakit leher dan sakit punggung.  Jenis ini mudah dibersihkan dan dicuci.

3. Busa

Sama seperti matras angin, matras yang terbuat dari busa (poliuretan) juga relatif ringan. Hanya saja, matras jenis ini kurang cocok untuk traveling. Namun, jika dinilai dari segi kenyamanan, kasur busa jelas punya nilai lebih. Sebab, teksturnya tidak sekeras dan sepadat kasur angin. 

Sayangnya, matras jenis ini kurang bisa menopang tubuh. Seringkali, tubuh Anda tenggelam saat berbaring di matras busa. Bahannya juga kurang awet dan rentan rusak. Biasanya, Anda perlu mengganti matras 3-5 tahun sekali agar tidur tetap terasa berkualitas. 

4. Memory Foam

Sebenarnya memory foam juga termasuk jenis kasur busa, karena terbuat dari poliuretan viskoelastik. Hanya saja, ada karakteristik khusus yang tidak bisa Anda temukan di matras busa biasa. Karakteristiknya adalah bisa mengikuti kontur tubuh, sehingga terasa seakan-akan sedang “memeluk”. 

Inilah yang menjadikannya lebih baik dari matras busa biasa karena daya topang dan pressure-nya lebih presisi. Hal ini bisa mencegah tubuh sakit dan pegal saat bangun. Hanya saja, matras berbahan busa memori seringkali memerangkap panas, sehingga kurang cocok untuk Anda yang tidak suka panas.

5. Spring Bed

Secara garis besar, matras ini juga terbuat dari busa. Namun, ada tambahan pegas di kasur spring bed yang bisa menambah daya topang dan menimbulkan kesan bouncy. Titik pressure-nya juga presisi, sehingga bisa mencegah sakit bahu, leher, dan punggung.

Matras jenis ini biasanya juga lebih tahan lama. Anda tidak perlu menggantinya selama belasan tahun. Hanya saja, jenis ini kurang pas untuk Anda yang tidak suka banyak bergerak dan suara berisik. Ukurannya pun besar dan berat, sehingga relatif sulit untuk dipindahkan.

6. Latex

Selanjutnya ada kasur latex, yang terbuat dari getah pohon karet. Popularitas matras ini sedang naik daun dalam beberapa tahun ke belakang. Sebab, matras berbahan latex bisa memberi kenyamanan ekstra: selain ampuh menyokong tubuh, bahannya juga antialergen dan antipanas.

Jadi, Anda tidak perlu khawatir merasa kepanasan selama berbaring di matras ini. Pemeliharaannya pun relatif simpel, mengingat matras ini tidak mudah terkena debu, jamur, bakteri, dan tungau. 

Rata-rata matras berbahan latex punya ketebalan yang relatif tipis. Jadi, fungsinya akan terasa lebih maksimal jika Anda mengombinasikannya dengan jenis matras yang lain.

7. Hybrid

Banyak orang pasti setuju jika hybrid adalah jenis kasur terbaik yang ada saat ini. Sebab, hybrid merupakan perpaduan dua jenis matras atau lebih sehingga kelebihannya pun ada banyak.

Harganya memang relatif mahal jika Anda bandingkan dengan jenis-jenis matras yang lainnya. Namun, sangat worth it karena kasur hybrid bisa membuat Anda beristirahat dengan lebih berkualitas. Perpaduan hybrid yang terbaik adalah latex dan memory foam serta latex dan spring bed.

Salah satu jenis kasur hybrid terbaik adalah Plush Hybrid Mattress dari Domi. Selain itu, masih banyak pilihan matras nyaman di Domi yang worth it untuk Anda coba. Yuk, eksplorasi pilihannya dari sekarang untuk menemukan matras yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda!